Dinilai Melupakan Prinsip PM Malaysia Anwar Ibrahim Dikecam Sebagian Pendukungnya

Anwar Ibrahim naik ke jenjang kekuasaan tahun lalu dengan reputasi sebagai seorang reformis dan antikorupsi
FILE: Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menghadiri KTT ke-26 ASEAN-China pada KTT ASEAN ke-43 di Jakarta, 6 September 2023. (Foto: voaindoneia.com/Yasuyoshi Chiba/Pool via REUTERS)

TAGAR.id – Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, dikecam oleh sebagian pendukungnya karena mendahulukan kekuasaan dibanding prinsip. Pada hari Minggu, 10 September 2023 satu partai mengumumkan pihaknya akan meninggalkan koalisi yang berkuasa. Dave Grunebaum berbicara dengan analis politik tentang tekanan-tekanan yang dihadapi oleh Anwar.

Anwar Ibrahim naik ke jenjang kekuasaan tahun lalu dengan reputasi sebagai seorang reformis dan antikorupsi. Tetapi hampir 10 bulan sejak dilantik sebagai orang nomor satu di Malaysia, banyak pendukungnya merasa mereka dikhianati.

Sebuah kontroversi besar berasal dari keputusan untuk membatalkan 47 butir tuduhan korupsi terhadap Deputi PM Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi.

Wong Chin-Huat dari Sunway University, Selangor, Malaysia, mengatakan Anwar sudah tidak lagi memiliki moral yang selama ini menjadi asetnya.

Zahid adalah pesaing Anwar di masa lalu, tetapi keduanya bersekutu pasca pemilihan November. Anwar membutuhkan dukungan koalisi politik yang dipimpin Zahid di parlemen guna meraih dukungan yang cukup dari anggota parlemen.

Prof Wong Chin-HuatProfesor Ilmu Politik Universitas Sunway, Wong Chin-Huat. (Foto: voaindonesia.com/VOA)

Pengecam menuduh Anwar bersekongkol, tetapi Anwar menegaskan dirinya tidak mencampuri peradilan korupsi Zahid itu.

“Di Malaysia, perdana menteri menguasai kejaksaan. Karena itu keputusan yang dibuat oleh penuntut pasti akan dinilai sebagai cerminan kepentingan perdana menteri atau pemerintah,” imbuhnya.

Menanggapi kecaman itu, kantor kejaksaan mengatakan Zahid belum dibebaskan sepenuhnya dan penyelidik sedang menyelidiki bukti baru.

Tetapi sebelum kontroversi ini muncul, banyak pendukung Anwar sudah kecewa. Mereka mengatakan dia tidak memenuhi komitmennya; termasuk dengan mengubah sistem kuota yang menguntungkan mayoritas Melayu ketika mendaftar ke universitas negeri.

Azmi HassanAzmi Hassan, peneliti senior di Akademi Riset Strategis Nusantara, mengatakan pendukung Anwar “harus realistis dan pragmatis” (Foto: voaindonesia.com/David Grunebaum/VOA)

Azmi Hasan dari Nusantara Academy for Strategic Research (NASR), Selangor, Malaysia, mengatakan, “Kalau Anwar berpegang pada prinsip sebagaimana janji sebelumnya, pemerintah akan ambruk.”

Azmi mengacu pada tekanan yang dihadapi Anwar dari pihak oposisi yang dikuasai oleh Partai Islam Malaysia.

Kata Azmi, pendukung inti Anwar dari kelompok Melayu Muslim beraliran liberal, dan juga minoritas etnis dan agama lain akan dirugikan kalau partai Islam yang berkuasa. “Jadi mereka harus bersikap realistis dan pragmatis,” jelasnya.

“Karena kedudukannya yang rentan ketika diserang oleh Muslim Melayu yang nasionalis, Anwar telah bergeser ke kanan dan hal ini membuat pendukung utamanya frustrasi,” jelas Wong Chin Huat.

Meskipun pendukung utama Anwar tidak akan memilih oposisi, mungkin akan tiba saatnya ketika mereka terlalu frustasi untuk berdiri di belakang Anwar. (jm/em)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
PM Malaysia Anwar Ibrahim Janjikan Gaji yang Lebih Tinggi
PM Anwar juga membahas tantangan dalam memimpin Malaysia yang ia sebut sebagai “negara multikultural dan multiagama”
0
Dinilai Melupakan Prinsip PM Malaysia Anwar Ibrahim Dikecam Sebagian Pendukungnya
Anwar Ibrahim naik ke jenjang kekuasaan tahun lalu dengan reputasi sebagai seorang reformis dan antikorupsi