Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri memprediksi ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 4,7 persen. Maka dari itu, untuk mencegah perlambatan ekonomi imbas virus corona atau COVID-19 pemerintah kata dia harus membangun kepercayaan publik.
"Pemerintah harus building confidence bahwa pemerintah bisa menyelesaikan corona," ujar Faisal Basri di Jakarta, Jumat, 6 Maret 2020 seperti dilansir dari Antara.
Baca juga: Kadin: Pemerintah-Pengusaha Kolaborasi Hadapi Corona
Menurut dia, situasi saat ini berbeda dengan perlambatan ekonomi tahun sebelumnya, misalnya gejolak krisis keuangan global 2008 yang berawal di Amerika Serikat. Saat itu, kata Faisal pemerintah masih memiliki banyak instrumen fiskal yang dapat diterapkan untuk menangani perlambatan ekonomi.
Tapi sekarang, perlambatan ekonomi tak hanya bergantung pada instrumen fiskal, tetapi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. "Saat ini kesehatan. Situasinya kepanikan, tidak bisa diselesaikan oleh kebijakan suku bunga saja, tidak efektif dengan corona," ucapnya.
Selain itu, yang paling penting sekarang untuk menghadapi corona menurut dia adalah strong public health policy response. "Respon kebijakan kesehatan publik yang harus diperkuat, juga bagaimana menahan simpang siurnya pemberitaan-pemberitaan," katanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya akan memantau dampak terhadap perekonomian Tanah Air, seusai virus corona mewabah di Indonesia "Kita fokus melihat dampak ke satu kuartal terutama dengan fokus kemarin ke beberapa sektor dan daerah yang terkena langsung," kata dia.
Salah satu sektor yang saat ini terus dipantau adalah pariwisata. Karena sektor tersebut paling terimbas saat COVID-19 yang berasal dari China meluas secara global.
"Pariwisata drop karena dua juta turis berasal dari China jadi implementasi akan dikerjakan. Pelaksanaannya sedang kita terus lancarkan dengan kerja sama Pemerintah Daerah," tuturnya. []