120 Ribu Pelaku Pariwisata di Bali Kena Imbas Corona

Sekitar 120 ribu pelaku industri pariwisata di semua level terkena dampak pandemi virus corona Covid-19.
120 ribu pelaku pariwisata Bali menerima bantuan sembako dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, MNC Group dan Polda Bali di Nusa Dua Bali, Jumat 17 April 2020. (Foto: Nila Sofianty).



Denpasar - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan sekitar 120 ribu pelaku industri pariwisata terkena dampak pandemi virus corona Covid-19.

"Estimasi jumlah pelaku industri pariwisata di Bali yang terkena dampak sekitar 120 ribu di semua level mulai dari level executive sampai crew, daily worker dan outsourcing," ujar Ida Bagus Agung Partha Adnyana saat dikonfirmasi seusai acara penyerahan bantuan sembako secara simbolis untuk pelaku pariwisata Bali dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, MNC Group dan Polda Bali di Nusa Dua Bali, Jumat 17 April 2020.

Bantuan sembako ini dilakukan atas dasar kemanusiaan untuk mereka yang terdampak Covid-19

Ia menambahkan, untuk jangka pendek yang dibutuhkan para pelaku pariwisata Bali saat ini adalah memang bantuan kebutuhan sembako. Untuk itu ia mengapresiasi kerja sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, MNC Group dan Polda Bali.

Baca Juga: Hotel di Bali Banting Harga di Tengah Pandemi Corona

Bali sebagai daerah penyumbang devisa terbesar di Indonesia dalam hal pariwisata sangat merasakan efek dari Covid19.

Pada kesempatan yang sama, Kapolda Bali, Petrus Reinhard Golose mengucapkan terima kasih kepada para stakeholders terkait yang telah mendukung terlaksananya pemberian bantuan kepada para pelaku pariwisata yang terkena dampak pandemi Covid19. Menurutnya, saat ini Covid-19 masih menjadi pandemi di berbagai negara dan melumpuhkan sektor perekonomian.

Pembagian sembakoPembagian sembako untuk 120 ribu pelaku industri pariwisata di Bali. (Foto: Nila Sofianty).

"Bali sebagai daerah penyumbang devisa terbesar di Indonesia dalam hal pariwisata sangat merasakan efek dari Covid19," ujar Petrus.

Meskipun Bali belum masuk zona merah, Kapolda berharap seluruh masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan karena lawan yang dihadapi saat ini tidak terlihat dengan kasat mata.

Menurut Petrus, bantuan sembako ini dilakukan atas dasar kemanusiaan untuk mereka yang terdampak Covid-19. Bantuan sembako ini diharapkan dapat meringankan beban para pelaku pariwisata untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Terapkan pola hidup sehat dan bersih serta ikuti anjuran pemerintah agar terhindar dari Covid19. Mari kita bersama-sama lawan Covid19 agar pandemi ini segera berakhir dan dunia pariwisata di Bali dapat kembali pulih," ucapnya.

Baca Juga: Corona, Perusahaan di Bali Diminta Daftarkan PHK 

Bantuan sembako sebanyak 40 ton beras, 16 ton gula pasir, 16 ton liter minyak goreng, 8000 doz mie instan, 40.000 teh gelas, 8000 bungkus kecap manis isi 520 ml dan 8000 pack kopi instan disalurkan kepada 8.000 orang pelaku pariwisata Bali yang membutuhkan.

Masing-masing mendapatkan satu paket sembako berisi 5 kg beras, 2 kg gula pasir, 2 liter minyak goreng, 1 dus mie instan, 5 teh gelas, 1 bungkus kecap manis dan 1 pack kopi instan.[]

Berita terkait
Insentif Pariwisata 443 M Baiknya untuk Cegah Corona
Anggota Komisi IX DPR M Nabil sebut Insentif pariwisata Rp 443,39 miliar sebaiknya dialihkan ke pos yang membutuhkan yaitu pelayanan kesehatan.
Pariwisata Bali Coba Bangkit Pasca Virus Corona
Dinas Pariwisata Bali mengapresiasi langkah pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan menggairahkan kembali sektor pariwisata pasca virus corona.
Virus Corona Insan Pariwisata Bali Gelar Doa Bersama
Pelaku usaha pariwisata Bali berharap wabah virus corona bisa segera berakhir agar wisatawan dari China bisa kembali datang berlibur ke Bali.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.