Denny Siregar: Jokowi-Prabowo dan Skenario yang Gagal

Benar saja strategi Jokowi. Prabowo pun mulai dimusuhi kelompok radikal itu, yang pelan-pelan bergeser mencari tunggangan baru. Denny Siregar.
Jokowi dan Prabowo. (Foto: Biro Pers Setpres RI/Muchlis Jr)

Salah satu strategi politik Jokowi yang paling mahir menurut saya adalah dengan menggandeng lawan politiknya pada waktu Pilpres 2019, yaitu Prabowo Subianto, untuk masuk ke dalam kabinet. Dan keputusan Jokowi ini langsung membuat suasana politik di Indonesia menjadi adem ayem. Memang masih ada sedikit gejolak, tapi tidak frontal seperti pascapemilu bulan Mei 2019 yang sampai rusuh di mana-mana.

Dan Jokowi tahu, bukan Prabowo yang membangun kerusuhan itu, tetapi para penumpang gelap politik yang memanfaatkan nama Prabowo sebagai kendaraan mereka untuk berkuasa di Indonesia. Dan salah satu penumpang gelap yang memanfaatkan Prabowo, selain para mafia yang keberadaannya diusik oleh program ekonomi Jokowi, adalah kelompok radikal berbaju agama yang mempunyai agenda jangka panjang, yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara Islam.

Mereka ini yang sangat berbahaya, karena berpotensi menjadikan negeri ini pecah berantakan. Kelompok radikal berbaju agama ini tidak penting siapa calon presidennya, karena buat mereka semua produk demokrasi sejatinya adalah kafir, termasuk calon presiden yang ingin berkuasa. Begitu juga Prabowo, di mata mereka sebenarnya sudah divonis kafir. Hanya mereka tidak punya jalan lain, harus memanfaatkan produk demokrasi yang kafir ini sebagai jalan untuk menguasai negara.

Saya pernah menulis bagaimana seandainya Prabowo yang menang dalam Pemilu 2019. Ketika Prabowo menang, dengan membawa kelompok radikal ini sebagai gerbong pendukungnya, maka kelompok radikal ini akan melakukan tawar-menawar dengan Prabowo, karena mereka merasa berjasa sudah memenangkan dia. Dan agenda utama mereka adalah menjadikan Indonesia sebagai NKRI bersyariah dengan kitab suci di atas konstitusi.

Kitab suci agama mana? Ya, tentu agama Islam yang sesuai dengan penafsiran mereka. Catat ya, kitab agama yang sesuai dengan penafsiran mereka sendiri. Dan kalau itu terjadi, maka seluruh produk undang-undang kita akan direvisi dan disesuaikan dengan kitab suci sesuai penafsiran mereka sendiri.

Begitulah skenario mereka. Dan Alhamdulillah, Tuhan masih melindungi negara kita dengan kembali memenangkan Jokowi sebagai presiden periode kedua.

Jokowi-PrabowoJokowi dan Prabowo. (Foto: Instagram/Presiden Joko Widodo)

Apakah Prabowo kalau menjadi presiden akan setuju? Tentu tidak, karena dia sebenarnya nasionalis. Dan Prabowo dengan kelompok radikal ini, yang kemungkinan diwakili Rizieq Shihab sebagai imam besar, akan bergesekan dan semakin lama semakin panas. Prabowo adalah orang yang temperamental, gesekan mereka berdua akan menjadi awal dari kerusuhan.

Kelompok radikal ini akan membawa massa yang mereka klaim sebagai umat Islam, dan Prabowo akan mengeluarkan kekuatan militer untuk melawan mereka. Dan apa yang terjadi, boom, selamat datang Suriah di Indonesia. Negara asing akan campur tangan dengan pembiayaan kepada kelompok radikal ini, karena mereka berkepentingan terhadap sumber daya alam Indonesia yang kaya raya, terutama nikel yang sekarang menjadi primadona.

Begitulah skenario mereka. Dan Alhamdulillah, Tuhan masih melindungi negara kita dengan kembali memenangkan Jokowi sebagai presiden periode kedua.

Dengan masuknya Prabowo ke kabinet Jokowi, maka virus itupun pelan-pelan menyingkir. Memang berbahaya kalau Prabowo dikuasai mereka. Karena Prabowo sudah dijadikan simbol oleh mereka, selain Prabowo adalah bagian dari militer sehingga dia masih menguasai beberapa elemen di dalam TNI, juga partainya, Gerindra adalah partai besar nomor 3 sesudah PDIP dan Golkar.

Dan benar saja strategi Jokowi. Prabowo pun mulai dimusuhi kelompok radikal itu, yang pelan-pelan bergeser untuk mencari inang baru yang bisa ditunggangi nanti dalam Pilpres 2024. Mereka mulai merapat dengan para mafia, yang dulu pada masa orde baru kenyang dengan kekuasaan dan fasilitas yang sekarang sedang dirampas pelan-pelan harta kekayaannya oleh pemerintahan Jokowi.

Kelompok radikal ini butuh pembiayaan dan para mafia butuh kekuasaan untuk melindungi harta mereka. Simbiosis mutualisme berdasarkan kepentingan pribadi mereka dan kelompoknya ini akan melahirkan sosok baru dengan model yang sama, yaitu calon yang oportunis, ambisius, dan mau menghalalkan segala cara meski itu harus mengorbankan nyawa dan keutuhan Indonesia.

Pola mereka tidak berubah dan masih mudah dideteksi ke mana arah gerakan mereka. Yang masalah adalah masih ada orang-orang yang mau saja dimanfaatkan oleh kelompok ini karena nafsu kekuasaan. Sementara ini terlihat ada dua partai yang pasti bersedia untuk dijadikan kendaraan.

Yang pertama dan sudah pasti adalah PKS yang mempunyai lebih dari 8,15 kursi di DPR RI. Dan yang kedua adalah partai yang ingin kembali berkuasa seperti Demokrat yang hanya punya 7,7 persen kursi di DPR RI. Gabungan dua partai ini hanya mencapai hampir 16 persenan kursi di DPR RI, masih kurang 4 persen lagi untuk mencalonkan presiden sendiri pada tahun 2024.

Entah kenapa kita masih belum dewasa juga dalam berpolitik dan masih senang bermain dengan api. Kelompok radikal berbaju agama yang senang memainkan ayat dan mayat ini adalah monster yang kelak siap menghancurkan negara kita. Tapi masih ada partai politik yang memelihara mereka hanya demi kekuasaan semata.

Untung saja kita masih punya kompas yang masih kita pegang mulai Pilpres 2024 sampai sekarang. Yaitu di mana PKS berpihak, maka kita pilih lawannya. Setuju? Mari kita seruput kopinya.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
Mayoritas Pemilih Prabowo Puas dengan Kinerja Jokowi
Menurut survei, warga tidak lantas menyalahkan pemerintah terkait dampak ekonomi selama pandemi. Pendukung Prabowo pun puas dengan kerja Jokowi.
Prabowo Semangati Paramedis yang Tak Rayakan Lebaran
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto memberikan penghormatan dan menyemangati paramedis yang berjuang melawan virus corona (Covid-19).
Pesan Jokowi untuk Gugus Tugas Covid-19 di Daerah
Presiden Jokowi ingatkan semua ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 ancaman Covid-19 masih ada yang secara umum masih dinamis
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.