Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dengan APKASI guna mendorong laju pertumbuhan investasi dan ekonomi di Indonesia.
“Kami punya target di Kementerian Investasi itu tahun ini sekitar Rp. 900 triliun dan sudah mampu terealisasikan sekitar 73-74 persen. Ditahun depan target kita itu Rp. 1.200 triliun. Tidak akan mungkin pertumbuhan ekonomi nasional kita di atas 5 persen kalau investasi tidak kita dorong,” ujar Bahlil Lahadalia dalam pemaparan Penandatanganan Nota Kesepahaan Kementerian Investasi/BKPM dengan APKASI di kanal YouTube BKPM TV – Invest Indonesia, Kamis, 11 November 2021.
Sebagai bentuk proaktif dari asosiasi APKASI dan Kementerian Investasi, penandatanganan MoU ini dilakukan untuk meningkatkan investasi, menciptakan lapangan kerja, mendatangkan devisa negara, serta menghasilkan produk substitusi impor.
Setiap investasi yang masuk baik asing maupun dalam negeri ke daerah Bapak/Ibu wajib bergandengan dengan pengusaha lokal yang ada di daerah karena tidak akan ada artinya secara maksimal sebuah pertumbuhan ekonomi itu terjadi secara makro.
Selain itu, Bahlil menyebut penandatanganan ini bertujuan untuk mempercepat realisasi investasi yang didongkrak oleh peran strategis kabupaten-kabupaten di Indonesia.
“Pertama adalah percepatan realisasi investasi karena kita tahu data investasi yang kita rilis setiap triwulan itu merupakan akumulasi dari investasi seluruh Indonesia. Dan karena itu, kabupaten-kabupaten ini memiliki peran yang sangat strategis,” katanya.
- Baca Juga: Enam Strategi Bahlil Lahadalia Capai Investasi 2021
- Baca Juga: Realisasi Investasi Hingga September 2021 Capai Rp 659,4 Triliun
Dalam mendorong hilirisasi transformasi ekonomi suatu wilayah, pertumbuhan investasi di Indonesia tidak terlepas dari upaya bupati dan pengusaha lokal daerah masing-masing.
Bahlil mengungkapkan penting untuk membangun sinkronisasi di antara keduanya agar proses perkembangan investasi dan ekonomi nasional dapat berjalan dengan baik.
“Setiap investasi yang masuk, baik asing maupun dalam negeri ke daerah Bapak/Ibu wajib bergandengan dengan pengusaha lokal yang ada di daerah karena tidak akan ada artinya secara maksimal sebuah pertumbuhan ekonomi itu terjadi secara makro, tapi tidak merata di daerah. Pejabat dan usaha itu harus konco karena harus berkolaborasi dalam konteks yang positif,” ujar Bahlil.
Selain itu, ia menyebut penandatanganan MoU ini berkaitan dengan upaya percepatan dan kemudahan proses perizinan berusaha lewat Online Single Submission (OSS). Hal tersebut penting dilakukan mengingat lebih 90 persen UMKM yang ada di Indonesia berasal dari daerah-daerah.
- Baca Juga: Daya Tarik Investasi Jawa Barat dan Gelaran WJIS 2021
- Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Tutup Investasi Minuman Keras
Sebelumnya, diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi nasional kuartal ke-3 berhasil capai 3,5 persen hanya dalam waktu 1 bulan. Bahlil menyatakan dibandingkan Malaysia, pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan kabar yang cukup menggembirakan meningat pertumbuhan ekonomi negara tersebut belum sebaik Indonesia. Meskipun demikian, ia meminta agar seluruh pihak terus bekerja dan berinovasi secara maksimal agar target di kuartal selanjutnya dapat tercapai.
“Nah, jadi di kuartal ke-4 InsyaAllah sudah tercapai Rp 900 triliun dan tentu ini bukan pekerjaan gampang. Tapi untuk Indonesia, kita harus melakukan secara maksimal,” katanya.
(Eka Cahyani)