Jakarta - Analisis fundamental adalah sebuah analisa yang didasarkan pada faktor-faktor dasar atau fundamental yang nantinya mempengaruhi nilai saham dari suatu perusahaan dengan melihat kondisi prospek saham, industri maupun kondisi perekonomian itu sendiri.
Cara melakukannya adalah dengan mencari tahu tentang apa saja yang berkaitan dengan perusahaan dan saham yang diterbitkannya sekaligus dengan informasi yang memang memiliki hubungan dengan analisa saham tersebut.
Terdapat dua metode untuk melakukan analisis tersebut. Simak penjelasannya.
Metode pertama: Top Down atau dari atas ke bawah dimana investor akan melihat kondisi makro ekonomi lebih dulu dengan tujuan untuk mengetahui sektor usaha yang bagus ketika itu.
Metode kedua: Bottom up yang artinya dari bawah menuju ke atas dimana metode ini kebalikannya dari top down. Di metode ini, para investor sudah sangat yakin untuk memilih saham yang memang menjadi incaran.
Informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh investor adalah rasio pengeluaran, nilai dari buku ekuitas, pendapatan yang masuk per sahamnya dan nilai dari buku saham yang dijadikan sebagai indikator dari kedudukan perusahaan sekaligus mengetahui apakah sahamnya merupakan sebuah bentuk instrumen investasi yang baik atau tidak.
Nilai buku saham memiliki pengertian yaitu perbedaan dari aset yang dimiliki perusahaan dan juga passive.
Buku nilai bisa dipengaruhi oleh hutang sebagai contoh profit dari perusahaan menjadi dibatasi meskipun ia mampu melakukan banyak aktivitas bisnis.
Analisa lain yang dilakukan adalah nilai buku ekuitas dimana perolehan tersebut didapat dari persentase hasil pembagian penghasilan dari perusahaan untuk setiap sahamnya dengan nilai buku saham yang dimiliki.
Jangan melupakan rasio pengeluaran karena hal ini juga sangat penting.
Arti dari rasio pengeluaran adalah persentase dari netto atau penghasilan bersih dari perusahaan yang nantinya akan dialokasikan untuk membayar dividen.
Tentu saja informasi ini sangat penting agar seseorang mampu membuka rekening secara berkala guna menginvestasikan dana semakin banyak.
Dengan demikian, investor pun akan terus memperoleh manfaat investasi jangka panjang yang menjanjikan tanpa khawatir akan resiko gulung tikar.[]
(Erlangga)
Baca Juga:
- Apa Itu Trading Saham dengan Margin? Ini Artinya
- Apa Itu PER, RPS, PBV, dan PCFR dalam Investasi Saham?
- 5 Rekomendasi Aplikasi Trading Saham Favorit
- Cara Membaca Bid dan Offer dalam Trading Saham