Jakarta - Istilah dalam dunia investasi memang tiada habisnya. Banyaknya istilah asing yang wajib dipahami menyebabkan kebingungan tersendiri bagi para pemula, bahkan pemain atau investor yang sudah terjun sekalipun.
Oleh sebab itu, perlulah memahami istilah tersebut dengan benar dan mendalam. Hal ini juga agar apa yang kamu lakukan tidak mengalami kesalahan dan menyebabkan kerugian nantinya akibat kurang memahami hal tersebut.
Istilah-istilah atau singkatan dalam dunia investasi sebenarnya sangat beragam dan mempunyai artinya masing-masing. Salah satunya adalah istilah dan singkatan dari rasio keuangan dalam berinvestasi.
Rasio keuangan pertama adalah EPS (Earning per Share). EPS sendiri adalah salah satu rasio pasar yang merupakan laba perusahaan yang dibagi per lembar saham. Bisa dikatakan Earning Per Share (EPS) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan
Jika EPS suatu perusahaan naik dari tahun ke tahun, dapat dikatakan perusahaan tersebut tumbuh semakin membaik karena labanya meningkat. Semisal perusahaan tersebut memiliki nilai EPS Rp700, maka saham tersebut menghasilkan laba sebesar Rp700 setiap lembar sahamnya. Kamu bisa menghitung EPS melalui rumus sebagai berikut. EPS = (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen)/Jumlah Saham Beredar.
Selain EPS, terdapat pula istilah lain yakni ROE (Return on Equity). ROE merupakan rasio profibilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
Jika EPS suatu perusahaan naik dari tahun ke tahun, dapat dikatakan perusahaan tersebut tumbuh semakin membaik karena labanya meningkat. Nantinya hasil dari perhitungan itu akan dijadikan perbandingan dengan rasio perusahaan sejenis dan disimpulkan mahal atau tidaknya suatu saham. Kamu juga dapat menghitungnya dengan rumus ROE = Laba bersih setelah Pajak / Ekuitas Pemegang Saham.
Terakhir terdapat DER (Debt to Equity Ratio). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio untuk melihat seberapa besar utang dibandingkan dengan total ekuitas perusahaan. Bisa dikatakan DER adalah salah satu ratio leverage (solvabilitas) yang mengukur kontribusi modal sendiri dan investasi jangka panjang dalam struktur permodalan perusahaan.
Jika DER suatu perusahaan kecil atau DER < 1, bisa dikatakan perusahaan tersebut memiliki utang yang masih dapat ditoleransi. Rumus perhitungan DER sendiri adalah DER = Total Hutang / Total Ekuitas.
Itulah tadi 3 jenis rasio keuangan yang harus kamu pahami, seperti EPS, ROE, dan DER. Pastikan untuk selalu mempelajari berbagai jenis rasio keuangan lainnya agar kamu mampu memahami saat menganalisis rasio keuangan.[]
(Rafi Fairuz)
Baca Juga:
- Yuk Ketahui Fungsi IHSG untuk Investasi Saham
- Candlestick, Fasilitas Analisis Dalam Berinvestasi Saham
- Mengenal Saham Blue Chip yang Ada di Bursa Efek Indonesia
- Ingin Trading Saham Gocap? Ikuti 4 Tips Berikut