Bandung - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengusulkan dua tokoh asal Jawa Barat yakni Alm KH Muhyiddin dan Pengusulan Ulang Alm Prof KH Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional.
Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, pengusulan kedua tokoh tersebut sebagai pahlawan nasional merupakan bentuk pengakuan dan apresiasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat atas jasa dan karya mereka. Apalagi, para ulama punya peranan penting dalam pembangunan manusia.
"(Mereka) bisa membangkitkan semangat para pejuang di masa perjuangan dahulu. Wajar kalau para kiai, para ulama, diberikan penghargaan, yaitu label pahlawan nasional,” kata dia saat membuka Seminar Pengusulan Alm KH Muhyiddin dan Pengusulan Ulang Alm Prof KH Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional via video conference di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu, 22 April 2020.
Kang Uu, sapaan Uu Ruzhanul Ulum, pun berharap selain dua tokoh tersebut, akan ada tokoh-tokoh asal Jawa Barat lainnya yang mendapatkan penghargaan atas jasa dan perjuangannya. Maka itu, ia meminta pemerintah kabupaten atau kota untuk berperan aktif mengusulkan tokoh daerah menjadi pahlawan nasional. "Saya secara pribadi sangat mendukung dan mengapresiasi tokoh- tokoh besar apalagi dari komunitas pesantren dari kalangan kiai untuk diberi gelar pahlawan nasional,” harap dia.
Sementara itu, Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Daud Achmad mengatakan, seminar dilaksanakan sebagai salah satu prasyarat agar seorang tokoh bisa diusulkan untuk mendapat gelar pahlawan nasional. "Di tengah pandemi Covid-19 dengan mengikuti anjuran physical distancing. Seminar Nasional Pengusulan Pahlawan Nasional asal Jawa Barat, KH Muhyiddin dari Kabupaten Subang dan KH Anwar Musaddad dari Kabupaten Garut, dilaksanakan dengan video conference," kata Daud.
Daud menjelaskan, KH Anwar Musaddad adalah pejuang kemerdekaan asal Garut, pendiri sekaligus rektor pertama Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati Bandung. Anwar Musaddad juga pendiri pondok pesantren dan yayasan pendidikan Al Musaddadiyah Garut. Sedangkan, KH Muhyiddin merupakan salah seorang ulama ternama asal Jawa Barat yang pada era penjajahan Belanda terlibat dalam perjuangan merintis, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Dia juga telah mendirikan delapan pesantren yang tersebar di Subang, Purwakarta, dan Sumedang.
“Maksud dan tujuan (seminar) adalah memenuhi salah satu persyaratan calon pahlawan nasional. Maka harus diselenggarakan seminar nasional yang dihadiri unsur Kemensos. Inilah bentuk penghargaan pemerintah Jabar atas jasa dan perjuangan Kh. Muhyiddin dan Kh. Anwar Musaddad dalam memperjuangkan kemerdekaan melibatkan unsur ulama dan pesantren," jelas dia.
Guru Besar Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Nina Herlina Lubis, yang ikut dalam seminar tersebut, mengatakan bahwa KH Muhyiddin ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan. "Tidak hanya bergabung dengan Hizbullah, KH Muhyiddin pun menjadikan pesantren Pagelaran I (Tanjung Siang) sebagai markas pelatihan dan penggemblengan mental bagi para pejuang Hizbullah," kata Nina.
Pada masa penjajahan Belanda, KH Muhyiddin juga dikenal memimpin para pejuang untuk menyerang garis pertahanan Sekutu di Bandung Utara. "Dengan banyaknya catatan sejarah, seminar dan kajian para sejarawan bisa mengangkat KH Muhyiddin sebagai pahlawan nasional dari kalangan ulama," katanya. []