Denny Siregar: Hati-hati Api Panas Perang Nikel

Selama ini kita selalu mengekspor bahan mentah nikel ke seluruh dunia. Inilah yang membuat Jokowi murka. Tulisan opini Denny Siregar.
Presiden Jokowi (tengah). (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

"Hati-hati, mulai 2020 nanti Indonesia bisa bergolak," kata seorang teman mengingatkan. Ia kemudian bercerita tentang rencana "perang" Jokowi dengan negara Uni Eropa, yang akan dikenal dengan perang nikel.

Nikel? Ya, nikel. Nikel adalah salah satu sumber alam terbesar Indonesia. Kita bahkan punya cadangan sampai 200 tahun ke depan. Terbesar ke 6 di dunia.

Apa hebatnya Nikel?

Nah, ini dia. Nikel adalah salah satu unsur penting untuk membuat baja. Tanpa nikel, tidak ada yang namanya stainless steel yang sekarang sudah masuk ke kebutuhan pokok manusia.

Selama ini kita selalu mengekspor bahan mentah nikel ke seluruh dunia. Di negara sana nikel diolah dan diekspor kembali ke Indonesia dalam bentuk silet, peralatan dapur, sampai bahan konstruksi.

Kita ekspor mentahnya murah, tapi kita impor barang jadinya mahal. Negara lain yang dapat keuntungan, bukan kita. Kita cuma "diperah" susunya saja, dagingnya mereka yang makan.

Inilah yang membuat Jokowi murka. Dia lalu memerintahkan, "Stop ekspor nikel! Bangun industri pengolahan di sini dan ekspor barang jadinya, bukan mentahnya!"

Niat Jokowi ini mendapat momen ketika Uni Eropa melarang perdagangan sawit yang menjadi komoditi andalan Indonesia. "Sekalian saja, kita stop ekspor nikel ke mereka.." kata Jokowi.

Nikel adalah salah satu sumber alam terbesar Indonesia. Kita bahkan punya cadangan sampai 200 tahun ke depan.

Ngamuklah Uni Eropa. Industri baja yang selama ini jadi andalan mereka akan runtuh dan itu akan mempengaruhi ekonomi mereka. Ratusan ribu pegawai akan kehilangan pekerjaan. Dan ini berbahaya untuk kestabilan politik mereka.

Jokowi memang gila. Dengan cueknya dia bilang, "Suka suka kita, wong kita yang punya."

Makin ngamuklah Uni Eropa.

Tapi mau ngamuk gimana? Di belakang Jokowi ada China yang lebih santun dalam berdagang. China butuh nikel untuk mobil listrik mereka yang akan mereka produksi besar-besaran tahun 2035.

Untuk apa nikel di mobil listrik? Untuk batere lithium lah. China memastikan mereka akan investasi di Indonesia membangun pabrik batere lithium besar. China memasukkan duit ke sini, sedangkan Uni Eropa cuma main perah saja.

"Terus bahayanya Indonesia dalam situasi seperti itu di mana?" tanyaku.

Kalau melihat pola dari yang apa yang sudah dilakukan Uni Eropa dan sekutu mereka Amerika, kemungkinan mereka akan menggoyang Indonesia lewat kelompok radikal.

Kelompok radikal - yang sering dijuluki kadrun - sudah tumbuh subur di negeri ini sejak zaman SBY, akan dipakai sebagai senjata. Demo besar akan digerakkan supaya chaos.

Musuh politik akan dibangun sebagai kekuatan baru yang bersahabat dengan negara barat. Sedangkan Jokowi akan dicap "komunis" karena lebih dekat dengan China seperti Soekarno dulu.

Bisa jadi Rizieq di Saudi juga sedang dipersiapkan untuk memimpin revolusi dengan konsep revolusi Islam seperti yang pernah terjadi di Iran.

Itulah kenapa pemerintahan Jokowi ini seperti sangat berhati-hati dalam menangani kelompok radikal. Terlalu keras, bisa memunculkan isu baru yang akan digoreng keluar seperti etnis Uighur di China. Terlalu lunak, mereka akan berkembang biak lebih banyak.

Cara yang lebih baik adalah biarkan mereka ada, tapi diawasi terus dan dilokalisir. Kalau mulai bandel, jitakin kepalanya sampai benjol tapi jangan mati, nanti jadi senjata api.

Tahun depan, siapkan cangkir kopi yang banyak karena perang kita akan semakin luas. Seperti kata pepatah, "kampret hilang, kadrun terbilang".

Seruputt...

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Tulisan ini sebelumnya sudah di-publish di laman Facebook Denny Siregar

Baca juga:

Berita terkait
Stop Ekspor Nikel, Luhut: Jangan Dikte Indonesia
Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan akan melawan gugatan dari UE atas kebijakan Indonesia stop ekspor nikel.
Pengacara Indonesia, Mampu Hajar Kasus Nikel?
Jokowi menegaskan untuk tidak gentar menghadapi gugatan Uni Eropa terkait larangan ekspor bijih nikel mulai 1 Januari 2020.
Larangan Ekspor Biji Nikel Dicabut Luhut Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mencabut larangan ekspor biji (ore) nikel.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.