Delia von Rueti Buka Hutan Tropis Pertama di Indonesia

Desainer Delia von Rueti, wanita kelahiran Pematangsiantar yang mendonasikan 2.500 hektare lahan pribadinya di Kalimantan Tengah untuk konservasi.
Delia von Rueti, filantropis memperkenalkan program penyelamatan hutan di acara Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival 2019 di Sidewalk Jimbaran, Bali, Sabtu, 28 September 2019. (foto: Tagar/Nila Sofianty).

Bali - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) belum lama ini melanda daerah Sumatera dan Kalimantan. Dampaknya sangat merugikan, merusak lingkungan hidup. Hal ini mengilhami Delia Von Rueti untuk menyadarkan orang, betapa pentingnya oksigen (O2) dari hutan.

Sang perancang berusaha menggugah kesadaran masyarakat. Dia baru tersadar dan terinspirasi saat mengunyah camilan. Maka itu wanita kelahiran Pematangsiantar ini membuat santapan berbahan dasar kelapa yang bisa dikunyah kapan pun dengan kemasan bertulisan 'Save The Rainforest While You Snack'.

Dalam kemasan camilan berwarna hijau dan merah bergambar burung, dituliskan juga 'Overdozz With Love From Bali'. Menurut Delia, banyak cara memberi sumbangsih bagi bumi tercinta. Salah satu yang selalu ia tekankan adalah mencintai diri sendiri dengan lebih baik, untuk menciptakan cinta yang lebih besar lagi buat lingkungan.

Love & O2 sebuah kampanye untuk menggugah kesadaran manusia akan berharganya alam, untuk melestarikan dan melindungi hutan hujan Indonesia.

Di Pulau Dewata dia bekerja sebagai desainer perhiasan atau dikenal juga dengan sebutan filantropis. Nama-nama besar seperti keluarga besar Al Fayed, Michelle Yeoh, Sharon Stone adalah sebagian sosialita dunia yang memakai perhiasan rancangan Delia von Rueti.

Pada Sabtu, 28 September lalu, Delia memperkenalkan 'Overdozz With Love from Bali', berupa granola berisi 10 bahan-bahan sehat dan juga chips kelapa. 

Melalui pembelian Brainfood ini, orang-orang dia harapkan bisa berpartisipasi membantu kampanye Love & O2 dalam melindungi hutan hujan tropis di Indonesia.

Setiap pembelian produk yang dibuatnya, kata Delia, dapat menyumbang 15% untuk lingkungan hidup, sesuai dengan tagline utama yang ia buat, yakni 'Selamatkan Hutan Hujan Sambil Sarapan.'

"Love and O2 ini sebenarnya undangan, bagaimana caranya mencintai diri sendiri. 'Mu. itu berarti kita dan 'Ku' adalah anak-anak kita masa depan dan generasi kita berikutnya," ujar Delia Von Rueti di boothnya dalam acara Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival 2019 di Sidewalk Jimbaran, Bali, Sabtu, 28 September 2019 lalu.

Membuat Hutan untuk Generasi Mendatang

Delia von RuetiDelia von Rueti dan suami memperkenalkan program penyelamatan hutan di acara Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival 2019 di Sidewalk Jimbaran, Bali, Sabtu 28 September 2019. (foto: Tagar/Nila Sofianty).

Ide penyelamatan lingkungan memang jadi concern-nya bahwa lingkungan dan kualitas hidup menjadi salah satu isu yang marak diperbincangkan manusia.

Delia mengatakan saat ini perubahan dunia terjadi sangat cepat, sehingga membuat masyarakat sangat egois, acuh dengan kelestarian lingkungan. Bahkan, ia menilai gagasan untuk menjadi seorang dermawan bukan topik utama konversi antara individu dan kelompok. 

Mereka menyambut semua orang untuk datang berkunjung dan membantu menanam lebih banyak pohon.

Berawal dari keresahan melihat berkurangnya lahan hutan yang ada di Indonesia, Delia memperkenalkan Love & O2, sebagai kampanye penyadaran untuk melindungi hutan hujan Indonesia. Dia berusaha menginspirasi masyarakat banyak dengan konsepnya. 

Love & 02 dikenalkan pertama tahun 2016. Setidaknya dengan konsep tersebut perempuan berusia 53 tahun ini tergerak untuk mendonasikan lahan pribadinya seluas 2.500 hektare di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah yang digunakan untuk konservasi. 

Delia bermimpi dapat membangun taman hutan hujan tropis pertama yang bisa dinikmati untuk generasi selanjutnya. Tanah itu, kata dia, sedang diusahakan untuk diubah secara permanen dari lahan pertanian menjadi Nilai Konservasi Tinggi (HCV).

