Lima Negara Kejar-kejaran ke Puncak Pandemi Corona

Di awal wabah virus corona (Covid-19) merebak di China sepertinya virus hanya berkecamuk di sana, fakta baru episentrum pindah ke Eropa dan AS
Italia menutup bagian utara negara itu untuk mencoba dan membendung virus corona (Covid-19). (Foto: qz.com).

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Sejak pertengahan Maret 2020 penemuan kasus baru positif virus corona (Covid-19) mulai pindah dari China dan Korea Selatan ke Eropa yaitu Italia dan Spanyol serta Amerika Serikat (AS). Bagi kalangan ahli epidemiologi ada kekhawatiran besar episentrum Covid-19 akan pindah ke Eropa dan AS.

Kekhawatiran ternyata jadi kenyataan. Laporan harian Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) pada tanggal 28 Maret 2020 pukul 10:00 CET atau 16 WIB jumlah kasus kumulatif positif Covid-19 di China 82.230, sedangkan di AS 85. 228 dan di Italia 86.498. Jumlah kasus di AS dan Italia sudah melampaui kasus di China.

Setelah Italia dan AS kasus yang dilaporkan di Spanyol 64.059, Jerman 48.582 dan Prancis 32.542 serta Iran 32.332 juga seakan kejar-kejaran untuk menuju puncak ‘klasemen’ Covid-19.

Deteksi kasus baru di enam negara tsb. pada hari-hari di minggu terakhir bulan Maret 2020 bertolak belakang dengan di China dan Korea Selatan yang justru tidak ada kasus baru dan kalaupun ada sangat sedikit.

ilus lima negaraLaporan kumulatif kasus Covid-19 di lima negara berbanding dengan China dan Kosea Selatan. (Foto: Tagar/Syaiful W. Harahap).


Pada tanggal 28 Maret 2020, misalnya, China melaporkan 152 kasus baru. Pada tanggal yang sama Italia melaporkan 5.959 kasus baru dan AS melaporkan 16.894 kasus baru.

Bertolak dari penemuan kasus baru yang menunjukan kecepatan penularan (infeksi), terutama di AS, Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) memberikan peringatan kepada pemerintah Trump bahwa negaranya bisa jadi pusat penyebaran virus corona (episentrum) baru.

Data WHO menunjukkan sejak minggu kedua Maret 2020 menunjukkan 85 persen kasus baru positif Covid-19 terdeteksi di Eropa dan AS. Sedangkan kematian terbanyak terjadi di Italia yang melampaui jumlah kematian di China. Dengan awal wabah pada akhir Desember 2019 di China kematian dilaporkan 3.000, sedangkan di Italia sudah mencapai 6.000-an.

Tapi, AS menyusul Italia dengan jumlah kematian dan jumlah kasus positif Covid-19 yang melewati angka 50.000. Ini jauh di atas kasus yang dilaporkan China di angka 30.000-an. Jauh di atas Korea Selatan yang hanya melaporkan seratusan kematian.

Tes yang dilakukan di AS melonjakkan kasus yang terdeteksi sehingga seperti dilaporkan WHO pada tanggal 28 Maret 2020 jumlah kasus positif Covid-19 di AS mencapai 85.228 dan di Italia 86.498. Namun, laporan situs independen worldometers tanggal 29 Maret 2020 pukul 05.07 GMT atau 12.07 WIB menunjukkan jumlah kasus positif Covid-19 yang dilaporkan di AS mencapai 123.750 dan Italia 92.472.

Di bawah China dengan kasus jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 81.439 ada Spanyol 73.235, Jerman 57.695, Prancis 37.575, disusul Iran dengan 35.408. Di hari-hari berikutnya jumlah kasus yang baru terdeteksi bisa mengubah posisi ini.

Dalam kaitan itulah Indonesia perlu berbenah agar tidak masuk ke jalur puncak kasus positif Covid-19. Tanpa dukungan masyarakat secara aktif jumlah kasus terdeteksi sebanyak 1.155 dengan 102 kematian akan bertambah terus karena penularan baru terus terjadi seiring dengan ‘pembangkangan’ setengah orang di negeri ini yang tidak mau mengikuti arahan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona (dari berbagai sumber). []

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id

Berita terkait
Lockdown Brutalisme Sosialis Diadopsi Demokratis
Tanggapan terhadap pandemi Covid-19 yang diawali Wuhan, China, dengan melakukan lockdown merupakan langkah sosialis yang diadopsi demokratis
Wanita Muda di China Lolos dari Cengkeraman Corona
Catatan Shuangnan Wu, wanita muda China, dari garis depan tentang pengalamannya selamat dari ketakutan cengkeraman Covid-19 di China
Langgar Karantina di Singapura Kena Denda dan Bui
Warga negara ASEAN yang memakai fasilitas bebas visa ke Singapura diwajibkan melengkapi dokumen dengan surat tanda sehat dari Kedutaan Singapura
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.