Dishut Jawa Timur Kesulitan Hijaukan Hutan Gundul

Dishut Jawa Timur mencatat 423.225 Ha area hutan gundul akibat kebakaran di musim kemarau beberapa waktu sebelumnya.
Kepala Dishut Jawa Timur, Dewi Putriatni. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Surabaya - Dinas Kehutanan (Dishut) Jawa Timur kesulitan menghijaukan kembali 423.225 hektare (Ha) area hutan gundul akibat kebakaran di musim kemarau beberapa waktu sebelumnya. Penghijauan kembali dilakukan karena banjir bandang terjadi di Jember dan Situbondo.

Kepala Dishut Jawa Timur, Dewi Putriatni mengatakan upaya tabur benih melalui udara ini terus dimatangkan, termasuk menyiapkan tim dan peralatan. Ia mengaku tim akan terlebih dulu memetakan zonasi benih yang cocok untuk ditaburkan di lahan kritis. Selanjutnya tabur benih akan dilakukan sesuai peta zonasi tanaman.

Sebelum disemaikan, bijinya harus direndam air panas dulu, didinginkan, direndam lagi, didinginkan lagi, sampai cangkangnya pecah.

"Jadi dibuat zonasi tertentu itu cocok untuk benih apa?. Memang tidak bisa sembarangan. Semua ada di peta zonasi itu," ujar Dewi saat ditemui di kantor Gubernur Jawa Timur, Rabu 12 Januari 2020.

Menurut Dewi, nantinya tanaman yang bisa tumbuh diketinggian akan dikelompokkan sendiri-sendiri. Misalnya, benih buni dan beringin yang mampu tumbuh di ketinggian 0-1000 mdpl. Kemudian Makadamia yang bisa tumbuh di atas 0-1.100 mdpl, dan asam 0-1.500 mdpl. Benih-benih tumbuhan ini terlebih dahulu disemai.

"Sebelum disemaikan, bijinya harus direndam air panas dulu, didinginkan, direndam lagi, didinginkan lagi, sampai cangkangnya pecah. Kalau cangkangnya pecah baru bisa disemai," katanya.

Dishut Jawa Timur juga akan melakukan uji daya kecambah di laboratorium terhadap masing-masing benih yang akan disemai. Hal ini untuk mengetahui ketahanan terhadap air setiap benih yang akan ditaburkan. Mengingat benih makadamia merupakan salah satu benih yang harganya mahal.

"Itu harus diuji di laboratorium, dan harus ada SNI yang diikuti. Supaya nanti ketika disemai, hasilnya bisa maksimal dan tidak sia-sia," tuturnya.

Proses panjang ini untuk mencegah rendahnya keberhasilan tabur benih. Mengingat biasanya tabur benih tingkat keberhasilannya di bawah 10 persen. Hal itu disebabkan benih yang disebarkan tidak sesuai pada tempat tumbuh, dimakan satwa, hanyut terbawa air, atau tidak mencapai tanah

"Jadi harus hati-hati dalam menerapkan ini," tuturnya.

Untuk diketahui, tabur benih lewat udara ini merupakan instruksi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa kepada Dinas Kehutanan Jatim. Dengan begitu, hutan yang gundul bisa direboisasi.

Rencana tabur biji lewat udara ini disampaikan Khofifah ketika berkunjung ke lokasi banjir bandang yang menerjang DAS Jompo di Desa Klungkung, Kabupaten Jember, Sabtu 1 Februari 2020 lalu.

Menurutnya, penyebab banjir bandang yang terjadi di Jember adalah lahan yang gundul akibat kebakaran hutan di musim kemarau 2019 lalu. Saat itu hutan di Gunung Argopuro terbakar sampai gundul.

Ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, ekosistem yang ada di Hutan Gunung Argopuro tidak mampu lagi menahan debit air hujan yang tinggi sehingga banjir bandang terjadi. []

Berita terkait
Mayat Bayi Dalam Kardus Gegerkan Warga Bangkalan
Mayat bayi dalam kardus diduga hasil hubungan gelap di Bangkalan, Jawa Timur.
Polresta Malang Tetapkan 2 Tersangka Kasus Bullying
Polresta Malang menetapkan dua orang tersangka setelah melakukan pemeriksaan dan gelar perkara kasus Bullying dan penganiayaan yang menimpa MS.
Polisi Gantung Nasib Penghina Tri Rismaharini
Polrestabes Surabaya telah merampungkan proses gelar perkara dan masih belum memutuskan apakah akan membebaskan atau tetap menahan penghina Risma.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.