Jakarta - Tanggal 2 Maret 2022 diperingati sebagai Rabu Abu, yaitu hari raya keagamaan umat Katolik.
Rabu Abu diperingati 40 hari sebelum Paskah, dilaksanakan sebelum Jumat Agung, dan merupakan hari pertama masa Pra-Paskah sebelum liturgi gerejawi.
Rabu Abu diperingati sebagai tanda pertobatan menuju kemenangan dan kebangkitan Kristus.
Mengapa dinamakan Rabu Abu? karena dalam ritual Rabu Abu, abu pertobatan dioleskan ke dahi jemaat sambil membaca ucapan-ucapan.
Salah satu ucapannya adalah, "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil". Sering pula dibacakaan bacaan terkait zinah dan tobat.
Abu yang dioleskan ke dahi membentuk tanda salib, sebagai tanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan.
Abu yang digunakan juga bukan abu pada umumnya, melainkan abu yang berasal dari daun palem yang dibakar saat Minggu Palma tahun sebelumnya.
Pada saat Rabu Abu, disarankan untuk berpuasa dan beribadah, namun tidak diwajibkan.
Bagi anak yang berusia 14 tahun, terdapat pantangan dan keringanan dalam berpuasa, berbeda dengan orang dewasa yang memang diwajibkan dengan batasan makan kenyang 1 kali dalam sehari.
Tanda salib dan warna ungu menjadi ciri khas dari Rabu Abu. Ungu sendiri menggambarkan keagungan pada saat Yesus menderita karena disalib.
Umat Katolik yakin bahwa akan datang keagungan dan pengharapan pembaruan pada saat Hari Paskah nanti. []
Baca Juga
- Wajib Tahu! 7 Doa Dasar Umat Katolik
- Cara Umat Katolik di Jawa Ucapkan Selamat Idul Fitri
- Natal Saat Pandemi Dunia Tetap Menyala
- Imbas Pandemi Virus Corona Perayaan Natal di Betlehem Sepi