Covid-19 Landai, Pariwisata di Bali Dibuka Oktober

Penyebaran wabah virus corona Covid-19 di Bali semakin melandai. Untuk itu, Pemprov berencana untuk membuka kembali sektor pariwisata.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) dalam Rakor persiapan pemulihan pariwisata di Bali di Denpasar, Jumat, 15 Mei 2020. (Foto: Nila Sofianty).

Denpasar -Penyebaran wabah virus corona Covid-19 di Bali semakin melandai. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali berencana untuk  membuka kembali sektor pariwisata, secara bertahap mulai Oktober.

"Saat ini kurva Covid-19 sudah menuju datar (flat) dan diharapka semakin menurun," kata Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) saat dikonfirmasi Tagar, Jumat, 15 Mei 2020.

Cok Ace mengatakan pada pembukaan sektor pariwisata di Bali nantinya dilakukan secara bertahap, dimulai dari Nusa Dua terlebih dahulu. "Mengingat banyak wisatawan yang sudah sangat rindu dengan Bali, kita bisa buka ITDC di Nusa Dua terlebih dahulu," katanya.

Pada Oktober nanti akan dimulai pembukaan destinasi pariwisata di Bali secara bertahap dengan penyelenggaraan even MICE Roadshow dan Media Campaign

Baca Juga: Industri MICE Anjok, ITDC Mitigasi Dampak Covid-19 

Pemilihan ITDC Nusa Dua menurut Cok Ace karena di sana secara fisik sudah terisolasi dan jauh dari pemukiman dan dengan fasilitas yang sudah lengkap. "Pada bulan Oktober 2020 nanti akan dimulai pembukaan destinasi pariwisata di Bali secara bertahap dengan penyelenggaraan even MICE Roadshow dan Media Campaign," ucapnya ketika menjelaskan tentang Rakor Persiapan Pemulihan Pariwisata di Bali pada Kamis kemarin.

Ia menambahkan, jika trend Covid-19 di seluruh dunia sudah nol persen maka bisa dibuka secara bertahap beberapa spot wisata di Bali, seperti Tanah Lot atau Monkey Forest di Ubud.

Saat ini kita memasuki dunia yang new normal, segala kebiasaan baru yang dulunya tidak dianggap normal saat ini menjadi normal

Sebagai catatan pembukaan spot tersebut tidak diikuti dengan pembukaan area di sekitarnya, untuk memaksimalkan social distancing terlebih dahulu.  Untuk Juni-Oktober 2020, Bali akan melakukan gaining confidence yang mencakup persiapan dan revitalisasi destinasi, perencanaan program promosi serta bantuan terhadap para pelaku pariwisata. Dengan begitu, pada 2021 diharapkan sektor pariwisata Indonesia bisa normal kembali.

Sekretaris Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan dengan pertimbangan dampak besar yang diterima Bali sebagai wilayah utama destinasi pariwisata Indonesia maka perlu segera dilakukan langkah-langkah yang cepat. Langkah cepat dan tepat guna ini untuk memulihkan seluruh destinasi pariwisata yang terdampak.

Nusa Dua Light FestivalNUSA DUA LIGHT FESTIVAL: Sejumlah pengunjung menikmati lampion saat Nusa Dua Light Festival di Badung, Bali, Jumat (8/12) malam. PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menggelar Nusa Dua Light Festival sebagai upaya menarik wisatawan dan menunjukkan pariwisata Bali tetap aman di tengah situasi erupsi Gunung Agung. (Foto: Ant/Fikri Yusuf)

Untuk itu, Kementrian Pariwisata telah merumuskan program CHS (Cleanliness, Health, Safety) sebagai tagline pariwisata pasca pandemic Covid-19. “Saat ini kita memasuki dunia yang new normal, segala kebiasaan baru yang dulunya tidak dianggap normal saat ini menjadi normal. Untuk itu implementasi CHS sangat tepat dilakukan sekarang,” jelas Ni Wayan Giri.

Cleanliness atau kebersihan mencakup kebersihan objek wisata serta pintu masuk.  Health atau kesehatan berupa pengecekan kesehatan para wisatawan serta safety atau keamanan yang mencakup keamanan wisatawan dan masyarakat Bali.

Bali dijadikan pilot project mengingat provinsi ini menjadi yang terbagus dalam menekan dan mengatasi pandemic Covid-19. Keberhasilan Bali telah mendapatkan apresiasi oleh Gugus Tugas nasional, ini juga bisa dijadikan nilai jual untuk pariwisata Indonesia, khususnya Bali.

Jika trend positif ini terus berlanjut, maka Kementerian Pariwisata telah membuat program yang dibagi menjadi dua periode. Yaitu Juni-Oktober disebut sebagai gaining confidence,  mencakup persiapan dan revitalisasi destinasi, perencanaan program promosi, serta bantuan terhadap para pelaku pariwisata.

Mulai  Oktober 2020 disebut sebagai appealing yaitu pembukaan destinasi pariwisata secara bertahap dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat, promosi, penyelenggaraan even dan MICE roadshow serta media campaign.  Dengan demikian, pada  2021 diharapkan pariwisata Indonesia bisa normal kembali.

Adapun provinsi yang menjadi prioritas untuk program ini adalah Bali, Yogya dan Kepulauan Riau. Setelah berhasil maka akan dilanjutkan dengan provinsi-provinsi lainnya.

Simak PulaPariwisata di Bali Masih Fokus Penanganan Corona

Cok Ace sangat mengapresiasi program Kementrian Pariwisata, apalagi Bali menjadi prioritas bersama dengan tiga  provinsi lainnya. Ia juga setuju mengangkat keberhasilan Bali dalam menangani Covid-19 sebagai salah satu promosi pariwisata. “Ini bisa meyakinkan wisatawan untuk datang ke Bali,” ujarnya. []

Berita terkait
120 Ribu Pelaku Pariwisata di Bali Kena Imbas Corona
Sekitar 120 ribu pelaku industri pariwisata di semua level terkena dampak pandemi virus corona Covid-19.
Mendagri Minta Daerah Bantu Pariwisata Bali
Mendagri Tito Karnavian mengatakan dengan adanya kegiatan MICE di Provinsi Bali bisa mengembalikan kepercayaan jika Bali tetap tujuan wisata.
Virus Corona Insan Pariwisata Bali Gelar Doa Bersama
Pelaku usaha pariwisata Bali berharap wabah virus corona bisa segera berakhir agar wisatawan dari China bisa kembali datang berlibur ke Bali.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.