Dampak Jogja Air Show 2020 Ditunda bagi Bantul

Event bertaraf internasional, Jogja Air Show 2020 resmi ditunda. Sektor pariwisata mengalami dampak dari penundaan itu.
Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul Annihayah ketika ditemui di kantornya pada Selasa 17 Maret 2020. (Foto: Tagar/Kiki Luqmanul Hakim)

Bantul - Jogja Air Show (JAS) yang menjadi agenda tahunan di Bantul, Yogyakarta resmi ditunda. Sedianya JAS digelar 20 hingga 22 Maret 2020 akan ditunda hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Penundaan disebabkan dampak wabah virus Corona atau Covid-19.

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Annihayah mengatakan penundaan tersebut sesuai surat edaran dari panitia JAS yang mempertimbangkan arahan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan). "Dari surat edaran yang kami terima dari panitia JAS yang berisikan JAS akan ditunda hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan," kata Annihayah pada Selasa 18 Maret 2020.

Menurut dia, dengan penundaan tersebut sangat berdampak terhadap angka kunjungan pariwisata ke kawasan Pantai Depok dan Parangtritis. Alasannya selama ini JAS sangat berkontribusi mendongkrak tingkat kunjungan pariwisata di dua destinasi andalan Kabupaten Bantul itu.

"Tahun lalu ada sekitar 40 ribu orang yang datang untuk melihat JAS 2019, memang kalau acara besar pengunjung di destinasi itu bisa sampai 30 hingga 40 ribu. Tapi mau bagaimana lagi keadaan sedang seperti ini dan kami pasrah," ungkapnya.

Sementara atas ditundanya JAS 2020 salah satu pengusaha kuliner di Kawasan Pantai Depok, Dardi Nugroho sangat merasa kecewa akibat penundaan.

Tapi mau bagaimana lagi keadaan sedang seperti ini dan kami pasrah.

Pria yang akrab disapa Dargon ini mengungkapkan sejak menyebarnya Covid-19, kawasan Pantai Depok sangat sepi pengunjung. Dia pun berharap saat JAS 2020 akan banyak pengunjung, namun nasib baik belum berpihak kepadanya, juga kepada teman seprofesinya.

"Sejak Corona menyebar, di pantai sudah sepi pengunjung dan akhirnya kami menjadikan JAS 2020 untuk mencari pemasukan. Namun JAS juga ditunda, kami mau makan apa," keluh Dargon.

Dargon berharap berita tentang Covid 19 jangan dibesar-besarkan. Hal itu sangat berdampak negatif kepada warga yang bergantung hidup kepada sektor pariwisata.

"Kami sadar Corona memang bahaya tapi tolong jangan dibesar-besarkan karena pengunjung wisata sangat sepi, sedangkan kami pedagang di destinasi wisata sangat bergantung kepada pengunjung. Semoga keadaannya menjadi lebih baik," katanya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Guru Besar UGM Yogyakarta Positif Corona
Guru besar UGM Yogyakarta positif Corona. Saat ini dirawat di RSUP Sardjito.
UGM dan Kampus di Yogya Kuliah Online Cegah Corona
Sejumlah kampus di Yogyakarta seperti UGM, UNY, UKDW menggelar kuliah online untuk mencegah penyebaran Corona.
Harapan Sultan Usai Yogyakarta Punya Alat Cek Corona
BBTKLPP Yogyakarta kini memiliki alat pemeriksaan sampel darah dan swab bagi orang yang diduga terkena Covid-19.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.