Demokrat: Kalau Ada Lalat Politik, Siapa Sampah Istana?

DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan kalau ada lalat politik lalu siapa sampah Istana. Hal ini merespons pernyataan Moeldoko.
Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. (Foto: Tagar/Demokrat)

Jakarta - Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, merespons soal lalat politik yang disampaikan Moeldoko. Menurut Herzaky, kalau ada lalat politik lalu siapa sampah Istana. 

"Lalat itu berkerumun di tumpukan sampah dan bangkai. Jadi, kalau benar ada lalat politik, Istana perlu introspeksi diri. Siapa yang menjadi sampah dan bangkai di lingkungan istana, sehingga mengundang datangnya lalat politik?," ujar Herzaky melalui keterangan tertulis yang diterima Tagar, Senin, 12 Juli 2021. 

Menurut Herzaky, yang dimaksud Moeldoko, yakni saat semua orang sibuk menangani Covid-19 di Indonesia, ada sejumlah orang yang sibuk menyelamatkan ekonomi rekannya. 

"Saat Presiden berusaha bekerja serius menangani pandemi dan menyelamatkan nyawa rakyat, siapa di Istana yang sibuk menyelamatkan ekonomi rekanan dan atau mencari cuan di tengah pandemi? Mungkin itu yang dimaksud Moeldoko," ucap Herzaky.


Kalau pemerintah kemudian gerah dengan kritik kami itu tanda pemerintah saat ini memang belum optimal dalam membantu rakyat masih belum fokus pada penyelamatan nyawa.


Herzaky juga mengatakan, sebaiknya Moeldoko selaku KSP fokus dengan tugasnya membantu presiden menyelamatkan nyawa rakyat, daripada sibuk bermanuver politik berusaha mengambil paksa Partai Demokrat seperti yang terus berusaha dilakukannya selama ini. 

"Kerja benar, dan tunjukkan hasil nyata bantu rakyat. Tunjukkan kalau beliau pelaku demokrasi, bukan pelaku abuse of power," katanya. 

Mungkin, lanjut Herzaky, Moeldoko juga bisa membantu Presiden dalam membersihkan sampah politik di sekitar Istana, jika memang lalat dan sampah itu ada. 

"Kasihan Bapak Jokowi kalau ada orang di sekelilingnya yang malah menjadi lalat politik, atau tumpukan sampah politik. Mungkin Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan (KSP) bisa bantu Bapak Presiden untuk bersih-bersih sampah politik, bangkai politik, dan lalat politik di sekitar Istana, jika memang ada lalat politik sesuai dengan statemen Moeldoko sendiri," ucanya. 

Demokrat sampai dengan saat ini, kata Herzaky, tetap berkomitmen konsisten berkoalisi dengan rakyat. Begitu juga dengan membantu rakyat yang sedang kesulitan.

"Kader-kader kami di seluruh pelosok Indonesia, selama ini konsisten membantu rakyat terdampak pandemi, baik memberikan bantuan kesehatan maupun bantuan ekonomi. Termasuk ketika Covid-19 makin mengganas dalam sebulan terakhir di Indonesia," ucap Herzaky. 

Ia juga mengatakan bahwa sejatinya tak perlu banyak mengumbar janji tapi tak ada hasil nyata. Tak perlu memakai influencer tapi rakyat merasakan sebuah kerja nyata. 

"Jejak rekam aktivitas kader kami bantu rakyat banyak tersebar di media sosial dan media massa. Rakyat yang merasakan langsung selama setahun ini pun mengamini kerja dan hasil nyata kami untuk rakyat. Tak perlu banyak janji di media massa, tak perlu pakai influencer, tapi rakyat sendiri yang merasakan dan mengapresiasi kerja nyata kami," ujarnya. 

"Kami pun nyaring memperjuangkan harapan rakyat di publik, karena nyawa tiap rakyat sangat berharga. Kegagalan pemerintah memitigasi pandemi ini sehingga gagal mengantisipasi kelangkaan oksigen, obat-obatan, dan kelangkaan ketersediaan tempat perawatan di rumah sakit, telah membuat nyawa ibu, bapak, adik, kakak banyak rakyat Indonesia melayang," katanya.

Menurut Herzaky ini yang membuat pihaknya ikut prihatin dan bersuara keras, termasuk Ketum AHY yang langsung menyuarakan ini. Para kader sudah berusaha bantu untuk atasi itu, tapi ada keterbatasan karena yang punya semua infrastruktur untuk itu adalah pemerintah.

"Kalau pemerintah kemudian gerah dengan kritik kami, itu tanda pemerintah saat ini memang belum optimal dalam membantu rakyat. Masih belum fokus pada penyelamatan nyawa. Masih gamang entah tidak tahu harus fokus ke mana, atau gamang karena ada kepentingan lain yang mesti didahulukan selain menyelamatkan nyawa rakyat? Padahal, seluruh dukungan sudah diberikan kepada pemerintah selama setahun lebih pandemi ini," ujar Herzaky. 

Sebelumnya, Moeldoko melalui video resminya mengimbau semua pihak agar tidak menjadi lalat politik yang mengganggu konsentrasi penanganan pandemi Covid-19. Di saat seperti ini yang dibutuhkan adalah kebersamaan.

"Saya mengingatkan semua pihak, janganlah menjadi lalat-lalat politik yang justru mengganggu konsentrasi," ucap Moeldoko, Sabtu, 10 Juli 2021. []

Berita terkait
Demokrat: Banyak Cara Selain Usulan RS untuk Pejabat
Demokrat berharap agar semua elemen lapisan masyarakat bisa mendapatkan perawatan yang terbaik.
Kubu AHY Gugat Kubu Moeldoko Soal Pakai Atribut Partai Demokrat
Gerombolan KLB ilegal secara semena-mena menggunakan atribut partai, mengaku-aku sebagai pengurus, bikin kegiatan tanpa legal standing. Mehbob.
Demokrat: Jangan Alihkan Persoalan, Fokus Pada Nyawa Rakyat
Demokrat meminta pendukung pemerintah, terutama yang ada di parlemen, untuk fokus pada nyawa rakyat, bantu presiden mengatasi pandemi Covid-19.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.