Jakarta - Dalam dunia investasi saham, Warren Buffett dikenal sebagai salah satu investor kawakan yang pandai dalam memilih saham bagus untuk dibeli. Warren Buffett tidak pernah memakai analisis teknikal dalam memilih saham.
Metode analisis yang Warren Buffett gunakan adalah analisis fundamental dengan membaca riwayat laporan keuangan perusahaan secara menyeluruh.
Dalam menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa indikator yang sangat diperhatikan oleh Warren Buffett dan mempengaruhi keputusannya untuk membeli saham perusahaan, yaitu:
1. Rasio Utang terhadap Ekuitas
Saham yang bagus adalah saham dari emiten dengan rasio utang terhadap ekuitas kecil. Cara menghitungnya adalah dengan membagi total utang perusahaan dengan total ekuitasnya dalam satu periode.
Nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang kecil menandakan bahwa manajemen lebih banyak menggunakan ekuitas daripada utang untuk membiayai operasional perusahaan.
Umumnya, rekomendasi saham yang layak dibeli adalah saham-saham perusahaan dengan nilai DER di bawah 1. Namun hal ini dapat berbeda antara satu industri dengan yang lainnya. Sehingga tidak boleh dijadikan sebagai satu-satunya faktor penilai.
2. Return on Equity (ROE)
Berikutnya, Buffett melihat indikator Return on Equity (ROE) dalam memilih saham. ROE adalah indikator yang menunjukkan tingkat profitabilitas perusahaan. Cara menghitung ROE adalah dengan membagi total laba bersih (net income) perusahaan dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan pada satu periode.
Semakin tinggi ROE berarti semakin bagus perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bagi pemegang saham, sehingga membuat sahamnya semakin menarik untuk dibeli. Tapi ingat, saat kamu menganalisa ROE perusahaan, sebaiknya gunakan jangka waktu yang panjang (5 – 10 tahun) untuk mengetahui mana saja perusahaan yang mampu menghasilkan tingkat ROE yang bagus dan konsisten selama bertahun-tahun.
3. Margin Keuntungan Bersih
Margin keuntungan bersih atau Net Profit Margin (NPM) juga merupakan indikator yang sering dipakai Warren Buffett dalam memilih saham yang bagus. NPM mengukur berapa persen laba bersih yang diterima perusahaan dari total pendapatan pada suatu periode. Rumusnya adalah dengan membagi total laba bersih dengan pendapatan bersih, lalu dikali 100.
Semakin tinggi NPM berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengelola biaya. Saham yang bagus dikoleksi adalah saham dengan rasio NPM tinggi dan stabil ataupun meningkat dari tahun ke tahun.
4. Saham diskon
Inti dari strategi value investing yang dipakai oleh Warren Buffett adalah mencari saham yang sedang diskon atau dihargai di bawah dari nilai wajarnya. Cara mengetahuinya adalah dengan menghitung nilai intrinsik saham lalu membandingkannya dengan harga saham pada saat ini; apakah dia dijual lebih mahal atau justru lebih murah.
Hingga sekarang, tidak ada satu pun cara pasti yang bisa digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham sebab semua investor dapat memiliki pandangan yang berbeda-beda. Adapun dua cara yang paling populer dipakai investor saat ini adalah metode Discounted Cash Flow (DCF) dan Price to Earning Ratio (PER).
Selain keempat cara di atas, Buffett juga akan melihat keunikan dari produk/jasa yang dijual oleh perusahaan tersebut sebelum menentukan apakah sahamnya layak dibeli atau tidak. Semakin unik produk/jasa yang ditawarkan perusahaan berarti semakin sulit pula ditiru oleh kompetitor sehingga memungkinkan perolehan margin keuntungan yang lebih besar.[]
Baca Juga:
- 7 Fakta Mengejutkan Tentang Warren Buffett, Bapak Saham Dunia
- 5 Cara Investasi Saham Ala Warren Buffett
- Marak Iklan Trading, Ketua DPD Ingatkan Milenial Jangan Tergiur Kekayaan Instan
- Kuliah Umum di Polbangtan Medan, Mentan Paparkan Peran Milenial Untuk Pertanian Masa Depan