DPR Prihatin Orang Baduy Jadi Bahan Eksploitasi

DPR prihatin dengan tindakan wisatawan yang merusak lingkungan dan eksploitasi orang Baduy di Kabupaten Lebak, Banten.
Suku Baduy Luar. (Foto: Instagram/@achyari)

Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengaku prihatin dengan tindakan wisatawan yang merusak lingkungan di Kawasan Baduy di Kabupaten Lebak, Banten. Bahkan, kata dia, Suku Baduy justru dijadikan tontonan untuk dieksploitasi untuk kepentingan tertentu. 

"Banyak coretan dan sampah plastik dimana-mana. Selain itu terjadi eksploitasi untuk kepentingan bisnis. Atas nama orang Baduy ada yang jualan madu, jualan pernak-pernik, dan lain-lain. Suku Baduy dijadikan tontonan. Ini memprihatinkan," kata Dedi Mulyadi, dalam sambungan telepon yang diterima di Karawang, Rabu, 8 Juli 2020.

Atas nama orang Baduy ada yang jualan madu, jualan pernak-pernik, dan lain-lain. Suku Baduy dijadikan tontonan. Ini memprihatinkan.

Baca juga: Fakta-fakta Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar

Dedi menjelaskan jika Komisi IV DPR RI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sepakat untuk mengkaji status Kawasan Baduy di Kabupaten Lebak, Banten, sebagai daerah tujuan wisata. 

"Jika hasil kajiannya berdampak negatif, Menteri LHK bisa merekomendasikan kepada Presiden untuk menutup Baduy sebagai daerah tujuan wisata," kata Dedi.

Pada kesempatan itu, Dedi juga meminta agar pemerintah menambah areal kawasan hutan di Kawasan Baduy. Selanjutnya, kawasan hutan yang dikuasai oleh negara bisa dititipkan ke Suku Baduy. Sehingga hutan akan tetap lestari.

Ia mengatakan, orang Baduy sebelumnya menyampaikan aspirasi, meminta agar daerah mereka ditutup sebagai daerah tujuan wisata. Alasannya, wisatawan yang berkunjung justru merusak lingkungan.

Mantan Bupati Purwakarta ini menyebut seharusnya orang yang berkunjung ke Kawasan Baduy bukan untuk menonton Suku Baduy, tapi untuk belajar tentang lingkungan hidup yang mumpuni kepada mereka. 

Sebab, menurutnya, orang adat Suku Baduy adalah masyarakat yang terjaga cara berpikir dan bertindaknya. Mereka setiap saat menjaga alam sebagai warisan leluhur dan terus melestarikannya. Tetapi kehadiran wisatawan justru menimbulkan dampak negatif, berupa pencemaran lingkungan. 

Baca juga: Ritual Adat Baduy Usir Virus Corona Covid-19

Sebelumnya, Lembaga Adat Baduy di Banten mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berisi permintaan agar wilayahnya dihapus dari peta destinasi wisata.

Surat tersbut juga dikirimkan kepada Gubernur Banten, Bupati Lebak, dan sejumlah kementerian terkait. Surat dikirim pada 6 Juli 2020 lewat perwakilannya. []

Berita terkait
Soal Ketahanan Pangan, Demul Minta Negara Belajar dari Baduy
"Baduy punya cadangan pangan selama 50 tahun ke depan. Saya kira kita harus belajar tentang kedaulatan pangan kepada mereka," katanya.
Seba Baduy, Berjalan 80 Kilometer Antar Hasil Bumi
Menggunakan lomar atau ikat kepala berjalan tanpa alas kaki sepanjang 80 kilometer menembus hutan belantara dengan kondisi curam.
Omset Pengusaha Sepatu Cibaduyut Turun 80 Persen
Memasuki bulan ramadhan, 80 persen Omset pengrajin sepatu di Cibaduyut malah anjlok, oandemic corona penyebabnya