Jakarta - Tanggal 2 Maret 2022 diperingati sebagai Rabu Abu atau Ash Wednesday , yaitu hari raya keagamaan umat Katolik.
Rabu Abu diperingati 40 hari sebelum Paskah, dilaksanakan sebelum Jumat Agung, dan merupakan hari pertama masa Pra-Paskah sebelum liturgi gerejawi.
Rabu Abu diperingati sebagai tanda pertobatan menuju kemenangan dan kebangkitan Kristus.
Dalam perayaan ini, umat Katolik di seluruh dunia akan digambar tanda salib dengan menggunakan abu ke dahi masing-masing.
Kenapa harus abu? Karena abu melambangkan “tanda pertobatan”.
Hal ini juga tertulis dalam kitab Kejadian 3:19 yang berbunyi:
“dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Namun, apakah anda tahu dari mana asal abu yang digunakan untuk perayaan Rabu Abu?
Abu yang digunakan untuk Rabu Abu dibuat dengan membakar daun palem dari perayaan Minggu Palma di tahun sebelumnya.
Minggu Palma adalah hari minggu terakhir Prapaskah dan mengarah Pekan Suci.
Pada hari inilah, orang meletakkan telapak tangan untuk menutupi jalan Yesus ketika dia tiba di Yerusalem, hanya beberapa hari sebelum dia disalibkan.
Karena pohon palem telah diberkati, sehingga daun palma yang digunakan jangan dibuang, melainkan disimpan saja untuk diberikan kepada gereja.
Hal ini dilakukan agar daun palem bisa digunakan untuk membuat abu yang akan digunakan untuk perayaan Rabu Abu
Terkadang, abu akan dibumbui dengan dupa dan dibaptis dengan air suci sebelum digunakan. Demikian penjelasan mengenai asal abu untuk Rabu. []
Baca Juga
- Wajib Tahu! 7 Doa Dasar Umat Katolik
- Cara Umat Katolik di Jawa Ucapkan Selamat Idul Fitri
- Natal Saat Pandemi Dunia Tetap Menyala
- Imbas Pandemi Virus Corona Perayaan Natal di Betlehem Sepi