Denny Siregar: Propaganda Reshuffle Nadiem Makarim

Nadiem Makarim jelas banyak musuhnya. Dan mereka sedang membangun propaganda supaya ia di-reshuffle Jokowi. Tulisan Denny Siregar.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. (Foto: Instagram/@kemdikbud.ri)

Di tengah riuhnya blunder-blunder yang dilakukan menteri-menteri Jokowi di kabinet Indonesia Maju, saya masih percaya pada salah satu menteri. Dia, Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan.

Dari awal ketika Jokowi menetapkan Nadiem sebagai Menteri Pendidikan, saya kaget sekaligus senang. Kaget, karena saya tidak menyangka dia akan menjabat Menteri Pendidikan. Saya kira dia akan ditempatkan di Menkominfo, sesuai dengan bidangnya.

Senang, karena Nadiem adalah orang yang memang saya harapkan bisa membantu Jokowi dengan pemikirannya yang sangat futuristik.

Dunia pendidikan kita adalah dunia belantara yang selama ini dikuasai banyak hewan bertaring dan berbisa. Karena pendidikan bersifat wajib, tidak ada orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya. Dan di sanalah proses kapitalisasi dengan nilai triliunan rupiah yang dinikmati banyak pihak, mulai sekolah, pelaku usaha sampai pejabat.

Dunia pendidikan sengaja di-setting sedemikian rupa supaya bisa menguntungkan. Di balik harapan orang tua terhadap anaknya supaya bisa mengubah nasib mereka ke depan, pihak-pihak yang mencari untung membangun jebakan supaya mereka mendapatkan "cuan" ujian negara, misalnya.

Saya sejak dulu heran, kenapa ukuran kepintaran seorang murid selalu harus lewat ukuran nilai, dengan mata pelajaran yang belum tentu dikuasai si murid itu?

Saya membayangkan, murid-murid yang berbakat seni harus tersiksa setengah mati ketika dia dipaksa harus pintar matematika, padahal angka adalah musuh besarnya.

Albert Einstein pernah bilang, "Jangan mengukur kepandaian seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon." Ikan itu ya berenang. Jadi, ukurlah dia dari kemampuannya berenang. Kalau dia disuruh memanjat pohon dan ditandingkan sama monyet, ya jelas enggak akan jadi apa-apa.

Nadiem jelas banyak musuhnya. Dan mereka sedang membangun propaganda supaya Nadiem di-reshuffle Jokowi.

Begitulah Ujian Negara. Sistem itu menyeragamkan semua ukuran siswa. Akhirnya dari masalah itu, terbitlah peluang bisnis, yaitu bimbingan belajar. Orang tua harus keluar uang lagi supaya anaknya bisa selamat dari jebakan ketidaklulusan. Dan siapa yang paling kena dampak jika Ujian Nasional dihapuskan? Ya, usaha bimbingan belajar. Bisa dibayangkan marahnya mereka ketika periuk nasi mereka hilang.

Nadiem Makarim mencoba mendudukkan kembali masalah yang ada dan mengubah semua sesuai fungsinya. Nadiem Makarim adalah seorang programmer, seorang engineer. Khas programmer, ia memantau dulu masalah di aplikasi yang rusak dan menatanya kembali supaya bisa berfungsi. Itulah yang ia lakukan di dunia pendidikan sekarang. Dan salah satu prestasi yang paling fresh yang baru ia lakukan adalah memotong aliran dana Bantuan Operasional Sekolah atau kita kenal dengan dana BOS.

Dana BOS yang dikucurkan pemerintah pusat kepada sekolah sesuai amanat pendidikan. Tahun 2020 ini dana BOS akan dikucurkan senilai hampir 55 triliun rupiah untuk lebih dari 130 ribu sekolah di Indonesia.

Selama ini dana BOS dari pusat dikucurkan ke pemerintah daerah dan ditampung di rekening kas umum daerah. Jadi sekolah yang mendapat dana BOS harus berhubungan dengan Pemda supaya dana itu cair. Di sinilah yang banyak korupsinya. Banyak kepala sekolah yang terpaksa menyuap orang Dinas Pendidikan supaya dana BOSnya bisa cair. 

Di Sumatera Utara contohnya, pernah ada kepala Diknas yang memotong dana BOS sebesar 17 persen dari setiap sekolah. Si Kepala Diknas itu pun dapat uang haram sebesar 3 miliar rupiah. Belum lagi banyak oknum kepala sekolah yang meminta uang dari komite sekolah dan orang tua murid dengan alasan, "Dana BOS belum cair." 

Ada juga sih kepala sekolah yang jujur, yang terpaksa menggadaikan motornya untuk menalangi dana BOS yang tidak kunjung cair. Masalah ini juga diselesaikan Nadiem Makarim.

Bekerja sama dengan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri, Nadiem Makarim memotong jalur penerimaan dana BOS dan langsung ditransfer ke sekolah-sekolah. Dan menariknya, pihak sekolah bebas menggunakan uang itu untuk apa saja asal sesuai aturan yang ada. Dan salah satu poin penting dari dana BOS ini adalah 50 persen dananya untuk menggaji para honorer supaya mereka bisa ikut sejahtera.

Terobosan penting yang dilakukan Nadiem Makarim ini tentu bikin banyak orang kebakaran jenggot. Bayangkan, tikus-tikus di daerah yang selama ini menikmati hasil suapan dari dana BOS, sekarang periuknya juga hilang. Laparlah mereka. Saya yakin tidak mudah bagi Mendikbud mengubah sistem pendidikan yang selama ini dikuasai mafia. Istilah Anies Baswedan, Nadiem sedang merevitalisasi dunia pendidikan. Nadiem jelas banyak musuhnya. Dan mereka sedang membangun propaganda supaya Nadiem di-reshuffle Jokowi.

Ya bagaimana? Mau menyuap Nadiem Makarim enggak bisa. Ia sudah super kaya. Menurut Globe Asia, harta Nadiem Makarim hampir 1,5 triliun rupiah. Mabok enggak tuh? Masalahnya Nadiem Makarim cuma satu. Dia sering pakai Bahasa Inggris kalau bicara. Ini yang membuat anggota DPR dari PKS marah besar, dan menegur Nadiem. Mungkin buat PKS, Nadiem lebih baik pakai bahasa Arab saja. Karena bagi PKS, bahasa Arab bisa lebih mudah diterima bahkan bisa dijadikan sandi untuk menyamarkan korupsi.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Tulisan ini sebelumnya telah di-publish dalam bentuk video di Cokro TV dengan judul Denny Siregar: Nadiem Berkelahi dengan Waktu

Baca juga:

Berita terkait
Denny Siregar: Pak Jokowi, Jangan Memelihara Monster ISIS
Saya ingat sekali pernyataan Vladimir Putin, Presiden Rusia waktu menyatakan akan terlibat dalam perang Suriah. Tulisan Denny Siregar.
Denny Siregar Setuju PKS Jadikan Aceh Industri Ganja Obat
Tiba-tiba saja PKS memunculkan wacana menarik, yaitu ekspor daun ganja, menjadikan Aceh industri ganja obat. Saya setuju. Tulisan Denny Siregar.
Denny Siregar: Tegaslah Wahai Menteri Agama
Tegaslah sedikit kita sebagai bangsa Indonesia. Biar dihormati negara luar sebagai bangsa yang punya wibawa. Tulisan Denny Siregar.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.