Pohon Natal Hidroponik di Kota Tri Rismaharini

Jemaat Gereja Kristus Radja Surabaya disuguhi pemandangan tanaman hidroponik setinggi lima meter hingga membentuk seperti pohon Natal.
Romo Agustinus Dodik Ristanto CM menunjukan pohon Natal hidroponik yang ada di Gereja Kristus Radja Surabaya. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Surabaya - Ada suasana berbeda saat perayaan Hari Natal di Gereja Kristus Radja Surabaya tahun ini. Jemaat yang akan menjalankan ibadah Natal disuguhi pemandangan tanaman hidroponik setinggi lima meter hingga membentuk seperti pohon Natal.

Kegembiraan terlihat di wajah para jemaat Gereja Kristus Radja Surabaya yang telah melakukan Misa di Hari Natal, Rabu 25 Desember 2019. Jemaat yang terdiri mulai dari anak-anak, hingga orang tua sangat terlihat antusias untuk memperingati hari lahirnya Yesus Kristus.

Meski setahun lalu Surabaya mendapat teror bom di beberapa gereja, tak menyurutkan langkah dan mengurangi kekhusyukan jemaat untuk mengikuti kebaktian bersama anggota keluarga serta kerabatnya.

Dari keuskupan condongnya konsentrasi kita ke lingkungan itu tujuannya hidroponik itu memang dari Romo.

Canda tawa dan senyum dengan saling menyapa antar kerabat dan saudara tercipta usai keluar dari pintu utama gereja. Begitu juga halnya salam dari Romo Agustinus Dodik Ristanto CM. Ribuan jemaat berebut untuk dapat bersalaman dengan Pastor Kepala Paroki Kristus Radja tersebut.

Jemaat yang usai menghadiri misa Natal bisa berfoto ria bersama Sinterklas dengan background pohon Natal. Alunan musik yang dinyanyikan oleh tim paduan suara anak-anak juga mewarnai keceriaan jemaat.

Tak hanya itu saja, jemaat yang keluar dari pintu utama gereja langsung mendapat suguhan pemandangan tanaman hidroponik yang berbentuk pohon Natal. Pohon setinggi lima meter ini dibuat oleh Komunitas Urban Farming Paroki Kristus Radja Surabaya.

Kali ini gereja sengaja tidak menampilkan pohon Natal dari cemara atau pinus, melainkan dari tanaman hidroponik. Mengingat keuskupan gereja meminta agar condong ke lingkungan. Maka komunitas Urban Farmin berinisiatif membuat pohon Natal dari sayur-sayuran.

"Dari keuskupan condongnya konsentrasi kita ke lingkungan itu tujuannya hidroponik itu memang dari Romo," ungkap Ketua panitia pembuat tanaman hidroponik Gereja Kristus Radja, Yohanes Sindoko Ariputro.

Pohon Natal HidroponikPohon Natal hidroponik yang ada di Gereja Kristus Radja Surabaya. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Dua Bulan Susun 400 Macam Sayuran

Hidroponik tersebut terdiri dari 400 sayur-sayuran. Sembilan anggota komunitas Urban Farming menyusun sayur-sayuran yang terdiri dari samhong, sawi, pagoda, kale, dan sawi daging. Proses penyusunan sendiri tidaklah sebentar.

Untuk dapat membentuk seperti pohon Natal, membutuhkan waktu dua bulan untuk merangkainya. Uniknya, sayur-sayuran ini tidak membeli di pasar, tetapi menanam sendiri selama 1-1,5 bulan.

"Penanaman satu bulan setengah. Karena hidroponik tidak lama karena 1-1,5 bulan sudah bisa panen. Yang merawat kita," tuturnya.

Pohon Natal HidroponikJemaat Gereja Kristus Radja Surabaya berfoto bersama Sinterklas. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Gunakan Air AC sebagai Nutrisi

Setiap sayuran ditempatkan di botol plastik bekas, kemudian diikat dengan kawat dan ditempelkan di jaring kawat alumunium. Bola plastik kecil dan lampu berwarna juga ditampilkan untuk memperindah tanaman. Pohon dikelilingi oleh pagar besi yang dipenuhi hidroponik.

"Hidroponik ini murni dari komunitas kita yang merancang. Tahun lalu komunitas kami terbentuk," ujar Yohanes.

Setiap hari hidroponik disiram 50 liter air nutrisi yang dicampur dengan air pembuangan Air Conditioner (AC). Setiap tetesan air AC ditampung untuk dijadikan air nutrisi.

Dia menilai air AC akan mempercepat pertumbuhan tanaman, jika dibandingkan menggunakan air PAM. Mengingat air PAM mengandung kaporit. Jika menggunakan air PAM membutuhkan waktu minimal sehari agar kandungan kaporitnya mengendap.

