Doa Warga untuk Pelajar Korban Bullying di Malang

Sekelompok warga sipil menggelar doa bersama untuk kesembuhan pelajar korban bullying di RS Lavalette Malang, Kota Malang, Jawa Timur.
Sri Wahyuningsih dan sejumlah warga lain saat melakukan aksi doa bersama untuk korban bullyng di depan RS Lavalette Malang, Selasa 4 Februari 2020. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang – Dukungan terhadap MS, 13 tahun, korban dugaan perundundungan alias bullying hingga penganiyaan terus mengalir. Selasa 4 Januari 2020 malam, sekelompok warga sipil mendatangi RS Lavalatte Malang, Kota Malang, Jawa Timur, untuk memberikan doa dan dukungan moril kepada pelajar SMP itu.

Itu sudah melampaui batas dan memang harus diproses sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sekelompok masyarakat itu berasal dari relawan, aktivis perempuan dan anak serta Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Malang. Sembari berdiri di depan RS Lavalette, mereka berdoa bersama untuk kesembuhan pelajar kelas VII SMPN 16 Kota Malang itu.

"Sebagai masyarakat sipil, kita peduli, khususnya anak-anak. Ini sangat memprihatinkan. Hari ini kita menggelar doa bersama agar operasinya berjalan lancar dan begitu juga proses hukumnya," kata koordinator doa bersama untuk MS, Sri Wahyuningsih.

Menurut Sri, aksi doa bersama ini juga sebagai kiasan agar penanganan kasus tersebut harus sangat serius. Jika tidak, aksi bullying seperti ini akan terus terjadi.

"Kemarin terjadi di SD Kauman 3 dan ini lagi-lagi terjadi. Ini yang menjadikan masyarakat gemes," katanya.

Wanita yang juga aktivis Women Crisist Center (WCC) Dian Mutiara Malang itu, juga mempertanyakan profesionalisme dan tanggung jawab pihak terkait. Terutama Dinas Pendidikan Kota Malang dan Pemkot Malang dalam menangani kasus ini.

"Itu (profesionalisme) di pertanyakan masyarakat. Ini lagi-lagi ada kasus dan lagi-lagi ada kasus. Harapan kami, kasus ini yang terakhir," tuturnya.

Dia juga berharap pihak kepolisian mengusut tuntas perkara tersebut, sehingga malahirkan efek jera. Sebab menurutnya, tindakan yang diklaim kawan-kawannya bercanda, sudah di luar batas kewajaran. Apalagi, jari tangan MS harus diamputasi akibat peristiwa itu.

"Itu sudah melampaui batas dan memang harus diproses sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kasus ini sudah dilaporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Malang Kota," katanya.

Seperti diketahui, seorang siswa kelas VII di SMPN 16 Kota Malang, diduga mengalami perundungan atau bullying serta penganiyaan di sekolahnya pada 15 Januari 2020.

Akibatnya, MS menderita luka lebam di beberapa bagian tubuhnya dan harus dirawat di RS Lavalatte. Kemudian, kasus ini pun ramai setelah ada yang menginformasikan ke publik pada Jumat 31 Januari 2020.

MS hingga saat ini masih dirawat dan direncanakan menjalani operasi pada Selasa 4 Februari 2020 malam. Jari tengah tangan sebelah kanannya harus diamputasi karena saraf jarinya sudah tidak berfungsi. []

Berita terkait
Polisi Temukan Kekerasan Korban Bullying di Malang
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata menyebutkan adanya dugaan kekerasan kepada korban saat dilempar beramai-ramai.
Jari Korban Bullying di Malang Akan Diamputasi
Jari tengah korban Bullying di Kota Malang harus diamputasi karena saraf luka parah sehingga tidak bisa berfungsi lagi.
Polisi Ungkap Modus Baru Peredaran Narkoba di Malang
Polresta Malang Kota berhasil mengungkap peredaran narkoba dengan menggunakan kamus bahasa Inggris untuk mengelabuhi petugas.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)