Di Balik Kisah Mantan Pelaku Klitih di Yogyakarta

Farel, dari keluarga broken home, hobi tawuran dan klitih saat SMA. Kini, dia menjadi sosok yang sukses. Dia berbagi masa kelamnya.
Alfarel Wibowo, 18 tahun saat berbincang dengan wartawan di rumahnya Danurejan, Kota Yogyakarta. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Yogyakarta - Alfarel Wibowo, 18 tahun, warga Danurejan, Kota Yogyakarta patut menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya. Bagaimana tidak, dirinya lolos menjadi pramugara di sebuah maskapai penerbangan yang ada di Jakarta.

Prestasi yang cukup membanggakan tersebut berkat ketekunannya selama sekolah di P3NUSANTARA (Pendidikan Pramugari dan Staff Penerbangan) Yogyakarta yang berada di Jalan Polisi Istimewa, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta sejak tahun 2019.

Lalu apa yang menarik dari cerita pemuda satu ini? Farel sapaannya ternyata memiliki kisah kelam selama masa remajanya. Farel merupakan mantan pelaku klitih atau kenakalan remaja di jalan, bahkan sering ikut tawuran antara sekolah sewaktu duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Dulu saya suka tawuran antar sekolah. Saya juga ikut geng-geng anak nakal di sekolah. Termasuk ngelitiin musuh,” kata Farel saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu, 29 Juli 2020.

Latar Belakang Keluarga Broken Home

Menurut Farel, perbuatan menyimpang tersebut muncul bukan tanpa sebab. Berangkat dari keluarga broken home setelah ayah dan ibunya bercerai. Farel ikut ibunya yang kemudian menikah dengan pria lain.

Farel mengaku kurang perhatian orang tua. Saat itu pun hubungan dengan orang tuanya tidak harmonis. Sehingga Farel biasa melampiaskan kemarahannya melalui tawuran.

“Saat itu yang dirasa puas saja kalau tawuran. Awalnya diajak sama Kaka kelas nongkrong-nongkrong sampai akhirnya terjun ke dunia gelap seperti itu,” ucap pemuda berkulit putih itu.

Kelurga Mantan KlitihAlfarel Wibowo, 18 tahun berfoto bersama keluarga usai berbincang dengan wartawan di rumahnya Danurejan, Kota Yogyakarta (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Perbuatan nakal Farel sampai membuat ibunda serta ayah sambung (ayah tiri), tak sanggup lagi mendidiknya. Berulang kali pihak sekolah memanggil orang tua Farel. Terakhir saat Farel naik kelas dua SMA, dia juga kembali terlibat perselisihan antar geng sampai ditangkap kepolisian. 

Kala itu pihak sekolah sudah tak sangggup lagi mendidik Farel di sekolahnya, yang terpaksa mengeluarkannya saat kelas dua SMA swasta yang ada di Yogyakarta. "Setelah dikeluarkan dari sekolah saya lanjut home schooling dan lulus pada 2019. Itu masa kelam saya yah,” ujarnya saat mengenang masa lalunya.

Setelah lulus SMA pada 2019 melalui home schooling, Farel ingin berubah dan membuktikan jika masa lalunya kelam tersebut dibalas dengan sebuah kesuksesan. 

Pasalnya, ibunda Farel Fitrilia, 36 tahun dan ayah sambungnya Ery Subianto, 36 tahun memutuskan menyekolahkan Farel di sebuah penerbangan di Yogyakarta. Farel menempuh pendidikan dengan kurun waktu 8 bulan.

Selesai pendidikan penerbangan di sekolah di P3NUSANTARA, Farel mencoba keberuntungan dengan mendaftar kerja ke salah satu perusahaan maskapai. Berkat kerja kerasnya, Farel dinyatakan lolos seleksi. 

"Dari sekitar 1.500 orang saya masuk dalam 39 orang yang lolos seleksi menjadi pramugara. Awalnya hanya coba-coba, eh malah lolos seleksi, tahapannya ada sembilan tahapan. Sekarang hanya tinggal medical test, sign contract, dan training ke Jakarta," ujar Farel.

Ayah sambung Farel, Ery Subianto mengaku bangga atas prestasi yang telah dicapai Farel. Dia dan istri tak menyangka anaknya lolos seleksi yang diikuti ribuan peserta.

Ternyata, keputusan untuk mengirimkan anaknya ke sekolah tersebut merupakan langkah yang tepat. Farel yang mengikuti tes seleksi penerimaan pramugara di salah satu maskapai penerbangan swasta tersebut dinyatakan lolos. 

Mantan KlitihAlfarel Wibowo, 18 tahun, mantan pelaku klitih yang kini sukses membanggakan orang tuanya. (Foto: Istimewa)

"Sebenarnya dia ingin kuliah, tapi saya meyakinkan ia untuk masuk ke sekolah pramugara, di sana sekolah 8 bulan bisa langsung ikut seleksi sebagai pramugara atau pekerjaan di bidang aviasi, saya bilang ke dia (Farel) bantu bunda, setidaknya bantu diri kamu sendiri, karena bunda masih ada dua adik yang masih harus dihidupi," ujar Ery.

Berharap Kisahnya Menginispirasi Kaum Muda

Eri Subiyanto mengatakan walaupun bukan anak kandung, sebetulnya Farel adalah anak yang cerdas. Ia mempunyai IQ yang tinggi. Terbukti, ia bisa mengalahkan ribuan peserta yang ingin mengikuti seleksi penerimaan pramugara. 

“Awalnya saya masih enggak percaya ya. Farel yang kami tahu bandelnya minta ampun sampe kami pengen menyerah ternyata kini sudah bisa membanggakan orang tua,” katanya.

Dia berharap, cerita Farel dapat menginspirasi banyak anak muda dan orang tua di luar sana. Dia juga menyadari bahwa perhatian orang tua sangat dibutuhkan anak-anak. Apalagi anak yang menginjak usia remaja jangan sampai lengah pengawasannya. 

“Setelah kami introspeksi yang salah dalam hal ini pasti bukan hanya anaknya saja. Kalau anak gak dekat dengan orang tua, dia akan mencari tempat lain yang membuatnya nyaman. Itu yang kami ambil pelajarannya,” ujar Ery. [PEN]

Baca Juga:


Berita terkait
Klitih Beraksi Bacok Pelajar di Sleman Yogyakarta
Aksi klitih terjadi di Sleman. Seorang pelajar SMA dibacok di bagian kepala.
10 Kasus Klitih dan 34 Tersangka di Yogyakarta
Aksi klitih atau kejahatan jalanan tanpa motif termasuk kasus yang menonjol di wilayah hukum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pelaku Klitih Bawa Celurit Ditangkap di Yogyakarta
Pelaku klitih ditangkap polisi saat akan melakukan balas dendam di Yogyakarta. Pelaku membawa celurit.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.