"Jadi itu kita ambil airnya itu. Kalau kita nyalain AC kan keluar airnya ya. Itu yang kita kumpulin, itu yang kita pakai. kalau air AC itu lebih cepat pertumbuhannya lebih cepat," terangnya.

Meski setiap hari dirawat, Yohanes mengaku terkadang ada sayuran yang layu, sehingga harus mengganti tanaman yang baru. Otomatis komunitas harus menyiapkan 800 sayur-sayuran untuk mengganti tanaman yang layu. Meski terdapat tanaman yang layu, hidroponik terus mendapat pantauan dari Yohanes dan kawan-kawan hingga 26 Desember 2019.

Dengan adanya tanaman hidroponik ini memberi pembelajaran kepada jemaat agar menjadi umat yang peduli sama lingkungan. Masyarakat jangan sampai membiarkan tanah menjadi tandus. Apalagi saat ini mencari tanah di perkotaan sangat susah.

Sekecil luasan tanah, masyarakat sebaiknya menanam hidroponik. Jika memang tidak mempunyai tanah, hidroponik juga bisa ditanam diatas genteng rumah. Dengan adanya tanaman, cuaca panas di sekitar rumah bisa berkurang.

"Harapan kita jemaat peduli dengan lingkungan. Jadi supaya tidak terlalu panas. Yang bisa menghentikan adalah tanaman. Kalau semua punya tanaman, maka panas bisa berkurang," tegasnya.

Yohanes mengungkapkan kecintaan terhadap lingkungan tidak hanya di Gereja Kristus Radja saja. Tetapi hampir semua gereja condong ke lingkungan. Mengingat keuskupan mengajarkan diantara lingkungan itu pasti ke makanan, dan sandang.

"Semua (gereja), jadi tidak hanya hidroponik. Jadi ada yang pete, lombok, satunya lagi panci untuk dapur. Jadi condong semuanya kesana," paparnya.

Pohon Natal HidroponikPastor Gereja Kristus Radja Surabaya Romo Agustinus Dodik Ristanto CM. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Dukung Program Penghijauan Tri Rismaharini

Kecintaan terhadap tanaman ini sama halnya program Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang mempercantik Kota Pahlawan dengan taman di berbagai sudut.

"Surabaya dipegang Risma bagus. Di mana-mana ada tanaman. Semua dibuat taman," tambahnya.

Sementara itu, Romo Agustinus Dodik Ristanto CM berharap dengan adanya pohon Natal hidroponik itu, umat dapat membiasakan diri untuk menanam. Paling tidak sayur-sayuran.

Selain bisa dikonsumsi, hidroponik juga menjadi sarana untuk kembali ke alam. Jemaat akan memahami bahwa dengan kebiasaan menanam, berarti membiasakan menanam kehidupan.

"Dengan pohon Natal hidroponik ini umat menjadi tertarik dan mau untuk menanam di tempatnya masing-masing. Seminim lahan bisa ditanami,"

Romo Agustinus tak memungkiri bahwa program ini sejalan dengan kebijalan Wali Kota Surabaya. Pihaknya mendukung kebijakan Risma untuk membiasakan diri untuk menanam. Dengan semakin banyak tanaman, maka akan semakin banyak oksigen.

Pada Natal tahun ini Kebaktian Misa pagi hari dihadiri dua ribu orang. Sementara malam Misa, Selasa malam jemaat yang datang diperkirakan mencapai tiga ribu.

Untuk Natal kali ini temanya adalah 'Hiduplah sebagai sahabat bagi kehidupan semua orang'. Artinya perayaan Natal memberi kelahiran baru setiap insan untuk menjadi sahabat orang lain agar tercipta persaudaraan perdamaian khususnya, di Indonesia.

"Keberagaman persatuan dan kesatuan adalah sesuatu yang mulia yang harus dipertahankan," ucapnya.[]

Berita terkait
Kisah Pak Yesus Merawat Toleransi di Malang
Laki-laki yang suka sarungan dan berkopiah itu beragama Islam, tapi namanya sungguh ajaib, Slamet Hari Natal. Hidupnya pun dipenuhi keajaiban.
Getir Nelayan Aceh, Anak Istri Hilang Disapu Tsunami
Tepat 15 tahun lalu, Provinsi Banda Aceh luluh lantak akibat gempa dan menyebabkan Tsunami. Ratusan ribu warga Aceh meninggal dunia.
Belajar Cinta pada Riyanto, Banser Korban Bom Natal
Riyanto seorang Banser NU mengajarkan cinta yang sesungguhnya. 19 tahun berlalu sejak gugur memeluk bom saat menjaga gereja, namanya terus abadi.
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).