Drainase Buntu, Jalan di Sumenep Terendam Banjir

Tujuh titik jalan di Sumenep yang mengalami kebanjiran, dan berada di kawasan padat penduduk.
Pengendara melintas di Jalan Seludang, Desa Pejagalan, Kota Sumenep, saat kondisi air meluap ke permukaan jalan. (Foto: Tagar/Nurus Solehen)

Sumenep - Hujan yang mengguyur Kota Sumenep, Jawa Timur, dalam beberapa hari terakhir membuat sejumlah akses jalan kebanjiran. Akibatnya, pengendara roda dua dan empat melintas secara hati-hati.

Pantauan Tagar, banjir dipicu akibat drainase buntu. Air yang menggenangi muka jalan tidak langsung tertampung. Ditambah dengan luapan air dari drainase, banjir pun semakin menjadi.

Kalau sudah hujan, air di gorong-gorong dan drainase cepat meluap.

Sedikitnya ada tujuh titik jalan yang mengalami kebanjiran, dan berada di kawasan padat penduduk. Ketinggian air kurang lebih 1 meter. Jalan tersebut di antaranya, Jalan Seludang, Jalan Trunojoyo, Jalan dr. Cipto, Jalan Brigdjen Abdullah, Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Jalan Sultan Abdurrahman, dan Jalan Adirasa.

Warga Desa Pangarangan, Sumenep, Muhlis Efendi mengatakan setiap kali hujan, jalan umum di wilayahnya cepat mengalami banjir.

"Kalau sudah hujan, air di gorong-gorong dan drainase cepat meluap. Air di permukaan meski mengalir ke gorong-gorong percuma," kata Muhlis kepada Tagar, Kamis 26 Desember 2019.

Pria berusia 27 tahun itu menyampaikan, air tidak cepat masuk ke gorong-gorong, karena posisinya lebih tinggi dari muka jalan. Selain itu gorong-gorong tidak diberi celah khusus menampung jalannya air saat banjir.

"Kami berharap pemerintah agar bisa menyikapinya. Sehingga tidak selalu terjadi banjir, baik atau saat hujan sedang atau lebat," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (PUPRKP) Sumenep, Muhammad Jakfar, bersikap santai. Bahkan dirinya balik bertanya jika terjadi kebanjiran apa dampak dan masalahnya.

"Kalau banjir memangnya kenapa," sentil Jakfar saat dihubungi melalui telepon.

Meski demikian, Jakfar tidak menampik persoalan tersebut karena sudah melibatkan instansi terkait, seperti Dinas PU Sumber Daya Air (SDA) untuk menyusun strategi agar jalan di beberapa titik tersebut tidak selalu digerus air.

"Proyeksi drainase kami akan berkoordinasi sama PU SDA. Rencana ini akan dilakukan tahun 2020, namun belum dijamin bisa selesai," ungkapnya.

Jakfar mengatakan, drainase yang tidak berfungsi normal menampung air, di tahun 2020 akan diperbaiki. Kemudian titik lokasi yang mudah banjir akan dibangun jalur drainase baru. Jalur tersebut mulai dari Pasar Peluk, Jalan Sultan Abdurrahman, hingga Jalan Adirasa.

Kepada Dinas PU SDA Chainur Rasyid mengaku sudah berupaya melakukan penanganan banjir dengan dinas terkait. Akan tetapi hal tersebut masih belum terurai dengan baik.

"Selama ini kita sudah melakukan koordinasi dengan OPD terkait tentang penanganan banjir, termasuk dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," ucapnya. []

Berita terkait
Gerhana Matahari Astronomi Club Edukasi Warga Kediri
Edukasi diberikan kepada warga Kediri tentang gerhana matahari, karena sering dikaitkan dengan hal mistis.
Tak Lirik Eri, PKB Jatim Condong ke Hanif Dhakiri
Wakil Ketua PKB Jatim menilai Hanif Dhakiri lebih dibutuhkan milineal di Surabaya untuk memimpin kota Surabaya
Pohon Natal Hidroponik di Kota Tri Rismaharini
Jemaat Gereja Kristus Radja Surabaya disuguhi pemandangan tanaman hidroponik setinggi lima meter hingga membentuk seperti pohon Natal.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.