Humbahas - Ternak babi yang terpapar virus hog cholera di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, dagingnya aman untuk dikonsumsi manusia.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Humbahas, Martongam Lumbantoruan menegaskan itu, Selasa 5 November 2019 di Doloksanggul, Humbahas.
"Ternak babi yang terinfeksi, masih aman untuk dikonsumsi dengan catatan harus dimasak dengan benar. Informasi sebenarnya, harus dijelaskan kepada masyarakat agar tidak simpang siur pemahaman dan persepsi," ujarnya.
Diakuinya, serangan virus hog cholera pada ternak babi cukup mengkhawatirkan karena berdampak terhadap perekonomian warga terutama para peternak.
Dilaporkan, hingga 4 November 2019 sebanyak 324 ekor ternak babi milik warga di delapan kecamatan, terserang virus tersebut.
"Terkait kasus kematian ternak babi di Humbahas, hingga saat ini, 324 ekor dan menyerang di delapan kecamatan. Sedangkan dua kecamatan lain yakni Kecamatan Tarabintang dan Pakkat, belum menerima laporan kasus kematian ternak babi," jelasnya.
Pihaknya kata Martongam, melakukan upaya pencegahan penyebaran penyakit dengan melakukan desinfeksi kandang ternak yang mengalami kematian dan kandang yang belum terinfeksi, serta memberikan desinfektan kepada warga yang membutuhkan dan mempunyai ternak.
Artinya tidak mengganggu kesehatan manusia kalau dikonsumsi
Biosekuriti pada saat menangani ternak, pihaknya memberikan alat pelindung diri (APD), desinfektan dan pompa desinfektan kepada petugas saat pengambilan sampel darah dan organ tubuh ternak babi.
"Sembari menunggu informasi hasil laboratorium, diimbau untuk memberikan antibiotik, anti radang dan vitamin terhadap ternak babi yang sakit, mengintensifkan pelaksanaan vaksinasi hog cholera pada ternak babi yang sehat dan di daerah yang masih aman," jelasnya.
Sebelumnya pada 27 September 2019 lalu, Balai Veteriner Medan juga telah melakukan pengambilan sampel darah dan organ ternak babi.
Kemudian, Pemkab Humbahas telah menerbitkan surat edaran meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit.
"Kita menyurati para camat agar segera menginformasikan kepada seluruh warga yang beternak babi untuk lebih waspada terhadap penularan penyakit ternak babi, baik melalui papan informasi desa maupun melalui warta gereja," terangnya.
Hal ini juga diamini Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan, Ronny F Sembiring. Pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada warga terutama para peternak.
"Kita juga melaksanakan sosialisasi kepada kelompok tani dan peternak serta berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam penanganan penyebaran penyakit," ungkap
Pihaknya kata Ronny, sudah memfasilitasi Direktur Kesehatan Hewan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI melakukan pertemuan dengan warga peternak guna mendukung penanganan dan pengendalian penyakit.
Sementara ini, untuk mengendalikan kasus kematian ternak telah dibentuk unit respons cepat (URC) yang terdiri dari beberapa OPD kabupaten dan provinsi.
Dia menegaskan, berdasarkan informasi terbaru dari Balai Veteriner Medan dan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, daging babi aman untuk dikonsumsi.
"Daging babi yang terduga terserang penyakit dengan gejala yang sudah dijelaskan sebelumnya aman untuk dikonsumsi. Artinya tidak mengganggu kesehatan manusia kalau dikonsumsi," katanya mengakhiri.[]