"Friends of the Rainforest Park terletak di ekosistem Central Kalimantan, dan diposisikan tepat di luar Kota Muara Teweh. Mereka menyambut semua orang untuk datang berkunjung dan membantu menanam lebih banyak pohon, atau sekadar melihat bumiku untukmu," kata Delia.

Dia mengaku tidak terhubung dengan LSM atau organisasi amal lainnya. "Ini hanya sumbangan saya untuk negara yang saya cintai. Kami menjual barang dagangan kami dengan pengetahuan bahwa semua mendapat untung dari masing-masing satu yang dibeli akan membantu melindungi, menanam, dan memelihara taman," tuturnya.

Delia menjelaskan, proyek ini bertujuan untuk menginspirasi orang, membantu dalam setiap cara kecil yang dia bisa. Mulai dari menambahkan tanaman di kebun mereka. 

Perempuan berambut keriting ini merasa masih banyak hal yang ia perbuat demi bumi dan dengan semua orang membantunya, untuk membuat melek mata, betapa pentingnya lingkungan hidup.

"Tindakan lebih keras daripada kata-kata," begitu salah satu konsep hidup yang dipegang Delia.

Membeli Produk untuk Menanam Pohon

Delia von RuetiDelia von Rueti dan suami memperkenalkan program penyelamatan hutan di acara Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival 2019 di Sidewalk Jimbaran, Sabtu 28 September 2019. (foto: Tagar/Nila Sofianty).

Untuk menyelamatkan dan memelihara hutan hujan dan mengumpulkan orang, Love & O2 melakukan beberapa inisiatif dengan memproduksi produk sendiri, seperti T-shirt dan syal desain yang ia rancang dengan penuh cinta. 

Dia berjanji, setiap pembelian produk akan digunakan untuk penanaman dan pemeliharaan pohon di taman tropis yang dia kelola di Kalimantan. 

Kita dapat menjadikan dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi kita dan anak cucu kita kelak.

"Semua orang dan siapa saja bisa menjadi dermawan dengan hanya memiliki keinginan untuk berbuat baik dan membuktikan kesejahteraan manusia dengan berbuat baik. Semua hal-hal kecil ini bertambah untuk membuat dampak besar yang benar-benar dapat mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik," kata dia.

Melalui proyek hutan hujan, Delia ingin untuk menginspirasi setiap orang agar dapat berpartisipasi melalui setiap cara kecil yang dapat diperbuat, misalnya mulai dari menambahkan tanaman atau pohon di setiap kebun mereka.

"Jika semua orang dapat berpartisipasi, maka kita dapat menjadikan dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi kita dan anak cucu kita kelak," ujarnya.

Delia sadar ada banyak aktivis penghijauan dan di antaranya ada beberapa yang tidak cukup puas hanya dengan menyumbangkan waktu maupun uang mereka untuk amal lingkungan. 

Akan tetapi, lanjutnya, mereka menginginkan untuk lebih terlibat langsung, sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan. Misalnya pada suatu penyusunan rancangan undang-undang atau suatu gagasan penghijauan.

Delia merasa sangat mujur didukung orang-orang berpengaruh seperti H.S.H Prince Albert II of Monaco, Melinda Gates, dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

"Love & O2 adalah sebuah kampanye untuk menggugah kesadaran manusia akan berharganya alam dan merupakan sebuah seruan bagi Ibu Pertiwi, untuk melestarikan dan melindungi hutan hujan Indonesia, sehingga dapat menginspirasi setiap orang untuk mengikuti langkah-langkah yang sudah dicapai," ujarnya.

Dilahirkan di Sumatra Utara, Delia adalah seorang filantropis, desainer perhiasan, dan pemberi advokasi di bidang pertanian. Komitmen filantropis-nya sejalan dengan perlindungan lingkungan, juga pendidikan untuk pemberdayaan perempuan. []

Berita terkait
Anak SD Lebak Banten Taruhan Nyawa Demi Sekolah
Sudah puluhan tahun para pelajar SD dan pendulang rupiah di Lebak, Banten harus bertaruh nyawa saat melintasi jembatan bambu reyot di atas sungai.
Raksasa Penghuni Benteng Belanda di Kalimantan Selatan
Oranje Nassau di Kalimantan Selatan menjadi lokasi tambang batu bara pertama yang dibangun Belanda di Indonesia. Lokasi ini dihuni makhluk gaib.
Batu Balian dan Legenda Dayak di Kalimantan Selatan
Batu Balian di Desa Paau, Kalimantan Selatan, menjadi legenda penduduk sekitar menyoal pertempuran adu kuat ilmu antar suku Dayak.