Bantaeng - Imbauan pemerintah yang mengakibatkan aktivitas warga terbatas, berimbas pada omzet pedagang di Bantaeng, Sulawesi Selatan, menurun.
Hari ke empat imbauan bagi masyarakat Bantaeng untuk sebisa mungkin mengurangi aktivitas di luar rumah akibat pandemi virus corona. Jalan-jalan mulai lengang dan pusat keramaian seperti pasar sentral menjadi sepi.
"Mulai kemarin sepi sekali, jarang sekali orang lewat," kata Aprilia, salah seorang pedagang di Pasar Sentral Bantaeng yang ditemui Tagar pada Sabtu, 21 Maret 2020.
Bisa rugi kalau begini terus
Menurut Aprilia, hal itu juga berpengaruh pada menururnya penghasilan para pedagang.
"Biasanya jam 11 siang itu sudah ada dua atau tiga orang pembeli, sekarang tidak ada sama sekali karena tidak ada orang yang lewat-lewat. Bisa rugi kalau begini terus," kata Aprilia, pedagang sendal dan sepatu.
Dia menyebut, kemungkinan besar pembeli hanya mampir di sentra penjualan bahan pokok seperti beras, gula dan garam, serta di sentra penjualan ikan dan sayur.
Di sisi lain, saat ini diketahui harga beberapa bahan makanan di pasar sangat mahal. Hal itu juga diperkirakan menjadi penyebab rendahnya minat orang-orang menuju pasar.
"Yang naik itu harga gula pasir, minyak goreng, dan bawang putih," sebut Kasma, salah satu pengunjung pasar sentral.
Diketahui harga gula pasir naik dari Rp 13 ribu per liter menjadi Rp 16 ribu per liter. Minyak goreng Rp 12 ribu per liter menjadi Rp 15 ribu per liter.
Bawang putih yang sering diecer seharga Rp 5 ribu per tiga siung, saat ini hanya mendapat dua siung saja.
"Sekarang apa-apa mahal harganya, untuk beli bahan pokok saja kita sudah berpikir apalagi mau belanja pakaian, sepatu, tas nantilah itu," tutur Kasma.[]