Demokrat Ancam Akhyar Nasution agar Tidak Korupsi

Partai Demokrat yakin Akhyar Nasution memenangkan Pilkada Kota Medan dan memintanya tidak korupsi saat menduduki jabatan wali kota.
Ketua Partai Demokrat Sumatera Utara, Herri Zulkarnain. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Partai Demokrat Sumut yakin Akhyar Nasution akan memenangkan Pilkada Kota Medan 9 Desember 2020 mendatang. Partai bentukan SBY ini juga meminta eks kader PDIP itu tidak korupsi saat menduduki jabatan wali kota.

Pelaksana Ketua DPD Partai Demokrat Sumut Herri Zulkarnain kepada Tagar menyampaikan keyakinan dan harapannya. Dia menyebut sosok Akhyar sudah tepat sebagai Wali Kota Medan.

"Dia kami sebut emas karena betul-betul ingin membenahi Kota Medan. Sebenarnya banyak kader kami, tapi karena kami lihat dia layak dan dia tidak diterima oleh partai awalnya, maka itu kami usung," kata Herri, Senin, 27 Juli 2020.

Menurut Herri, sosok Wali Kota Medan harus benar-benar orang yang memahami lokasi, dan mengetahui keinginan masyarakatnya. Akhyar kata dia adalah orang yang tepat.

"Kami ingin Kota Medan dipimpin orang Medan. Harus tahu seluk- beluk Kota Medan dan orang yang pas adalah Akhyar. Dia pernah menggunakan air Sungai Deli, kuliah di Universitas Sumatera Utara, sekolah di SMA Negeri 3 Medan. Otomatis tahu keinginan warga Kota Medan. Dia juga pasti bisa membenahi Kota Medan yang sudah rusak parah ini. Kami nilai, ketika dia datang ke kami, dengan pintu terbuka menerima dan mendukungnya," ungkapnya.

Kami sudah final dengan PKS. Sudah final PKS tetap sebagai calon wakil, ini bukan masalah partai

Herri juga yakin Akhyar tidak akan menambah rekor Wali Kota Medan terjerat korupsi seperti pejabat sebelumnya. Misalnya, Abdillah, Rahudman Harahap, dan Dzulmi Edin.

"Sosok Pak Akhyar tidak mungkin menambah rekor kepala daerah terlibat korupsi. Kami sudah ancam dia dan komitmen Pak Akhyar, kami tidak mau dia memecah rekor seperti wali kota sebelumnya," ungkap mantan anggota DPRD Sumut itu.

Baca juga:

Akhyar juga berjanji tidak akan melakukan politik dinasti. Dia berniat tulus untuk kesejahteraan masyarakat Kota Medan. Selama ini dia tidak bisa berbuat lebih jauh karena hanya sebagai wakil wali kota.

"Akhyar menyakinkan partai, dia menyebut bahwa dia tidak tamak kekuasaan, dia ingin membangun Kota Medan. Anak dan istri dia juga tidak ikut berpolitik, dia murni ingin memajukan Kota Medan yang sudah cukup parah. Kemarin dia belum diberikan kesempatan karena sebagai wakil. Itulah dia, ketulusan hatinya, maka itu dia kami terima," kata Herri.

Partai Demokrat akan menggandeng PKS mengusung koalisi kerakyatan. Kedua partai berkomitmen memajukan Kota Medan.

"Kami sudah final dengan PKS. Sudah final PKS tetap sebagai calon wakil, ini bukan masalah partai. Mereka melihat sosok Pak Akhyar, untuk membangun Kota Medan dengan koalisi kerakyatan. Tidak membedakan siapa wali kota dan wakilnya. Itu sudah secara tertulis, mungkin hanya belum diumumkan. Mereka juga sudah berbagi tugas ke depannya, antara wali kota dan wakilnya. Ini koalisi kerakyatan, ini kemauan rakyat, bukan kemauan Partai Demokrat dan PKS," terangnya.

Sebagaimana diketahui, Partai Demokrat memiliki empat kursi keterwakilan di DPRD Kota Medan, sedangkan Partai Keadilan Sejahtera memiliki tujuh kursi. Koalisi keduanya sudah cukup untuk memenuhi syarat 10 kursi kursi minimal. []

Berita terkait
Kasus Korupsi MTQ di Kota Medan, PDIP Tak Pilih Akhyar
PDIP Provinsi Sumatera Utara menegaskan tidak akan mencalonkan Akhyar Nasution menjadi Calon Kepala Daerah. Ini alasannya
Demokrat Sumut Sebut yang Haus Kekuasaan Itu Djarot
Djarot Saiful Hidayat yang menyebutkan Akhyar Nasution haus kekuasaan ditanggapi oleh pengurus Partai Demokrat.
Dua Nama Usulan Demokrat Dampingi Machfud Arifin
DPD Partai Demokrat menyodorkan dua nama kepada bakal calon Wali Kota Surabaya untuk mendampingi Machfud Arifin di Pilwali Surabaya.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.