Debat Ramlan Nurmatias dan Erman Safar Soal Pedagang

Pelaksanaan Debat Publik putaran pertama Pilkada Bukittinggi 2020 berlangsung sengit. Ramlan Nurmatias dan Erman Safar beradu gagasan dan program.
Pelaksanaan Debat Publik putaran pertama Pilkada 2020 di Kota Bukittinggi berlangsung sengit. (Foto: Tagar/Rifa Yanas)

Bukittinggi – Pelaksanaan Debat Publik putaran pertama Pilkada 2020 di Kota Bukittinggi berlangsung sengit. Para kandidat saling serang beradu gagasan dan program. Memasuki sesi keempat jalannya debat, para Calon Wali Kota, Ramlan Nurmatias, Erman Safar dan Irwandi saling sindir program soal mengurus pedagang.

Moderator debat mempersilakan Paslon Nomor Urut 1 Ramlan Nurmatias dan Syahrizal untuk melontarkan pertanyaan kepada Paslon Nomor Urut 2 Erman Safar dan Marfendi.

Kami dengar Paslon Nomor 2 akan mencabut Perwako Nomor 40 dan 41 tentang Retribusi Pasar. Apa dasarnya mencabut Perwako itu?” demikian pertanyaan yang dilontarkan Ramlan.

Erman Safar lalu menjawab pertanyaan itu dengan latarbelakang belum pulihnya dampak pandemi Covid-19. Katanya, musibah non alam itu telah menyebabkan turunnya pendapatan masyarakat terutama kaum pedagang.

“Ekonomi terus menurun. Karena itu kami akan menghapus dan merevisi kebijakan yang membebani pedagang selama pandemi. Kami juga akan mendorong pertumbuhan BUMD untuk mengembangkan usaha sehingga menghasilkan PAD baru,” kata Erman Safar.

“Masalah teknis bagaimana mencabutnya akan dibicarakan secara bersama-sama. Akan kami cermati sesuai aturan yang ada,” tambah Buya Marfendi, pasangan Erman Safar.

Moderator lalu mempersilakan Ramlan menanggapi jawaban itu dengan durasi waktu 2 menit. Ramlan lantas menyebut kebijakan yang dibuatnya tersebut, tidak bisa dicabut begitu saja. Katanya, ada regulasi yang harus dipatuhi oleh pemerintah.

“Kita tidak bisa bak kato awak sajo di pemerintahan. Laporan LKPD yang disampaikan ke BPK mengatakan ada temuan. BPK sudah perintahkan untuk meninjau retribusi pasar yang terlalu rendah. Ini bisa jadi masalah, ada aturan main yang harus dijalankan,” kata Ramlan.

“Dulu, saya sama dengan Pak Erman Safar, rasanya ingin membalikkan Bukittinggi. Tapi setelah masuk ke pemerintahan harus ikut aturan. Sampai tahun 2018, retribusi pasar dalam setahun hanya 1.700.000 rupiah. Maka, saya sampailan ke masyarakat, tidak bisa asal utak-atik saja seperti ini,” tegas Ramlan.

Erman Safar lalu menimpali lagi tanggapan Ramlan Nurmatias tersebut. Menurut Paslon Nomor Urut 2, pihaknya tegas akan memperjuangkan aspirasi pedagang namun dengan tetap berpedoman pada ketentuan hukum.

“Kalau membuatnya bisa, tentu mencabutnya juga bisa. Kami berkomitmen seluruh kebijakan yang membebani akan kami cabut. Kami carikan jalan sesuai perundang-undangan. Dasarnya ada. Kesejahteraan masyarakat. Apapaun harus dilakukan untuk itu,” katanya.

“Kami pernah mendatangi rumah warga, pilihan hidupnya adalah berdagang atau tidak makan. Kami prihatin sekali. Semangat mensejahterakan inilah yang mendasari kami untuk mendengarkan aspirasi masyarakat,” pungkas Erman Safar.

Debat kandidat Pilkada Bukittinggi berlangsung di Hotel Grand Royal Denai, Sabtu, 14 November 2020 dan disiarkan secara langsung melalui layanan streaming TVRI. Protokol kesehatan diterapkan secara ketat, pihak yang diizinkan hadir di lokasi debat sangat dibatasi jumlahnya.[]

Berita terkait
Lowongan Kerja Milenial, Ini Kata Jubir RaSya di Bukittinggi
Ramlan Nurmatias dan Syahrizal optimistis membuka lowongan pekerjaan bagi kaum milenial di Kota Bukittinggi, sekaligus membuka berbagai pelatihan.
Kampanye NA-IC, Sandiaga Uno Sapa Pedagang Bukittinggi
Sandiaga Salahuddin Uno bersama Sufmi Dasco Ahmad menyapa para pedagang di Bukittinggi. Mereka mengkampanyekan calon kepala daerah dari Gerindra.
Janji Ramlan Menata Pedagang Kaki Lima di Bukittinggi
Ramlan Nurmatias berjanji akan menata pedagang kaki lima (PKL) agar tetap bersih, rapi dan estetis. Dia membantah isu PKL digusur di Bukittinggi.