Denny Siregar: Surat Terbuka untuk Partai Demokrat

Demokrat, jangan mentang-mentang partai kaya dan pernah berkuasa, seenaknya mau menindas orang seperti saya. Saya tidak akan mundur. Denny Siregar.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan istri, Annisa Pohan. (Foto: Instagram/Agus Yudhoyono)

Jujur sejak awal saya tidak paham apa yang dipermasalahkan Annisa Pohan dan Partai Demokrat. Kalau dituduh saya mem-bully seorang anak, mereka juga tidak menunjukkan bukti bully-an seperti apa. Apakah saya mem-bully fisiknya? Atau bully isi tulisannya? Atau bully bahasa Inggrisnya?

Tiba-tiba saja, seperti angin topan saya dituding mem-bully anak. Padahal twit saya jelas-jelas saya tujukan kepada Demokrat yang sibuk dengan narasi lockdown dari bapak, ke anak, terus ke cucu, dan bisa juga ke cicit. Bukan bully anaknya.

Itu framing jahat.

Lalu saya katanya mau dilaporkan ke Bareskrim. Eh, laporan ditolak karena enggak memenuhi bukti kuat. Demokrat balik badan, lalu bikin narasi ancaman, dalam waktu 3 x 24 jam saya harus hapus twit saya itu.

Ketika saya bilang, "Silakan ke jalur hukum," mereka teriak, "Lha, Anda menantang?" Gimana sih? Masak menghormati hak orang mau somasi, dibilang menantang.

Jangan mentang-mentang partai kaya dan pernah berkuasa, seenaknya mau menindas orang seperti saya. Saya tidak akan mundur dari tekanan apa pun.

AHY dan KeluargaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan istri, Annisa Pohan, beserta anak, Almira Tunggadewi Yudhoyono. (Foto: Instagram/Agus Yudhoyono)

Sebenarnya saya tidak mau memperpanjang masalah ini, karena saya harus paham reaksi ibu seperti Annisa Pohan yang enggak paham politik. Tapi kayaknya karena dia ngamuk, orang-orang Demokrat langsung cari muka supaya dianggap loyal.

Kenapa saya bersikeras tidak mau menghapus cuitan dan siap berhadapan dengan mereka di jalur hukum?

Bukan saya berani atau sok berani.

Pertama, karena saya tidak salah.

Kedua, karena saya ingin menghajar kearoganan mereka.

Jangan mentang-mentang partai kaya dan pernah berkuasa, seenaknya mau menindas orang seperti saya. Saya tidak akan mundur dari tekanan apa pun.

Ini juga biar jadi pelajaran buat kita semua, jangan pernah takut menghadapi ancaman jika kita benar.

Saya tidak dibekingi siapa pun. Saya sendirian, mungkin jika perlu, saya didampingi pengacara yang siap pasang badan bukan karena uang, karena saya tidak mampu bayar mereka. Tapi karena dia juga punya prinsip yang sama dengan saya.

Mungkin saya seperti Daud melawan Goliath. Mungkin saya akan kalah dan masuk penjara karena saya tidak punya pegangan orang berkuasa.

Tapi ketika itu terjadi, saya tinggal bilang ke anak saya kelak, "Papa sudah melawan, Nak. Sebaik-baiknya. Sehormat-hormatnya."

Salam secangkir kopi.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Sebelumnya:

Berita terkait
20 Negara Mulai Longgarkan Aturan Lockdown
Berikut 20 negara yang telah melonggarkan kebijakan lockdown karena Covid-19 atau virus corona sudah mulai menurun dalam menjangkiti warganya.
Gebrakan Jokowi Atasi Krisis Pangan Masa Pandemi
Jokowi memerintahkan BUMN dan Kementerian Pertanian keroyokan membuka lahan sawah baru untuk antisipasi krisis pangan pada masa pandemi Covid-19.
27 Terobosan Jokowi Hentikan Badai Covid-19
Pandemi Covid-19 memukul ekonomi dunia, termasuk ekonomi Indonesia. Berikut terobosan Presiden Jokowi dalam menghentikan badai Covid-19
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.