Dua Pabrik Dicurigai Pembuang Limbah Drum di BKB

Dua pabrik ditengarai terkait dengan limbah misterius yang dibuang di bantaran Sungai Banjir Kanal Barat Semarang.
Limbah padat berbentuk drum dipindahkan ke TPA Jatibarang, Rabu 10 Juli 2019. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Dua pabrik ditengarai terkait dengan limbah misterius yang dibuang di bantaran Sungai Banjir Kanal Barat (BKB), Kelurahan Manyaran, Semarang Barat, Kota Semarang.

Karenanya Pemkot Semarang melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) masih melakukan pendalaman guna mengetahui pelaku dan pemilik limbah.

"Ada dua pabrik minyak yang akan kami panggil," kata Kabid Penegak Peraturan Perundang-undangan Daerah (PPUD) Satpol PP Kota Semarang Marthen Dacosta, Rabu 10 Juli 2019.

Dacosta tidak merinci lebih jauh pabrik yang dimaksud, termasuk di mana lokasi pabrik. Ia hanya menyatakan jika memang bukan pelaku atau pemilik limbah, setidaknya dua pabrik itu bisa memberi petunjuk asal muasal limbah padat berbentuk drum tersebut.

Sebab secara fisik, limbah mirip sejenis minyak jenuh yang sudah beku. Tidak berbau namun terasa gatal jika tersentuh kulit.

Pantauan di lapangan, sejumlah limbah drum sudah mencair. Dimungkinkan karena terkena panasnya terik matahari lantaran diletakkan begitu saja di lahan terbuka, berjarak beberapa meter dari bibir Banjir Kanal.

Malah ada limbah yang sudah terserap ke tanah, membuat tanaman di sekitar mati. Dan air sungai di sekitar lokasi mulai tercemar meski kadarnya masih di bawah ambang batas air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal.

Lebih lanjut soal penyelidikan, Satpol PP juga akan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah guna mengetahui kemungkinan pabrik di luar Semarang yang menghasilkan limbah sejenis.

“Untuk memetakan industri di Jawa Tengah yang sesuai dengan jenis limbah tersebut," kata dia.

Sementara itu, limbah-limbah yang berserakan di bantaran BKB mulai dievakuasi ke tempat lain yang lebih aman. Limbah itu dibawa menuju tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang, Ngaliyan, menggunakan satu unit ekskavator dan diangkut dengan dua unit truk milik Dinas Lingkungan Hidup.

Untuk limbah yang yang sudah mencair dikeruk dan diurug dengan tanah. Agar tidak meresap lebih dalam ke tanah dan mencegah masuk ke air sungai.

"Banyak yang sudah mencair, tadinya ratusan dalam bentuk cetak drum, tapi ini tadi sekira 50-an yang masih padat. Kami evakuasi ke Jatibarang," terang dia.

Ditambahkan, Satpol PP masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium Succofindo guna mengetahui kandungan kimia bahan berbahaya dan beracun (B3) limbah. Hasil penelitian itu akan menentukan tindakan selanjutnya.

"Kami menunggu hasil laboratorium 15 hari ke depan. Lalu apakah hasil itu akan dilakukan penyidikan atau bagaimana nanti koordinasi dengan instansi lain," imbuh dia.

Ketua RT 9 RW 1 Manyaran, Poniman mengatakan limbah sudah ada sejak lebih dari sebulan lalu. "Pas bulan puasa kemarin itu, sekitar pukul 07.00 WIB pagi. Mengaku berisi pakan babi dan akan dibawa ke Solo. Jadi dipersilakan menggunakan tempat itu," kata dia.

Tak disangka dan tanpa sepengetahuan warga, isi dari drum telah dikeluarkan. Drum entah dibawa kemana dan hanya meninggalkan limbah padat berbentuk drum. Janji hendak mengambil kembali ternyata juga tak jelas waktunya.

Informasi dari warga, limbah berasal dari Kalimantan. "Mungkin itu limbah kelapa sawit," tukas Poniman. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.