Jakarta - Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja yang masuk dalam Omnibus Law oleh DPR RI menuai berbagai komentar warganet, termasuk deretan selebriti Indonesia.
Banyak orang yang menilai RUU Cipta Kerja terlalu membebani rakyat, alih-alih memudahkan para pekerja dan pencari kerja. Pasalnya, ada beberapa pasal yang dianggap kontroversial hingga mendapat perhatian dari masyarakat.
Berikut Tagar rangkumkan deretan selebriti yang ikut berkomentar mengenai pengesahan Undang-undang Cipta Kerja:
1. Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca atau ERK merupakan grup band Indie asal Jakarta yang beranggotakan Cholil Mahmud (vokal utama, gitar), Poppie Airil (vokal latar, bass) dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar).
Mereka dikenal oleh para pecinta musik di Indonesia karena lagu-lagu mereka yang banyak menyentuh dan memotret keadaan sosial masyarakat di sekitar mereka pada semua tingkatan.
Efek Rumah Kaca turut mengomentari RUU Cipta Kerja yang baru saja disahkan DPR, melalui postingan di akun Instagram resmi mereka, @sebelahmata_erk, pada Selasa, 6 Oktober 2020.
"Tidak ada lagi kepercayaan bagi para wakil oligarki ini. Rumah rakyat di DPR telah diambil alih dengan merampas hak demokrasi publik. Suara keras rakyat tidak didengar DPR RI dan pemerintah, dan pengesahan RUU Ciptaker pada hari ini, Senin, 5 Oktober 2020 jadi momentum bahwa kita harus gaungkan lebih kencang #mositidakpercaya," tulis ERK, dikutip Tagar pada Rabu, 7 Oktober 2020.
"Mereka mengisahkan mitos-mitos kesejahteraan dalam kitab Omnibus Law ini. Berikut mimin beberkan mitos vs fakta Omnibus Law Cilaka yang tadi sore disahkan. Rebut kembali kedaulatan kita, jangan tinggal diam! #BatalkanOmnibusLaw #JegalSampaiBatal #AtasiVirusCabutOmnibus," kata akun tersebut.
2. Ernest Prakarsa
Sineas dan komika Ernest Prakarsa turut memberikan komentar terkait RUU Cipta Kerja. Hal tersebut disampaikan sutradara film Imperfect itu melalui akun Twitter pribadinya.
"Apalah kita ini bagi para pemimpin nan mulia, selain deretan angka. Angka korban pandemi, angka pengangguran, angka pemilih para kandidat. Angka dan angka dan angka. Tanpa jiwa, tanpa suara," tulis Ernest Prakasa.
"BTW sori nih bukannya mau belain DPR, tapi jangan lupa kalo UU ini gak akan tembus tanpa koleb sama pemerintah. Dua kekuatan besar bersatu, semacam koleb yutub Raffi Ahmad - Atta Halilintar," kata dia.
3. Tashoora Band
Tashoora adalah sebuah grup musik asal Yogyakarta yang beranggotakan Danang Joedodarmo (Gitar, Vokal), Dita Permatas (Akordeon, Kibor, Vokal), Gusti Arirang (Bas, Vokal), Mahesa Santoso (Drum), Danu Wardhana (Violin, Vokal) dan Sasi Kirono (Gitar, Vokal).
Melalui postingan di media sosial Instagram, band yang sempat merilis mini album live perdana bertajuk Ruang itu juga ikut serta menyuarakan penolakan RUU Cipta Kerja.
4. Kausa Band
Grup band Kausa tak kalah sinis untuk ikut bersuara dan menyampaikan kinerja DPR RI yang dinilai sama sekali tidak mewakili suara rakyat dalam pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja.
Melalui laman Instagram @kausaofficial, band besutan Buluk Superglad itu melayangkan komentar tajam kepada parlemen dan pemerintah.
"Sekali lagi suara kita tidak di dengar, di tikam dari belakang seperti hal biasa untuk rakyat di negara yang makmur ini," tulis mereka.
5. Seringai
Kritik tajam mengenai kinerja DPR RI dan Pemerintah yang mengesahkan Undang-Undang Cipta Kwerja juga datang dari Seringai, grup musik cadas yang kerap mengangkat isu sosial politik dalam lirik-lirik lagu mereka.
Melalui postingan di Instagram, band yang digawangi Arian Arifin (Vokal), Sammy Bramantyo (Bas), Edy Khemod (Drum), dan Ricky Siahaan itu mempertanyakan urgensi pengesahan UU Cilaka, di tengah merebaknya pandemi virus corona yang harusnya lebih mendapat prioritas untuk ditangani.
"Apa urgensinya meloloskan RUU CILAKA? Selain berdampak buruk bagi kelas pekerja dan lingkungan hidup, RUU yang seharusnya diteliti, dicermati dan dikritisi, akhirnya dibahas sangat tergesa-gesa dan disahkan secara diam-diam, nyaris tanpa perlawanan berarti karena memanfaatkan situasi pandemi," kata mereka.
- Baca juga: Lirik Lagu Mosi Tidak Percaya - Efek Rumah Kaca
- Baca juga: RUU Permusikan Akhirnya Ditarik Baleg DPR
"Sementara kurva pandemi semakin meninggi setiap harinya, belum dapat dikendalikan dan penanganannya karut-marut. Walhasil, korban semakin banyak dan rakyat kecil semakin menderita. Ibaratnya, sudah jatuh tercekik masih pula tertimpa tangga Omnibus Law," tulis akun Instagram Seringai. []