Dapat Izin BPOM, Ini Plus Minus Vaksin Sinovac di Indonesia

Vaksin CoronaVac merupakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China, resmi mendapatkan izin penggunaan oleh BPOM di Indonesia.
Ilustrasi vaksin anti virus corona Sinovac. (Foto: Andressa Anholete/Getty Images)

Jakarta - Vaksin CoronaVac merupakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China, resmi mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari otoritas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia.

Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito, dalam konferensi pers virtual mengungkapkan bahwa hasil analisis terhadap efikasi vaksin Coronavac dari uji klinik di Bandung menunjukkan efikasi sebesar 65,3 persen.

Dengan angka tersebut vaksin ini sudah memenuhi standar pemberian izin darurat, di mana WHO memberi syarat vaksin harus memiliki efikasi minimal 50 persen.

Selain di Indonesia, proses uji klinis vaksin Sinovac juga dilakukan di Brasil, dan Turki. Dengan hasil efikasi vaksin di Turki sebesar 91,25 persen dan Brasil sebesar 78 persen.

"Adanya perbedaan angka efikasi ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti perbedaan jumlah subjek, pemilihan populasi subjek, karakteristik subjek, dan kondisi lingkungan dari masing-masing negara," kata Penny, dikutip Tagar pada Selasa, 12 Januari 2021.

Vaksin SinovacVaksin Sinovac. (Tagar/Instagram)

Tidak lama berselang setelah pemberian izin vaksin oleh BPOM, seorang dokter bernama Febrina Sugianto, mengunggah informasi dan membahas hasil sementara uji klinis fase 3 vaksin Sinovac di Indonesia, melalui cuitan di akun Twitter miliknya @febrinasugianto dalam bentuk utas.

Utas cuitan tersebut kemudian viral dengan mendapat lebih dari 19 ribu tanda suka, serta hampir 7 ribu unggah ulang alias retweet dari warganet lain.

Dalam cuitannya itu, dr. Febrina menjelaskan bahwa angka efikasi 65,3 persen itu dapat diartikan dari 100 orang yang disuntikkan vaksin Sinovac, ada sekitar 35 orang yang masih bisa terkena infeksi Covid-19. Sedangkan, 100 orang tanpa vaksin Sinovac, 100 orang itu terkena infeksi Covid-19.

"Di penelitian ini dibagi menjadi dua grup, yakni vaksin dan placebo, semua relawan tidak mereka diberikan vaksin atau placebo (bukan vaksin, biasanya dengan larutan normal saline), lalu dilihat hasilnya," kata dia.

"Vaksin Sinovac diragukan karena efikasi lebih rendah dari vaksin Pfizer (95 persen) atau Moderna (94,5 persen), karena Sinovac menghasilkan antibodi lebih rendah disbanding antibodi penyintas Covid-19," ujar dia melanjutkan.

Lebih lanjut, dr. Febrina mengatakan bahwa keunggulan vaksin Sinovac ini terletak pada safety (keamanan), di mana efek samping hanya muncul pada 0.1 – 1 persen, sedangkan Pfizer 1.5 persen dan Moderna 4.1 persen.

Febri juga menambahkan efek samping dari vaksin Sinovac ini berupa sakit kepala, gangguan di kulit (ruam), serta diare juga bisa terjadi setelah penyuntikan vaksin. []

(Cherryn Lagustya)

Berita terkait
Syarat Tenaga Kesehatan di Jateng Disuntik Vaksin Sinovac
62.560 dosis vaksin akan disuntikkan ke 31.255 tenaga kesehatan. Mereka akan disuntik dua kali. Ada syarat bagi nakes yang disuntik Sinovac.
MUI Nyatakan Vaksin Sinovac Halal, Tapi Masih Tunggu BPOM
Komisi Fatwa MUI menyatakan vaksin Covid-19 Sinovac yang sudah didistribusikan ke sejumlah daerah di Indonesia, adalah halal dan suci.
Inggris Siap Buka Pusat Vaksinasi Virus Corona Massal
Para pejabat Inggris mengatakan ribuan warga lansia yang berusia 80 tahun dan lebih sepuh telah terima undangan untuk divaksinasi virus corona
0
Beli Migor Pakai PeduliLindugi Dinilai Sulitkan Rakyat
Masyarakat kelas menengah ke bawah dan tidak semua masyarakat mempunyai android. Dia juga mempertanyakan, mengapa orang susah dibikin susah.