Covid-19 Buat Sektor Pelayaran Nasional Terseok-seok

Berbagai sektor dalam negeri tengah menghadapi tantangan berat imbas pandemi corona, salah satunya sektor pelayaran nasional.
KRI Bima Suci bersiap sandar di Pelabuhan Peti Kemas Soekarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 13 Maret 2020. (Foto: Antara/Abriawan Abhe/pd)

Jakarta - Berbagai sektor dalam negeri tengah menghadapi tantangan berat imbas pandemi corona atau Covid-19, salah satu yang terkena dampaknya adalah sektor pelayaran nasional. Ketua Umum DPP Indonesian National Shippowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan hingga saat ini sektor pelayaran nasional masih dihadapkan sejumlah tantangan besar.

"Seperti masih tingginya harga bunker bahan bakar low sulphur dan masih tingginya bunga bank untuk pembangunan kapal yang membuat pelayaran kian tidak kompetitif," ucap Carmelita Hartoto dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 31 Maret 2020 seperti dilansir dari Antara.

Belum lolos menghadapi tantangan tersebut, pelayaran nasional kata dia harus menghadpi Covid-19. Sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan, selain menunggu stimulus dari pemangku kepentingan.

"Saat ini perusahaan pelayaran nasional bisa bertahan dan tidak gulung tikar saja sudah sangat bagus. Kondisi saat ini benar-benar berat bagi pelayaran nasional," ujarnya.

Kapal CepatSeorang Anak Buah Kapal (ABK) melakukan aktivitas di kapal cepat saat tidak beroperasi melayani angkutan penyeberangan, di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh, Sabtu, 28 Maret 2020. (Foto: Antara/Ampelsa/hp)

Setidaknya, menurut dia ada empat aspek sektor pelayaran yang terdampak corona. Pertama, penurunan volume kargo, baik pada ekspor impor yang terdampak seperti ke China yang menurun hingga 14-18 persen dan merembet ke negara tujuan lain, seperti Singapura dan Korea Selatan.

Begitu juga pada kargo domestik, terutama pada kargo penunjang ekspor impor dan distribusi nasional yang turun 5-10 persen.

Kedua, proses clearance di pelabuhan yang lebih lama karena adanya penyemprotan disinfektan kapal, pemeriksaan kesehatan kru kapal, dan pemeriksaan riwayat perjalanan kapal. "Tentunya, kondisi ini berdampak pada penambahan biaya operasional kapal," tuturnya.

Ketiga, menurutnya kebijakan jarak fisik dan kerja dari rumah juga berdampak pada kinerja instansi di darat karena banyak yang membatasi jam kerja, termasuk tenaga operasional di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, terkait kepengurusan sertifikat kapal dan kesyahbandaran.

Keempat, kata dia pelayaran nasional mengalami kendala docking kapal. Hal ini disebabkan sejumlah galangan mengurangi jumlah pekerja di lapangan untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19.

Akibatnya, menurut dia pekerjaan perawatan kapal-kapal yang sedang docking terkendala entah sampai kapan dan kapal lainnya harus antre lama untuk docking dalam dua bulan terakhir. Selain itu, suku cadang kapal yang impor dari China terkendala sehingga lebih lama dan lebih mahal.

Menurut Carmelita kondisi yang sangat memukul sektor pelayaran nasional saat ini juga akan berdampak pada menurunnya kinerja industri terkait lainnya, seperti kinerja logistik, asuransi, galangan, industri suku cadang kapal hingga ke instansi pendidikan SDM pelaut.

Karena itu, menurutnya dibutuhkan sejumlah stimulus dari pemangku kepentingan pelayaran nasional, seperti pemberian kelonggaran panjang pembayaran pinjaman bank, penjadwalan kembali pembayaran pinjaman bank, dan penghapusan pajak (PPN dan PBBKB) atas BBM.

Stimulus lain yang dibutuhkan seperti harga BBM yang kompetitif dan pasokan BBM yang stabil, diskon biaya-biaya di pelabuhan, dan diskon suku bunga pinjaman.

Selain itu, pelayaran nasional juga membutuhkan dispensasi penundaan pengurusan sertifikat-sertifikat kapal, sepanjang sertifikat tersebut dapat ditunda dan tidak membahayakan jiwa pekerja dan kapal. Terakhir, diperlukan dispensasi dengan memberlakukan penundaan docking untuk yang sedang dalam operasional.

INSA juga harap agar akses dari dan ke pelabuhan tetap berfungsi dan berjalan seperti biasa. "Stimulus ini diperlukan karena kapal tetap beroperasi seperti biasa untuk memenuhi kebutuhan logistik di seluruh Indonesia," ucapnya. []

Berita terkait
Bara JP Minta Pengamat Tak Monopoli Kebenaran Solusi Covid-19
Bara JP meminta para pengamat tidak memonopoli kebenaran dan memaksakan kehendak terkait solusi pemerintah menangani Covid-19.
14 WNI Pasien Covid-19 di Luar Negeri Sembuh
Dari 133 WNI yang tertular virus corona (Covid-19) di luar neger dilaporkan Kemlu RI 14 sudah dinyatakan sembuh di beberapa negara
PDIP: DPR Koordinasi Selamatkan Bangsa dari Covid-19
Politisi PDIP Rahmad Handoyo menegaskan seluruh anggota DPR yang ada di parlemen turut bekerja menangani persoalan virus corona atau Covid-19.
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.