Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI berupaya meningkatkan pendapatan perusahaan dengan mengoptimalkan lini bisnis angkutan barang. Pasalnya, bisnis angkutan barang kini menjadi sumber pendapatan utama KAI.
"Pada Semester 1 2020, pendapatan dari Angkutan Barang mencapai 43 persen dari total pendapatan KAI," ujar Vice President Public Relations KAI Joni Martinus dalam siaran pers KAI, Rabu, 2 Agustus 2020.
Upaya KAI memaksimalkan bisnis angkutan barang melalui berbagai langkah tersebut, kata dia berhasil meningkatkan volume angkutan barang pada Agustus 2020 yang mencapai 3,9 juta ton. Angka tersebut meningkat sebesar enam persen dibanding Juli sebesar 3,7 juta ton.
Salah satu yang mendominasi angkutan barang KAI, kata dia adalah angkutan batu bara. Dalam catatannya, pada Agustus 2020 angkutan baru bara mencapai 72 persen atau 2,8 juta ton dari total angkutan barang KAI.
Dengan rincian, pada Agustus 2020 volume angkutan batu bara naik 8 persen menjadi 2,8 juta ton ketimbang Juli yaitu 2,7 juta ton.
"Konsumsi industri yang semakin meningkat membuat angkutan batu bara kembali stabil, setelah sempat turun pada titik terendah yaitu hanya 2 juta ton pada bulan Juni 2020," ujarnya.
Kenaikan angkutan barang KAI juga terjadi di berbagai komoditi lain. Adapun angkutan barang yang naik, yaitu angkutan semen naik 10 persen menjadi 368 ribu ton dari 333 ribu ton, peti kemas naik 8 persen menjadi 339 ribu ton dari 315 ribu ton, kelapa sawit (CPO) naik 22 persen menjadi 24 ribu ton dari 20 ribu ton, dan bahan bakar minyak (BBM) naik 2 persen menjadi 181 ribu ton dari 178 ribu ton.
"Peningkatan ini juga menunjukkan kembali bergeraknya sektor industri dan perekonomian yang ditunjukkan melalui tumbuhnya pergerakan barang," tuturnya.
Menurut dia KAI akan terus mengoptimalkan layanan angkutan kereta barang sambil terus memulihkan bisnis angkutan penumpang. KAI pun bakal memperluas pasar angkutan barang dengan melakukan berbagai langkah.
Seperti melakukan penandatanganan kontrak baru dengan perusahaan batu bara swasta di Sumatera Selatan, menjajaki rute-rute baru untuk berbagai komoditi, menguji coba integrasi first mile dan last mile untuk angkutan retail, dan berbagai langkah lainnya untuk peningkatan volume angkutan barang.
"Melalui angkutan barang, KAI turut mendukung pemulihan perekonomian nasional dengan menghadirkan layanan distribusi logistik yang ramah lingkungan, cepat, tepat waktu, aman, dan dapat diandalkan," kata dia. []