Dua Ketakutan Mahasiswa Aceh di Wuhan China

12 mahasiswa asal Aceh saat ini masih tertahan di Wuhan, China. Mereka diisolasi di asrama untuk mencegah terjangkit Virus Corona.
Seorang wanita menggunakan masker saat melewati papan pengumumam karantina mengenai kejadian luar biasa virus corona di Wuhan, China di terminal kedatangan bandara Haneda, di Tokyo, Jepang, Senin, 20 Januari 2020. (Foto: Antara)

Banda Aceh - Sebanyak 12 mahasiswa asal Aceh saat ini masih tertahan di Wuhan, China. Mereka diisolasi di asrama untuk mencegah terjangkit Virus Corona yang sedang menyerang Negeri Tirai Bambu.

Saat ini, ada dua hal yang ditakutkan mahasiswa asal Tanah Rencong di Wuhan, China. Pertama, mereka takut terjangkit virus mematikan itu. Kedua, mereka takut kehabisan stok makanan di warung-warung terdekat kawasan mereka tinggal.

Hal tersebut diakui Fadil, satu dari 12 mahasiswa asal Aceh yang sedang menempuh pendidikan di Kota Wuhan, Cina. Saat ini, mereka disarankan untuk tidak ke mana-mana untuk mengantisipasi terkena virus tersebut.

"Sejauh ini yang kami takutkan ada dua hal, terinfeksi Virus Corona dan takut kehabisan stok makanan di warung-warung terdekat," kata Fadil, salah satu mahasiswa Aceh di Wuhan, Cina kepada Tagar, Sabtu, 25 Januari 2020.

Ia menyebutkan, jika virus tersebut tak kunjung reda, maka bisa dipastikan stok makanan di Kota Wuhan semakin menipis bahkan kehabisan. Apalagi, saat ini semua harga bahan pokok di kota tersebut melonjak tinggi hingga lima kali lipat dari harga biasanya.

Kami takutkan ada dua hal, terinfeksi Virus Corona dan takut kehabisan stok makanan di warung-warung terdekat.

"Biasanya beli beras dengan harga Rp 12.000, semenjak kasus ini menjadi Rp 50.000. Mau tidak mau kami tetap membeli bahan pokok makanan untuk kesediaan di kamar, karena selama ini kami selalu masak agar tidak mengonsumsi makanan di luar dan tidak sering keluar kamar," tutur Fadil.

Fadil menyebutkan, 12 mahasiswa asal Tanah Rencong yang masih tertahan di Wuhan saat ini adalah dirinya asal Aceh Utara, Siti Mawaddah asal Pidie, Alfi Rian asal Aceh Utara, Ory Safwar asal Banda Aceh, Siti Sahara asal Aceh Tenggara.

Lalu, Hayatul asal Lhokseumawe, Maisal asal Aceh Besar, Jihadullah asal Banda Aceh, Ita Kurniawati asal Nagan Raya, Agus asal Sabang, Intan Maghfirah asal Banda Aceh, dan Sapriadi asal Aceh Barat.

"Kami pelajar Indonesia dan siapapun di sini sudah pasti terisolasi di Kota Wuhan tidak bisa melakukan dan kegiatan apa-apa untuk mencegah Vius Corona tidak menyebar luas kemana-mana,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri memastikan bahwa hingga saat ini kondisi seluruh mahasiswa dan masyarakat Aceh yang tinggal di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China berada dalam keadaan aman dan terbebas dari virus corona atau yang secara resmi dinamakan 2019-nCoV.

Karena itu, Alhudri masyarakat Aceh yang memiliki kerabat di Wuhan untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi dari pemerintah.

“Saat ini kondisi seluruh mahasiswa dan masyarakat Aceh yang tinggal di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China berada dalam keadaan aman dan terbebas dari Virus Corona,” katanya. []

Berita terkait
Cegah Corona, Pemeriksaan di Bandara Aceh Diperketat
Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh mulai memperketat pemeriksaan penumpang dari luar negeri.
Mahasiswa Aceh di Wuhan Dapat Bantuan Rp. 50 Juta
Stok logistik semakin menipis, Pemerintah Aceh mulai mengirim bantuan kepada mahasiswa Aceh di China karena masih terisolasi akibat virus corona.
12 Mahasiswa Aceh Terisolasi Virus Corona di Wuhan
12 mahasiswa asal Aceh saat ini masih terjebak dengan Virus Corona di Wuhan, China.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)