Duduk Perkara Pasien Tolak Dibawa ke RS Corona Kudus

Dinas Kesehatan Kudus mengungkap kronologi pasien demak yang menolah dibawa ke RSUD rujukan virus corona di Kudus.
Kepala Bidang Penanggulangan dan Pancegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Nasiban membeber kronologi pasien Demak yang menolak dibawa ke RS rujukan penanganan virus corona di Kudus.(Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Duduk perkara pasien yang diduga suspect corona menolak dibawa ke RSUD dr Loekmono Hadi Kudus akhirnya menemukan titik terang. Ternyata ada kesalahpahaman antara pihak pasien dengan dokter RS Mardirahayu yang melakukan penanganan awal.    

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Penanggulangan dan Pancegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Nasiban. Dari hasil pelacakan Satgas Covid-19 Kudus bersama Satgas Covid-19 Demak, pasien tersebut berasal dari Kabupaten Demak. 

Kepada Tagar, Nasiban menceritakan beberapa waktu lalu yang bersangkutan pernah menjadi pasien rawat inap di RS Mardirahayu, dengan keluhan penyakit tifus. Pada Minggu siang, 15 Maret 2020, pasien itu bersama keluarganya datang kembali ke rumah sakit untuk kontrol.

Dari kronologi kejadian, pasien tipis dimungkinkan mengidap Covid-19.

Kebetulan, saat kontrol, pasien mengalami gangguan saluran pernapasan berupa demam dan batuk. Ketika ditanya oleh dokter, mengenai riwayat perjalanan ke luar negeri, pasien mengaku pernah umrah dan singgah di salah satu negara terjangkit corona, yakni Australia.

Mendengar pernyataan ini, tim medis rumah sakit tersebut berencana merujuk pasien ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. Sebab ada indikasi yang bersangkutan mengalami gejala penyakit mirip terjangkit virus corona dan punya riwayat perjalanan ke luar negeri. Dirujuk ke RSUD Loekmono lantaran rumah sakit pelat merah itu merupakan rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di eks Karesidenan Kabupaten Pati.

"Kesalahpahamannya di sini. Jadi pasien tersebut melakukan umrah dan singgah di Australia dua bulan lalu. Sedangkan keluhan demam dan batuknya baru dirasakan beberapa hari ini," ujar Nasiban, Senin, 16 Maret 2020. 

Keterangan ini, kata dia, didapat dari istri pasien yang diketahui berjualan daging di salah satu pasar tradisional di Kudus. Istri pasien juga menuturkan, jika suaminya telah terbang ke Jakarta untuk bekerja.

Selain itu, Satgas Covid-19 juga berkeyakinan pasien tersebut tidak terpapar virus corona. Yang bersangkutan selama ini juga tidak masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

"Dari kronologi kejadian, pasien tipis dimungkinkan mengidap Covid-19. Karena dia tidak pernah berinteraksi maupun bersentuhan langsung dengan penderita Covid-19. Riwayat perjalanannya juga tidak mendukung pasien sebagai ODP corona," kata Nasiban.

Sementara itu, perwakilan RS Mardirahayu Kudus, dr. Yuliana Wara mengatakan hasil uji laboratorium yang dilakukan kepada pasien tidak mendukung penetapan suspect Covid-19. "Pasien tersebut bukan suspect corona," ujar dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
Pasien Demak Diduga Corona Tolak Dirujuk ke Kudus
Seorang pasien asal Demak, diduga suspect virus corna, menolak dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi Kudus.
Kegalauan Orang Tua di Kudus Sikapi Libur Corona
Kenapa orang tua di Kudus galau menyikapi kebijakan libur sekolah 14 hari karena virus corona?
Dandim Kudus Tekankan Peserta TMMD Preventif Corona
Dandim 0722/Kudus meminta kepada peserta TMMD untuk mensosialisasikan juga kepada warga pencegahan virus corona.