Dr Andi Khomeini Buat E - Book Menjawab Semua soal Vaksin Covid-19

Dr Andi Khomeini Takdir Haruni, penggagas platform Vaksin Untuk Kita (VUK) menyambut baik kehadiran vaksin virus Covid-19.
dr. Andi Khomeini Takdir. (Foto: Tagar/Twitter)

Jakarta - Dr Andi Khomeini Takdir Haruni, penggagas platform Vaksin Untuk Kita (VUK) menyambut baik kehadiran vaksin virus Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac.

Untuk menjawab pertanyaan yang sering ditanyakan kepada masyarakat ia membuat e-book berjudul “Vaksin Covid-19” yang menjawab segala pertanyaan tentang vaksin Covid-19.

Dalam catatan itu ia sebutkan bahwa buku kecil ini dibuat sebagai hadiah kepada seluruh tenaga kesehatan sebagai kelompok pertama penerima vaksin di Indonesia, juga para peneliti dan pengembang vaksin dan seluruh masyarakat Indonesia yang menanti hasil baik dari upaya vaksinasi ini.

“Vaksin bukanlah senjata pamungkas kita untuk menyudahi pandemi. Tapi vaksin adalah elemen penting untuk melengkapi upaya kita selama setahun kemarin demi mengendalikan wabah ini,” ujarnya pada halaman pertama bukunya dikutip Tagar.

Hal pertama yang ia tuliskan dalam bukunya menyangkut keamanan vaksin yang sudah teruji pada dua tahap saat buku ini dibuat, tipe vaksin, nama vaksin, dan juga hal yang cukup sering dipertanyakan, yaitu kehalalan vaksin.

Menurut dia, tujuan vaksinasi adalah membentuk kekebalan, dan agar niat berjalan lancar kelompok yang wajib divaksin idealnya seluruh penduduk.

Tetapi, kalaupun tidak mencapai angka 100 persen, maka menurut sebagian ahli epidemiologi angka minimum yang diperlukan adalah sekitar 70 persen penduduk.

Dan prioritas utama vaksinasi penduduk yang berusia 18-59 tahun, karena mereka rata-rata menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah dan sering berada di luar rumah. Termasuk penyintas dan orang tanpa gejala atau OTG yang tidak sempat diperiksa.

"Hal ini sejalan dengan target kita, dimana untuk membentuk herd immunity mayoritas warga dan harus punya kekebalan," kata Dr Andi.

Bagi warga yang sudah pernah terjangkit virus Covid-19 dan sudah dinyatakan sembuh, kata dia, masih tetap harus mendapatkan vaksin.

Meski sudah memiliki antibodi terhadap virus penyebab Covid-19 di dalam badannya, tetapi tidak ada yang tahu sampai kapan akan bertahan.

"Karena sekalipun 3M dan 3T sudah digencarkan, pemberian vaksin akan menambah lapisan pertahanan tubuh sehingga lebih baik lagi dalam menghadapi wabah," tukasnya.

Buku dibuat Andi Khomeini menjawab simpang siur informasi terkait rencana vaksinasi.

Vaksin ini nantinya akan membentuk kekebalan tubuh spesifik, dan juga akan mengurangi kemungkinan Covid-19 yang bergejala berat

Platform ini hadir untuk masyarakat dan disebarkan secara gratis, memberikan edukasi secara utuh agar mengetahui manfaat vaksin dalam pemutusan rantai penyebaran virus.

Ia berharap masyarakat mau dan tidak takut untuk disuntik vaksin, meskipun terdapat efek samping ringan seperti demam, rasa ngilu dan rasa nyeri, serta efek samping berat (yang jarang terjadi), seperti alergi dan syok.

E-Book Vaksin Covid-19

E-book Vaksin Covid-19. (Foto: Tagar/Ist)

Hal ini kemudian yang menjadi alasan penerima vaksin diminta untuk tetap berada di lokasi pemberian vaksin selama 30 menit setelah vaksinasi.

Di e-book ini, ia juga menjawab pertanyaan masyarakat mengapa pembuatan vaksin dapat selesai dalam waktu satu tahun.

Baca juga:

Menurutnya satu dekade ini dunia memiliki kemajuan bioteknologi yang cukup pesat sehingga dalam hitungan beberapa hari saja sudah bisa mengenali virus penyebab pneumonia atipikal pada akhir 2019, menyusun rangkaian genom-nya, dan mulai mengembangkan vaksin untuk mengatasi wabah yang diakibatkan oleh virus Sars-CoV-2.

Vaksin juga tidak akan menjadikan penerimanya positif Covid-19. Karena vaksin bukanlah virus yang aktif dan bisa menimbulkan penyakit. Hal ini harus dijelaskan dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Dan tidak ada bukti data yang jelas bahwa vaksin Covid-19 akan mengganggu kesuburan, tidak juga rumor dimana vaksin akan berdampak negatif atau positif pada organ reproduksi tertentu.

Untuk jangka waktu kekebalannya sendiri, saat ini masih perlu memantau keadaaan setiap individu penerima vaksin dan angka kejadian Covid-19 secara nasional dan global beberapa pekan dan bulan setelahnya.

Cara kerja vaksin covid, terang Andi, membantu tubuh kita membangun kekebalan terhadap virus.

Tipe vaksin yang berbeda juga berkerja dengan cara yang berbeda, tapi seluruh tipe vaksin akan meninggalkan memori pada sel T dan sel B sehingga keduanya akan mengingat cara menghadapi virus ini di masa depan.

Oleh karena itu mereka yang divaksin tetap diminta untuk disiplin dengan protokol kesehatan meskipun sudah menerima vaksinasi.

"Vaksin ini nantinya akan membentuk kekebalan tubuh spesifik, dan juga akan mengurangi kemungkinan Covid-19 yang bergejala berat," terangnya.

Sebelum divaksin terdapat beberapa syarat yang harus dilakukan, seperti banyak konsumsi buah dan sayur, makan ikan dan vitamin D-1000, jauhi asap rokok, kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula, dan waktu istirahat yang cukup.

Ia juga mengapresiasi tindakan cepat tanggap yang dilakukan Indonesia untuk mulai mencoba memproduksi vaksin sendiri. Menurutnya hal itu baik dan patut diapresiasi terlebih dalam upaya alih teknologi dan berdikari.[Anita]

Berita terkait
Kata Ahli Farmasi soal Efikasi Vaksin Sinovac
Efikasi vaksin Sinovac di suatu tempat berbeda-beda. Ini tergantung dari tempat dan populasi yang digunakan dalam uji klinis.
Menkes Pertimbangkan Opsi Vaksin Covid-19 Mandiri
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah akan mempertimbangkan untuk membuka opsi vaksinasi Covid-19 secara mandiri
Vaksinasi Covid-19, Ariel Noah: Saya Maju Duluan
Ariel, telah mendapat vaksinasi di RSKIA Bandung. Begini curhatannya setelah mendapat vaksin tersebut.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.