Covid-19, Warga Bali Tak Lagi Tolak Karantina PMI

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulan Covid-19 Bali, Dewa Made Indra berterima kasih kepada warga yang tak menolak lagi karantina PMI.
Ketua Satgas Covid-19 yang juga Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, saat jumpa pers streaming Senin 27 April 2020 mengapresiasi dan berterima kasih pada warga Bali, karena sudah tidak ada lagi laporan penolakan lokasinya dijadikan tempat karantina PMI. (Foto: Nila Sofianty).

Denpasar- Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengapresiasi dan berterima kasih kepada warga bali karena sudah tidak ada lagi laporan penolakan lokasinya dijadikan tempat karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI).

“Gugus tugas sudah tidak lagi menerima  laporan tentang penolakan atau pengucilan oleh masyarakat terhadap saudara pekerja migran Indonesia (PMI) kita yang baru tiba di Bali," ujar Dewa  Indra yang juga Sekretaris Daerah Provinsi Bali dalam jumpa pers streaming perkembangan kasus Covid-19 di Provinsi Bali, di Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Provinsi Bali, pada Senin 27 April 2020 petang.

Seluruh PMI terutama yang tiba sebelum tanggal 22 maret atau setelahnya yang belum menjalani rapid test, untuk segera menghubungi puskesmas terdekat.

Baca Juga: Sempat Demam, Balita di Malang Positif Covid-19 

Hal itu menurut Dewa Indra menunjukkan jika masyarakat sudah semakin paham terhadap resiko penyakit tersebut. Dia berharap semoga ke depan tidak ada lagi penolakan.

Sebagai kompensasi terhadap keterbukaan masyarakat Bali, Dewa Indra meminta PMI yang dikarantina untuk terus disiplin menjaga kebersihan dan kesehatan selama masa karantina. Ia menekankan agar disiplin memakai masker, rajin mencuci tangan, jaga jarak dan berolah raga. “Dimana pun berada baik di tempat karantina maupun di rumah, PMI harus disiplin."

Bantuan dari Kantor Perwakilan BI BaliKepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali yang juga ketua BMPD Provinsi Bali, Trisno Nugroho  menyerahkan bantuan untuk Satgas Covid-19 Kota Denpasar yang diterima  langsung oleh Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Mantra, Senin 20 April 2020. (Foto: Tagar|Nila Sofianty).

Jangan tidak melakukan rapid test selama masa karantina belum berakhir, karena itu bisa membahayakan masyarakat sekitar.

Seluruh PMI terutama yang tiba sebelum tanggal 22 maret atau setelahnya yang belum rapid test, untuk segera menghubungi Puskesmas terdekat untuk menjalani tes. Jika rapid test kit tidak tersedia di Puskesmas, agar menghubungi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Dewa Indra memastikan jumlah rapid test sangat cukup di Bali. Jika hasilnya reaktif atau positif maka akan dilakuakn tes lanjutan berupa PCR (polymerase chain reaction) dan pemeriksaan swab. “Jangan tidak melakukan rapid test selama masa karantina belum berakhir, karena itu bisa membahayakan masyarakat sekitar,” ucapnya. 

Ia juga menghimbau masyarakat Bali  menahan keinginan untuk mudik demi kepentingan. Kalau  memaksa mudik, dipastikan akan menyulitkan diri sendiri.

“Setiap melintas akan ada pemeriksaan, jadi jika ada indikasi mudik, maka akan disuruh putar balik. Untuk itu, daripada menyulitkan diri sendiri, lebih baik tidak usah mudik. Ini salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19," ucap Dewa Indra.

Untuk up date kasus, hari ini Senin 27 April 2020, Dewa Indra mengatakan ada penambahan jumlah pasien yang sembuh sebanyak 6 orang (5 PMI dan 1 pasien transmisi lokal), sehingga  keseluruhan menjadi  81 orang. Tidak ada penambahan kasus meninggal.

Untuk  kasus positif bertambah sebanyak 7 orang, 6 diantaranya adalah imported case dan 1 dari daerah terjangkit. Dengan demikian, secara akumulatif jumlah kasus menjadi 193 orang (8 orang WNA, dan 185 warga Indonesia).

Dari 185 orang warga Indonesia bisa dirinci menjadi 145 imported case (terdiri dari 120 PMI, 3 non PMI dan 22 orang yang melakukan perjalanan dari daerah terjangkit). Sedangkan 40 orang di antaranya atau sekitar 20,72 persen adalah penularan melalui transmisi lokal.

Sementara pasien dalam masa perawatan berjumlah 108 orang, yang dirawat di 11 RS rujukan dan di dua tempat karantina yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Bali.

Dewa Indra mengungkapkan yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah transmisi lokal yang sebesar 20,72 peresn. Artinya ada yang terjangkit karena melakukan interaksi jarak dekat dengan pasien positif Covid-19, baik di rumah, di rumah sakit  maupun di ruang publik.

" Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap disiplin menjaga jarak, menggunakan masker, perilaku hidup sehat dan bersih. Selain transmisi lokal pemerintah juga meperhatikan masih adanya penambahan angka positif pada WNI dari daerah terjangkit," kata Dewa Indra. 

Baca Juga: Pasien Covid-19 di Bali yang Sembuh Bertambah 5 

Mengenai pasien Covid-19 yang dirawat, Dewa Indra memastikan tidak ada satu pun diantara mereka  yang menunjukkan gejala berat atau dalam perawatan intensif. Saat ini  para pasien sedang menunggu hasil test swab.[]


Berita terkait
Bali Diapresiasi Berhasil Tahan Penyebaran Covid-19
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat di antaranya Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
Bali Siapkan Anggaran Rp 756 Miliar untuk Covid-19
Pemerintah Provinsi Bali merancang tiga skema penanganan pandemi Covid-19 secara menyeluruh dengan anggaran yang disiapkan sebesar Rp 756 miliar.
Bali Masih Merinci Anggaran Tanggap Covid-19
Pemerintah Provinsi Bali masih merinci besaran anggaran untuk tanggap pandemi virus corona Covid-19.
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia