Covid-19 Global Jumlah Kasus Tembus Angka 3,5 Juta

Jumlah kumulatif kasus Covid-19 secara global menembus angka 3,5 juta dengan kasus terbanyak di Eropa dan Amerika Utara
Burundi, Afrika, laporkan kasus Covid-19 setelah dua warga terdereksi positif virus corona. (Foto: tuko.co.ke/Taarifa).

Jakarta – Hanya dalam hitungan 125 hari sejak tanggal 31 Desember 2019 sampai 3 mei 2020 wabah atau pandemi virus corona baru (Covid-19) sudah menggoreskan kasus positif Covid-19 global pada angka 3.502.009 dengan 245.064 kematian dan 1.128.551 sembuh. Ini dilaporkan situs independen worldometer tanggal 3 Mei 2020 pukul 11.13 GMT atau 18.13 WIB.

Selain fenomena perkembangan kasus yang pesat semula di Italia lalu menyeberang ke Amerika Serikat (AS) juga pertambahan kasus di Iran serta Brasil yang sangat cepat.

Selain Spanyol dan Italia kasus yang sangat cepat bertambah di Eropa terjadi di Rusia dan Turki. Jumlah kasus di Spanyol dan Italia ada di angka 200.000-an, sedangkan di Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Turki ada pada angka 100.000-an. Sedangkan di AS jumlah kasus 1,1 juta lebih.

Urutan peringkat 1-10 dalam jumlah kasus terbanyak adalah AS 1.160.996, Spanyol 245.567, Italia 209.328, Inggris 182.260, Prancis 168.396, Jerman 164.967, Rusia 134.687, Turki 124.375, Iran 97.424 dan Brasil 97.100. China sendiri ada di belakang 10 negara ini pada peringkat ke-10 dengan jumlah kasus 82.877.

Di belakang China dan di atas Korea Selatan (Korsel) dengan kasus 10.793 ada 25 negara, termasuk Indonesia dengan jumlah kasus antara 11.000-an – 50.000-an. Ada India, Arab Saudi, Pakistan, Singapura, Israel, Jepang, dll.

Perkiraan banyak kalangan di awal pandemi Covid-19 akan merebak di Korsel sebagai negara yang berbatasan langsung dengan China. Tapi, antisipasi Negeri Ginseng itu, al. dengan tes spesimen swab massal jauh sebelum kasus terdeteksi membuat negeri itu bisa menghadang virus. Tes terhadap warga dimulai tanggal 2 Januari 2020 sedangkan kasus pertama dilaporkan tanggal 20 Januari 2020.

AS sendiri disebut banyak kalangan terlambat melakukan tes dan membiarkan warganya tetap bepergian ke banyak Negara, terutama Eropa, ketika wabah sudah merebak di dunia.

Indonesia pun disebut sangat terlambat melakukan tes spesimen swab PCR karena dilakukan setelah kasus terdeteksi 2 Maret 2020. Jumlah warga yang menjalani tes PCR pun sangat terbatas (112.965) kalau dibandingkan dengan Korsel (630.973).

Ketika tidak ada vaksin dan tes sangat lambat, maka partisipasi aktif masyarakatlah yang bisa memutus mata rantai penyebaran virus. Celakanya, partisipasi warga sangat rendah dalam menjalankan anjuran pemerintah sesuai dengan protokol kesehatan WHO, yaitu: jaga jarak fisik, tetap di rumah, sering cuci tangan, dll.

Bahkan, biar di beberapa daerah sudah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), semacam lockdown terbatas, warga tetap tidak patuh dengan berbagai alasan dan kadang mengelabui petugas yang menjaga PSBB. []

Berita terkait
Memutus Covid-19 Hanya dengan Peran Serta Masyarakat
Penyebaran virus corona (Covid-19) yang massif di Indonesia hanya bisa dihentikan atau diputus dengan dukungan yaitu peran serta aktif masyarakat
Covid-19 Indonesia Salip Korea Selatan
Biar pun deteksi kasus Covid-19 di Indonesia lambat, tapi ternyata jumlah kasus Covid-19 di Indonesia lampaui jumlah kasus Covid-19 Korea Selatan
Lima Negara Kejar-kejaran ke Puncak Pandemi Corona
Di awal wabah virus corona (Covid-19) merebak di China sepertinya virus hanya berkecamuk di sana, fakta baru episentrum pindah ke Eropa dan AS
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.