Edhie Baskoro: Jangan Diadu-adu Saya dengan Mas AHY

Edhie Baskoro Yudhoyono menyatakan jajaran pengurus mendukung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (kanan). (Foto: Tagar/Instagram)

Jakarta - Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono menyatakan jajaran pengurus Partai Demokrat termasuk dirinya kompak dan bersatu untuk mendukung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai ketua umum.

Pria yang karib disapa dengan Ibas itu melontarkan pernyataannya menyusul adanya wacana menggelar Kongres Luar Biasa Partai Demokrat dan menggandengkan Moeldoko sebagai ketua umum serta Ibas sebagai sekretaris jenderal.

"Jajaran pengurus Partai Demokrat, pusat dan daerah, termasuk saya, kompak dan bersatu untuk menghadapi Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan PD yang sah," cuit Ibas di akun Twitter, dilihat Tagar, Sabtu, 27 Februari 2021.

Ibas menegaskan kesetiaannya kepada sang kakak untuk tetap sebagai pimpinan puncak Partai Demokrat. Dan dia meminta agar jangan ada pihak yang mengadu-adu dirinya dengan AHY.

"Kami juga setia dan mendukung penuh Ketua Umum AHY. Jangan diadu-adu antara saya dengan Mas AHY yang juga kakak saya sendiri," tegasnya.

Sementara itu, dikutip dari berita Tagar sebelumnya, Partai Demokrat memecat sejumlah kader partai tersebut menyusul konflik yang tengah terjadi di internal partai besutan SBY tersebut.

Salah satu yang dipecat adalah Ketua DPR RI 2009-2014 Marzuki Alie. Dia satu dari tujuh kader yang dipecat, mengaku akan menempuh jalur hukum.

Marzuki juga melakukan serangan balik dengan rencana melaporkan Agus Harimurti Yudhoyono beserta orang-orang yang memfitnahnya terlibat isu kudeta.

"Kami pasti tegakkan. Artinya kami dari sisi itu, yang harusnya dipecat itu dia. Kami akan lakukan itu (upaya hukum). Nggak mungkin nggak lah. Kami tunggu SK-nya. Kalau nggak ada SK-nya, bohong aja. Itu satu, yang memfitnah saya akan laporkan," terang Marzuki, Jumat, 26 Februari 2021.

Saya katakan dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat not for sale!

"Yang memfitnah, kan termasuk Agus (AHY). Sudah ada indikasinya 6 tahun, sudah tidak aktif. Tinggal mengumpulkan aja kok, jejak digitalnya banyak kok," lanjut mantan Sekjen Demokrat era Anas Urbaningrum itu.

Marzuki Alie bersama enam anggota Partai Demokrat mendapat sanksi pemecatan atau pemberhentian tetap dengan tidak hormat dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat pada Jumat, 26 Februari 2021.

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebutkan enam anggota lainnya, yakni Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, dan Ahmad Yahya.

Lewat video berdurasi 39 menit di kanal Youtube Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan partai besutannya itu tidak akan gentar menghadapi isu kudeta.

Baca juga:

"Ada gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat, selanjutnya kita sebut GPK PD yang ingin mengambil alih kepemimpinan partai yang sah. Gerakan ini hakikatnya ingin mendongkel dan merebut kepemimpinan partai yang sah. Kemudian menggantinya dengan orang luar yang bukan kader demokrat, yang bersekongkol dengan segelintir kader dan mantan kader yang bermasalah," kata SBY.

"Pada kesempatan ini, bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat, saya katakan dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat not for sale! Partai kami bukan untuk diperjualbelikan, meskipun Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi. Kami tidak tergiur dengan uang Anda berapapun besarnya," tegas SBY lewat video yang diunggah Rabu, 24 Februari 2021.[]

Berita terkait
Profil Partai Demokrat, Prahara SBY Vs Moeldoko
Partai Demokrat merupakan salah satu partai politik di Indonesia yang dibentuk pada 9 September 2001 dan disahkan pada 27 Agustus 2003.
Profil Partai Demokrat yang Sedang Diterpa Isu Kudeta AHY
Partai Demokrat diterpa isu kudeta, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, dituding ingin menggulingkan AHY. Ini profil pertai berlambang Mercy itu.
Survei: Elektabilitas Demokrat Melesat, PDIP Anjlok
Elektabilitas Partai Demokrat, PKS, dan PSI mengalami kenaikan, sedangkan PDIP anjlok.