Debat LBP Vs RR Berkelas Ketimbang Saling Lapor

Pangi Syarwi Chaniago menilai perdebatan yang akan berlangsung antara Luhut Binsar Pandjaitan dan Rizal Ramli akan sangat berkelas.
Debat antara Rizal Ramli Vs Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan rencananya akan berlangsung 24 Juni 2020. (Foto: Istimewa)

Pematangsiantar - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai perdebatan yang akan berlangsung antara Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) dan Ekonom Rizal Ramli akan lebih berkelas.

Dihubungi Tagar melalui telepon seluler, Pangi menyambut positif rencana Rizal Ramli soal ajakan debat yang diterima oleh pihak Ruhut. Dia menegaskan, perdebatan itu menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara berdemokrasi.

Tetapi sepanjang ide gagasan dan narasi untuk membangun bangsa dan negara, memberikan masukan-masukan yang baik terhadap pemerintah dan negara, justru negara harus berterimakasih

"Dengan berani dan mau berhadap-hadapan ini saya pikir itu jauh lebih berkelas dibanding saling lapor melapor. Inikan mencerminkan sebagai negara yang demokratis. Tidak ujuk-ujuk anggar otot, saling mengancam, tidak saling merasa bahwa saya ini sedang berkuasa. Padahal kekuasaan itu tidak selamanya," katanya, Kamis, 11 Juni 2020.

Baca juga: Rizal Ramli, Pengkritik Kebijakan Pemerintah

Menurutnya, ketimbang saling melaporkan satu sama lain, serta menggunakan undang-undang untuk mengkerdilkan, lebih baik melakukan perdebatan yang membangun bagi nusa dan bangsa.

"Secara sentimen, perdebatan ini negatif. Untung saat ini ada niat baik dari masyarakat sipil. Saya pikir masukan-masukan atau menjelaskan kesalahan pemerintah, itu akan menjadi obat dan vitamin bagi pemerintah. Yang tidak boleh itu caci memaki," ujarnya.

Pandangannya, jika masukan Rizal Ramli merupakan gagasan yang dapat membantu menyelesaikan persoalan utang-piutang negara, sudah sepatutnya pemerintah berterimakasih.

"Tetapi sepanjang ide gagasan dan narasi untuk membangun bangsa dan negara, memberikan masukan-masukan yang baik terhadap pemerintah dan negara, justru negara harus berterimakasih," kata dia.

Dia menjelaskan, ketika terjadi perbincangan terkait pemerintah, masyarakat kebanyakan berpikir tentang utang yang dimiliki negara selama ini.

Baca juga: Irma NasDem: Said Didu dan Rizal Ramli Omdo!

Pangi berharap, dalam perdebatan yang akan berlangsung antara Luhut dan Rizal dapat mengubah persepsi masyarakat terkait utang-piutang Indonesia.

"Kan Rizal Ramli bukan untuk menjatuhkan pemerintah, bukan untuk melakukan kudeta. Sentimen rakyat selama ini terkait utang sangat negatif. Kalau orang berbicara tentang pemerintahan Jokowi, yang terbayang adalah utang-utang. Sekilas begitu pesan atau maknanya. Akhirnya kan bisa diubah lewat debat ini," ucapnya.

Sebaliknya, pemerintah juga harus memiliki argumentasi yang tepat mengapa selama ini negara perlu berutang dan bagaimana cara penyelesaiannya.

"Pemerintah harus punya argumen, kenapa mereka berutang, bagaimana toleransi utangnya, apakah sudah bisa dimaklumi atau tidak, kemampuan negara dalam mencicil utang, bunga utang sampai sekarang, sejak ditinggalkan pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) berapa utang yang ditinggalkan dan sekarang ada berapa, serta diakhir kepengurusan pak Jokowi di 2024 apakah utang kita bisa diselesaikan? Itu wajar diutarakan sebagai anak bangsa," ujar Pangi. []

Berita terkait
Pangi: Jokowi Tidak Punya Strong Leadership Kuat
Pangi menegaskan, dibutuhkan pemimpin yang kuat atau strong leadership agar Presiden Jokowi dapat menghadapi persoalan negeri penuh keberanian.
Kronologi Perseteruan Luhut Pandjaitan Vs Said Didu
Kronologi perseteruan Luhut dan Said Didu yang sempat menarik perhatian publik pada akhir Maret 2020.
Ferdinand: Ilmu Ekonomi Luhut di Atas Rizal Ramli
Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai ilmu ekonomi Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan masih di atas Rizal Ramli
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.