Jakarta - Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Purwakarta Wahyu Wibiesono mengatakan insiden hujan batu di Purwakarta pada Selasa, 8 Oktober 2019 diduga merupakan dampak dari aktivitas blasting atau peledakan batu yang dilakukan perusahaan tambang PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS).
"Sesuai dengan hasil pengecekan dan informasi di lapangan, batu-batu berukuran besar itu jatuh dari ketinggian sekira 500 meter ke rumah warga yang ada di bawah gunung," ujar Wahyu di Purwakarta, Rabu, 9 Oktober 2019 seperti dilansir dari Antara.
Kendati tidak ada warga yang meninggal dunia dalam insiden hujan batu tersebut. Bangunan rumah yang berada di bawah kawasan pertambangan mengalami kerusakan parah dan ringan.
"Ada tujuh rumah milik warga dan satu bangunan sekolah di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta yang rusak setelah dihujani batu besar dari atas Gunung Cihandeuleum," ucapnya.
Tujuh bangunan yang mengalami kerusakan parah adalah rumah permanen milik warga di sana. Di antaranya rumah berukuran 10X8 milik Dodi 35 tahun, rumah permanen berukuran 8x6 milik Holid 55 tahun, rumah milik Oji 40 tahun, rumah milik Kamsir 40 tahun, rumah milik Aceng 55 tahun, dan rumah milik Aceng 50 tahun.
Selain rumah milik warga, bangunan sekolah Madrasah Ibtidaiyah juga mengalami kerusakan. Namun, tidak rusak parah seperti tujuh rumah milik warga.
Menurut pengakuan Kepala Desa Sukamulya Oded tujuh rumah di sana ambruk karena tertimpa batu-batu besar. "Batu yang jatuh sangat besar ukurannya, sampai membuat rumah ambruk," tuturnya. []