Desakan Agar G7 Buka Akses Vaksin untuk Negara Miskin

Ratusan mantan pemimpin dunia mendesak negara-negara anggota G7 agar membuka akses vaksin Covid-19 untuk negara-negara miskin
PM Inggris, Boris Johnson, menyerukan agar seluruh populasi dunia menerima suntikan vaksin pada akhir 2022 (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Ratusan mantan presiden, perdana menteri, dan menteri luar negeri di seluruh dunia mendesak negara-negara anggota G7 untuk turut menjamin dan mendanai vaksinasi global sebagai upaya menghentikan penyebaran virus corona (Covid-19) global.

Ratusan mantan pemimpin di seluruh dunia menulis surat terbuka menjelang penyelenggaraan KTT G7 di Inggris yang dimulai pada Jumat, 11 Juni 2021, di mana Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bertemu dengan para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, dan Jepang.

Dalam surat yang ditujukan kepada G7, para mantan pemimpin dunia yang terdiri dari presiden, perdana menteri, dan menteri luar negeri, mengatakan kerja sama global telah gagal terlaksana pada tahun 2020, tetapi tahun 2021 diyakini dapat mengantarkan era baru.

vaksin covid untuk madagaskarPetugas mengangkat kotak berisi vaksin Covid-19 dari program COVAX untuk negara-negara miskin yang baru tiba di Bandara Ivato, Antananarivo, Madagaskar, Afrika (Foto: Dok/voaindonesia.com/AFP).

"Dukungan dari G7 dan G20 yang membuat vaksin mudah diakses oleh negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah bukanlah tindakan amal, tetapi lebih merupakan kepentingan strategis setiap negara,” bunyi surat itu.

1. Bukan Amal, Melainkan Upaya Melindungi Diri

Terdapat mantan Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, dan Tony Blair, mantan Sekretaris Jenderal PBB, Ban-Ki Moon, dan 15 mantan pemimpin Afrika dalam aliansi itu. Mereka mengatakan G7 dan para pemimpin lain yang diundang ke KTT harus menjamin untuk membayar sekitar 30 miliar dolar AS (Rp 427,9 triliun) per tahun selama dua tahun untuk memerangi pandemi di seluruh dunia.

"Bagi G7 untuk membayar (nominal itu) bukanlah amal, itu adalah upaya melindungi diri untuk menghentikan penyebaran penyakit, bermutasi, dan kembali mengancam kita semua," kata Brown.

"Dengan biaya hanya 30 pence (0,43 dolar AS) atau setara (Rp 6.133) per orang per minggu di Inggris, adalah harga yang kecil untuk membayar polis asuransi terbaik di dunia," tambahnya dalam sebuah pernyataan.

ilus vaksin covidIlustrasi: Vaksin Covid-19 (Foto: dw.com/id)

Permohonan para mantan pemimpin dunia itu bertepatan dengan dirilisnya hasil jajak pendapat oleh badan amal Save the Children yang menemukan dukungan kuat publik di AS, Inggris, Prancis, Jerman, dan Kanada untuk G7 membayar 66 miliar dolar AS (Rp 941,3 triliun) yang dibutuhkan untuk vaksin Covid-19 secara global.

2. Inggris Desak G7 Vaksinasi Dunia Tahun 2022

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, meminta anggota kelompok negara-negara G7 untuk membuat komitmen memvaksinasi seluruh populasi dunia pada akhir tahun 2022.

"Saya menyerukan kepada sesama pemimpin G7 untuk bergabung dengan kami, untuk mengakhiri pandemi yang mengerikan ini dan berjanji kami tidak akan pernah membiarkan kehancuran yang ditimbulkan oleh virus corona terjadi lagi," kata Johnson.

PM Johnson menambahkan bahwa menginokulasi dunia pada tahun 2022 akan menjadi "satu-satunya prestasi terbesar dalam sejarah medis." [ha/hp (Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
2 Miliar Dosis Vaksin Pfizer-BioNTech Untuk Negara Miskin
Pfizer-BioNTech berjanji akan mengirimkan dua miliar dosis vaksin mereka ke negara-negara berpendapatan rendah dan menengah
Negara Kaya Didesak Sumbang Vaksin Covid-19 ke Negara Miskin
WHO imbau negara-negara kaya untuk membatalkan rencana vaksinasi Covid-19 bagi kawula muda untuk disumbangkan ke negara-negara miskin
WHO Kembali Serukan Dunia Sumbangkan Vaksin ke Negara Miskin
WHO kembali mendesak dunia agar masyarakat global untuk menyumbangkan vaksin Covid-19 kepada negara-negara miskin
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.