Lhokseumawe - Sejak Januari hingga Februari 2020, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sebanyak 163 kali bencana alam terjadi di berbagai daerah di Provinsi Aceh.
Jika dikalkulasikan, kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam tersebut telah mencapai Rp 27,9 miliar.
Kebakaran pemukiman paling banyak terjadi di Aceh Besar, Aceh Utara dan Bireuen.
"Rekap bencana sementara pada dua bulan sebanyak itu. Bentuk bencana alam yang terjadi ada beberapa jenis. Kebakaran lahan dan hutan terjadi peningkatan mencapai 52 kali kejadian," kata Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu, 14 Maret 2020.
Menurut Sunawardi, selain kebakaran hutan dan lahan, bencana yang paling banyak terjadi adalah kebakaran permukiman warga dengan angka 34 kali. Kemudian angin puting beliung 12 kali, bencana longsor 6 kali dan banjir 7 kali.
Sedangkan wilayah yang paling banyak diterjang bencana alam awal 2020 adalah Kabupaten Aceh Besar dengan 32 kali kejadian. Disusul Aceh Jaya dengan 22 kali dan Aceh Selatan 13 kali bencana.
"Kebakaran pemukiman paling banyak terjadi di Aceh Besar, Aceh Utara dan Bireuen, masing-masing sebanyak 5 kali kejadian. Sedangkan kebakaran hutan dan lahan juga masih sering terjadi, serta meningkat sebanyak 15 kali kejadian. Di Aceh Jaya 12 kali dan Aceh Selatan 7 kali," tuturnya.
Untuk bencana banjir terjadi 3 kali. Daerah yang paling parah terdampak adalah Kabupaten Pidie dengan korban mencapai 75 jiwa dan merendam 25 rumah. Sedangkan angin puting beliung terjadi sebanyak 6 kali yang berdampak pada 6 rumah dan 1 ruko.
"Jumlah masyarakat yang terdampak bencana di Aceh bulan Februari mencapai 319 jiwa dan 55 orang mengungsi," katanya. []