Curhat RSJ Grhasia Yogyakarta Ditunjuk Layani Corona

RSJ Grhasia ditunjuk melayani pasien Corona. Pihaknya dilema, selain belum pernah menangani pasien infeksi juga keterbatasan APD.
RSJ Grhasia Yogyakarta (Foto: cagarbudaya.kemdikbud.go.id/Tagar/Ridwan Anshori)

Sleman - Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta ditunjuk menangani pasien rujukan virus Corona atau Covid-19. Hal itu menyusul Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.

Rumah sakit yang berada di Pakem, Sleman ini memiliki kemauan dan komitmen yang cukup besar. Namun yang menjadi masalah saat ini adalah mengenai ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan. Pasalnya tenaga medis yang sudah merawat Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pemantauan (PDP) juga tengah mengalami kesulitan mendapat alat pengamanan diri.

Kepada Tagar pihak rumah sakit mengaku saat ini dalam situasi kegelisahan atau dilema. Bagaimana tidak, rumah sakit yang selama ini hanya menangani pasien kejiwaan tiba-tiba ditunjuk sebagai rumah sakit pelayanan infeksi. Di sisi lain mengenai peralatan material yang dibutuhkan dalam perawatan pasien Covid-19 tidak ada kejelasan, baik penganggaran maupun pengadaan.

"Kami yang di rumah sakit dalam situasi kegelisahan teramat sangat. Bagaimana bisa rumah sakit melayani pasien tanpa alat pelindung diri (ADP) sama saja bunuh diri," kata dokter saat berbincang dengan Tagar yang tidak ingin disebutkan namanya pada Sabtu, 28 Maret 2020.

Sementara itu pihak rumah sakit belum menangani pasien yang terpapar oleh virus Corona. Dengan adanya SK Gubernur, tidak menutup kemungkinan ada RS Grhasia merawat pasien Covid- 19, kemudian tempatnya sudah penuh mau tidak mau pasien tersebut akan dirujuk RS rujukan.

Kami yang di rumah sakit dalam situasi kegelisahan teramat sangat. Bagaimana bisa rumah sakit melayani pasien tanpa alat pelindung diri (ADP) sama saja bunuh diri.

Namun, pihaknya sudah menyiapkan diri mulai dari tempat dan tenaga medis. Di samping itu tentu ada persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat merawat pasien Covid-19 sesuai standar WHO.

Dia mengatakan, beberapa rumah sakit rujukan, memiliki problematika yang sama yaitu pelayanan kesehatan dari hulu Ke hilir sehubungan dengan Covid-19. "Ruang isololasi untuk Covid-19 belum punya, namun untuk isolasi kejiwaan sudah ada. Terus bisa dibuat enggak? Tentu bisa tapi kalau ada anggarannya," ucapnya.

Menurutnya tidak menolak kebijakan pemerintah terkait SK tersebut. Hal ini justru agar mendorong para donatur membantu menyediakan alat-alat pelindung diri misalnya seperti masker N95. Sementara itu pihak rumah sakit saat ini hanya memiliki 20 masker N95.

"Di RS Grhasia butuh 3 ribu masker N95. Rumah sakit baru dapat itu 20 buah. Dalam satu shift untuk bagian Instalasi Gawat Darurat (IGD) itu minimal ada tiga dokter. Taruhlah sehari sekali ganti dalam waktu seminggu 18 masker, artinya hanya bisa menjaga seminggu," katanya.

Surat keputusan Gubernur diterima oleh Rumah Sakit Grhasia sejak Sabtu 28 Maret 2020 pagi. Sejauh ini pihaknya belum menerima konfirmasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi. "Dinkes mengusulkan apa saja yang kami butuhkan. Tapi sampai sekarang belum jelas kapan tersedia apakah itu disediakan melalui anggaran provinsi atau rumah sakit," ucapnya.

Rumah Sakit Grhasia memiliki 17 dokter umum, enam dokter penyakit jiwa, satu dokter spesialis penyakit dalam, satu dokter spesialis anak, satu Atologi Klinik, satu rehab medis dan 178 orang perawat. []

Baca Juga:

Berita terkait
Warga Yogyakarta Swadaya Lockdown Desa Cegah Corona
Warga berinisiatif menutup kampung agar pendatang tidak masuk. Langkah ini upaya pencegahan Covid-19 di Yogyakarta.
Kronologi Pria Meninggal Diduga Corona di Yogyakarta
Pria di Kota Yogyakarta meninggal. Sebelumnya mengalami gejala mirip Corona. Pemkot belum bisa memastikan penyebab kematiannya.
Update Corona di Yogyakarta: 19 Positif, 3 Meninggal
Update Corona di Yogyakarta pada Jumat 27 Maret 2020 pukul 16.00 WIB yang positif 19 orang dan meninggal tiga orang.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.