Jakarta - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, HM Darmizal MS, mengatakan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, membicarakan fakta bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dijuluki Bapak Bantuan Sosial (Bansos).
“Koalisi PDIP-Demokrat tidak mungkin terjadi, karena perbedaan ideologi, SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan pengikutnya tidak perlu meradang atas fakta tersebut,” ucapnya kepada wartawan Tagar, Senin, 31 Mei 2021.
Dari tahun 2007 hingga 2011, kata Darmizal, mantan Presiden Indonesia SBY mengucurkan bansos dengan total Rp 321 trilyun rupiah. Jika dijejer dari 7 Presiden Indonesia, maka nilai bansos SBY merupakan cetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Ia juga mengatakan, bansos yang dikucurkan SBY turut berkontribusi sebagai mesin politik pemenangan SBY menjadi Presiden 2 periode.
Koalisi PDIP-Demokrat tidak mungkin terjadi karena perbedaan ideologi.
Menurutnya, koalisi PDIP dan Demokrat tidak mungkin terjadi, sebab sudah dua kali Megawati kecolongan dari SBY. Wajar jika PDIP memiliki catatan khusus kepada SBY dan AHY.
Dalam pandangan Darmizal, PDIP pantas dan wajar untuk lebih berhati-hati agar tidak terjadi kecolongan yang ketiga kali, jika berkoalisi dengan Partai Demokrat.
“Sesungguhnya bukan hanya PDIP dan Bu Megawati saja yang kecolongan oleh SBY. Pendiri partai Demokrat pun kecolongan dari SBY. Partai-partai koalisi 2004-2014, juga banyak kecolongan dari SBY. Hanya teman teman koalisi waktu itu memilih jalan senyap,” ucapnya.
“Jika Pemilu diadakan hari ini, mungkin tak ada satupun partai politik yang lolos electoral mau berkoalisi lagi dengan SBY, dan AHY. Hal itu dikarenakan fakta politik yang sudah terukir dalam di atas batu sejarah perkoalisian Demokrat periode 2004 sampai 2014 lalu yang sangat mengecewakan banyak pihak,” ujarnya.
Ia menilai sikap plin-plan Ketua Umum Demokrat periode 2014 hingga 2019 SBY, memperkuat fakta bahwa Demokrat tidak lagi disukai sebagai teman koalisi yang baik oleh sejumlah partai lainnya.
Menurutnya, fakta koalisi teranyar adalah polemik Demokrat pimpinan SBY yang menyebut Prabowo, sebagai Jenderal Kardus pada pemilihan presiden 2019, lebih lanjut ia mengatakan, kejadian itu sangat mencoreng wajah koalisi.
- Baca Juga: Darmizal Nilai AHY Lecehkan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
- Baca Juga: AHY Dilaporkan ke Bareskrim, Diduga Palsukan Pendirian Akta Pendirian Partai Demokrat
Oleh karena itu, kata Darmizal, DPP Partai Demokrat KLB Deli Serdang sedang berjuang di Pengadilan untuk mendapatkan legalitas sebagai DPP Partai Demokrat yang sah.
“Kami tentu berdoa dan berharap, semoga DPP Partai Demokrat KLB Deli Serdang menang di pengadilan. Jika nanti menang di pengadilan, maka kami pastikan, Partai Demokrat akan menjadi kawan dan partner koalisi yang baik bagi semua Partai Politik,” kata Darmizal. []