Jakarta – Satu per satu pahlawan kesehatan gugur di berbagai rumah sakit. Data terkini mencatat 231 tim medis Indonesia wafat di tengah pandemi virus corona. Mereka terdiri dari 130 dokter, 9 dokter gigi dan 92 perawat.
Bertambahnya jumlah tim medis meninggal dunia akibat virus corona (Covid-19) dirilis Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Sabtu 3 Oktober 2020.
Ini membuktikan masyarakat tidak hanya abai protokol, namun juga tidak peduli keselamatan tenaga kesehatan.
Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI dr Ari Kusuma merinci 130 dokter yang wafat berasal dari 18 provinsi dan 61 kabupaten/kota se Indonesia. Mereka diantaranya berprofesi sebagai 61 dokter spesialis sekaligus 4 orang guru besar, ditambah 67 dokter umum dengan 4 guru besar, serta 2 orang residen.
Diutarakan Ari, bertambahnya angka kematian tim medis yang signifikan ini membuktikan masyarakat tidak hanya abai protokol, namun juga tidak peduli keselamatan tenaga kesehatan.
"Kehilangan tenaga kesehatan merupakan kerugian besar bangsa terutama dalam mempertahankan dan pengembangan aspek kesehatan," ujarnya.
Bahkan, lebih mirisnya lagi sebelum pandemi Covid-19, jumlah tenaga kesehatan di Indonesia masuk terendah di Asia dan dunia. Faktanya, rata-rata satu orang dokter diestimasi melayani 3,000 masyarakat.
"Dengan banyaknya korban, maka layanan kesehatan masyarakat baik untuk pasien covid maupun non covid akan terganggu karena semakin berkurangnya tenaga medis," sebut dr Ari Kusuma.
Baca juga: Khasiat Remdesivir Obati Corona di RSAM Bukittinggi, Teruji?
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Protokol Mitigasi PB IDI, dr Eka Ginanjar mengingatkan masyarakat untuk tetap mempedomani penggunaan masker yang benar.
Ia berharap tidak ada lapisan masyarakat yang menganggap remeh pandemi ini. Semakin masyarakat abai protokol kesehatan, maka Indonesia akan semakin sulit keluar dari bencana non alam ini. Tidak hanya kerugian ekonomi yang akan terjadi, namun bertambahnya korban jiwa.
“Oleh karena itu langkah 3M harus tetap dilaksanakan,” tegasnya.[]