Jakarta - Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan alasan di balik munculnya sosok Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Film The Tomorrow War.
"Berhubung ada beberapa rekan yang japri kami terkait salah satu scene film terbaru The Tomorrow War yang dibintangi Chris Pratt menampilkan Presiden RI ke-6, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, dan bertanya mengenai momen ketika scene yang muncul di film tersebut," kata Herzaky melalui keterangan tertulis yang diterima Tagar, Senin, 19 Juli 2021.
Ia juga menyampaikan bahwa scene film tersebut diambil waktu pertemuan SBY dengan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, di 10 Downing Street, London.
Sosok beliau muncul sebagai salah satu pemimpin negara di dunia yang bersepakat dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya dalam usaha menyelamatkan dunia.
"Pertama, scene tersebut mengambil momen pertemuan Bapak SBY dengan Bapak Gordon Brown, PM Inggris ketika itu. Kedua, pertemuan itu terjadi di 10 Downing Street, London, tempat PM Inggris tinggal dan berkantor. Ketiga, tanggal tepatnya pertemuan itu terjadi adalah 31 Maret 2009, di sela-sela Forum G-20 di London, Inggris," ucapnya.
Ia juga mengatakan kemunculan SBY di film tersebut tentu sangatlah baik dan perlu untuk dibanggakan karena dalam film tersebut SBY sedang melakukan kesepakatan dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya dalam usaha menyelamatkan dunia.
"Adapun respons Partai Demokrat terkait cuplikan kemunculan Pak SBY, sebagai founding fathers dan panutan kami di Partai Demokrat, di film yang baru tayang di bulan Juli 2021. Tentunya ini hal yang baik, patut membuat kita bangga dan bersyukur," ujar Herzaky.
Ia juga mengatakan alasan kepada Partai Demokrat harus berbangga dengan munculnya SBY tersebut karena di tonton oleh banyak mata dari seluruh dunia,
"Pertama, salah satu putra terbaik Indonesia, Presiden RI ke-6, Bapak SBY, dimasukkan dalam scene film yang diputar luas di seluruh dunia sebagai tokoh protagonis dan menentukan," ujarnya.
"Kedua, dalam scene yang ditampilkan, sosok beliau muncul sebagai salah satu pemimpin negara di dunia yang bersepakat dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya dalam usaha menyelamatkan dunia," katanya.
Di sini, lanjut Herzaky, merupakan salah satu bentuk pengakuan kepada Indonesia, khususnya kepada SBY, sebagai salah satu pemimpin di dunia yang ketika menjabat ikut berperan aktif dalam menjaga dan mempromosikan perdamaian maupun ketertiban dunia, sesuai dengan amanat Konstitusi.
Ketika, kata Herzaky, mungkin ada kerinduan dunia internasional, akan sosok SBY, dalam situasi dunia sedang krisis dan mengancam keberadaan umat manusia akibat pandemi Covid-19.
"Untuk ikut terlibat aktif dan memberikan masukan-masukan, agar Indonesia bisa segera membaik dan lepas dari jeratan pandemi Covid-19 maupun krisis ekonomi saat ini," ujarnya. []