Desa Terisolir di Dairi, Jalan & Listrik Tak Tersedia

Akibat tidak adanya akses tersebut, Desa Sukadame terkesan terpisah dari Kabupaten Dairi.
Dusun Sigedang di Desa Sukadame. Desa itu terkesan terisolir, terpisah dari Kabupaten Dairi. (Foto: Tagar/Istimewa).

Dairi - Desa Sukadame, salah satu dari 19 desa yang ada di Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Namun, akses menuju desa itu, harus berkeliling dari Tigabinanga-Njuhar, Kabupaten Karo.

Karenanya, warga mengeluhkan mahalnya biaya transportasi. "Tidak ada akses jalan dari Sukadame ke Kutabuluh, ibu kota Kecamatan Tanah Pinem. Harus berkeliling melewati Kabupaten Karo, kurang lebih 80 kilometer," kata salah seorang warga yang tidak bersedia dituliskan namanya, Sabtu 12 Oktober 2019.

Akibat tidak adanya akses tersebut, Desa Sukadame terkesan terpisah dari Kabupaten Dairi. Hasil pertanian dari desa itu, dijual ke Pasar Tigabinanga, Kabupaten Karo. Bahkan, anak usia sekolah, harus melanjut ke SMP dan SMA di Kabupaten Karo maupun ke Medan.

Ditambahkan sumber yang bekerja di bidang kesehatan itu, sarana transportasi di Desa Sukadame sangat buruk. Untuk menjual hasil pertanian maupun ke pasar membeli kebutuhan sehari- hari, harus menggunakan mobil gardan dua (hardtop).

Bila musim kemarau, jalan berabu dan sebaliknya musim penghujan, akan berlumpur. Ongkos naik kendaraan hardtop ke pasar dikenakan Rp 50 ribu per orang.

"Kalau pun ada hasil pertanian, setengah dari penjualannya habis untuk biaya angkutan," katanya.

Selain permasalahan akses jalan, sinyal telekomunikasi juga sangat sulit, harus menggunakan alat tertentu.

Demikian halnya dengan penerangan, dari empat dusun desa itu, masih ada yang belum dialiri listrik. Desa Sukadame tidak merasakan kemajuan zaman teknologi canggih saat ini.

Sebenarnya, jarak Sukadame dengan ibu kota kecamatan bisa dipangkas. Dulu ada jalan setapak dari Sukadame ke Desa Sarintonu Kecamatan Tigalingga, untuk selanjutnya ke Tanah Pinem.

Yang paling sulit, mendapatkan pupuk bersubsidi

"Jika menggunakan akses itu, jarak desa ke ibu kota kecamatan hanya sekitar 30-40 Km," kata sumber.

Kepala Desa Sukadame, Novianus Sembiring dikonfirmasi lewat ponsel, Sabtu 12 Oktober 2019, membenarkan kondisi desanya yang memprihatinkan itu.

Disebutnya, kondisi itu sudah puluhan tahun. Desa Sukadame terdiri dari 150 kepala keluarga (KK) yang tersebar di empat dusun. Desa itu sangat potensial di bidang pertanian. Seperti kopi, jagung, cabai, jahe, padi maupun cokelat.

Terkait pertanian itu, Novianus mengungkapkan kesulitan paling mendasar dialami petani. "Yang paling sulit, mendapatkan pupuk bersubsidi," katanya.

Biaya pengangkutannya sangat mahal. Harga pupuk urea bersubsidi mencapai Rp 140 ribu-Rp 150 ribu per zak. Itu pun kadang sulit didapatkan.

"Bila pupuk subsidi dibeli dari Juhar dan Tigabinanga bisa bermasalah, melanggar aturan," ucapnya.

Novianus sangat berharap akses jalan dari Sukademe menuju ibu kota kecamatan dibuka.

"Memang sudah beberapa kali disampaikan pada saat Musrembang kecamatan, tetapi sampai sekarang belum ada realisasi," katanya.

Dibenarkan bahwa ada Dana Desa. Namun, bila pembukaan jalan itu menggunakan tersebut, tidak mencukupi.

"Untuk kebutuhan di desa pun masih kurang. Apalagi jarak dusun ke dusun yang lain sangat jauh," imbuhnya.

Terpisah, anggota DPRD Dairi, Osman Sihombing menyebut, perlu perhatian khusus bagi Desa Sukadame. Saat ini, desa itu lebih dekat dengan kabupaten tetangga.

Ia mengaku telah mendorong Pemkab Dairi segera membuka akses ke desa itu, sehingga warga yang akan ke ibu kota kecamatan, tanpa melewati kabupaten lain.[]

Berita terkait
Dugaan Kejahatan Pertambangan oleh PT DPM di Dairi
Aktivitas yang dilakukan oleh PT Dairi Prima Mineral (DPM) dinilai tidak sesuai prosedur.
Pupuk Langka, Sidak Bupati Dairi Sebatas Pencitraan
Inspeksi mendadak (sidak) Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu bulan lalu, ke beberapa gudang pupuk, dinilai hanya sebatas pencitraan.
Pupuk Tetap Langka, Petani Dairi Terancam Gagal Panen
Langkanya pupuk bersubsidi itu, dikhawatirkan berimbas pada petani gagal panen.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi