Covid-19 Amerika Serikat Tembus Angka 1,5 Juta

Kasus Covid-19 di Amerika Serikat terus bergejolak sementara warganya menolak protokol kesehatan WHO, kini kasus di negeri itu mencapai 1.504.881
Pengunjuk rasa memadati jalan raya di persimpangan Main Street dan Walnut Avenue di pusat kota Huntington Beach, California, AS, pada hari Jumat, 17 April 2020, untuk memprotes jarak sosial dan penutupan kegiatan ekonomi. (Foto: latimes.com/Kevin Chang / Staff Photographer).

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Ternyata sesumber Presiden Amerika Serikat (AS) yang mengatakan virus corona (Covid-19) tidak akan bisa masuk ke negaranya tidak terbukti. Laporan situs independen worldometer tanggal 16 Mei 2020 pukul 22.49 GMT atau tanggal 17 Mei 2020 pukul 05.49 menunjukkan jumlah kasus positif Covid-19 di AS mencapai 1.504.881 dengan 89.511 kematian dan 337.829 sembuh.

Dengan jumlah ini, 1.504.881, mengokohkan peringkat Negeri Paman Sam itu di puncak pandemi Covid-19 global. Ketika pandemi bergejolak di Wuhan, China, banyak negara yang melihat dengan sebelah mata, termasuk Indonesia yang ditandai dengan pernyataan-pernyataan pejabat tinggi yang nyeleneh.

Berbeda dengan Korea Selatan (Korsel), Thailand dan Vietnam yang segera menjalankan program jitu yaitu melakukan tes spesimen swab dengan PCR secara sistematis. Maka, tidak mengherankan kalau kasus di Korsel di kisaran 11.000-an dengan kematian sedikit. Di Vietnam bahkan tidak ada kematian.

Sementara itu AS yang mengabaikan protokol kesehatan yang dianjur WHO, seperti social dan physical distancing, dll. Misalnya, warga AS tetap berkunjung ke pantai yang ramai. Bahkan, ketika beberapa negara bagian menerapkan lockdown warga AS justru turun ke jalan unjuk rasa memprotes lockdown. Warga membawa poster dan spanduk, al. mengatakan Covid-19 sebagai kebohongan.

Ketika kasus pertama terdeteksi di AS, 23 Januari 2020, pemerintahan Trump tidak bertindak cepat sehingga pakar melihat hal itu bisa berakibat fatal. Penerbangan dari dan ke China baru dihentikan AS 31 Januari 2020 yang disebut pakar sudah terlambat karena sebelumnya setiap bulan 900 warga Wuhan melancong ke New York. Tes Covid-19 dijalankan AS sejak Februari 2020 yang disebut pakar sudah sangat terlambat.

Jumlah kasus di AS itu jauh dari jumlah kasus di negara-negara lain yang ada di peringkat atas, seperti Spanyol, Rusia, Inggris, dst. Berikut ini posisi AS pada peringkat lima negara terbanyak kasus positif Covid-19:

  1. AS 1.504.881 dengan 89.511 kematian dan 337.829 sembuh
  2. Spanyol 276,505 dengan 27,563 kematian dan 192,253 sembuh
  3. Rusia 272,043 dengan 2,537 kematian dan 63,166 sembuh
  4. Inggris 240,161 dengan 34,466 kematian dan N/A sembuh
  5. Brasil 233,142 dengan 15,633 kematian dan 89,672 sembuh

Pandemi Covid-19 belum menunjukkan akan reda bahkan di Kota Wuhan, China, dikabarkan terdeteksi virus gelombang kedua sehingga otoritas kota itu melakukan tes Covid-19 terhadap 11 juta warga kota pekan lalu. []

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di Tagar.id

Berita terkait
Covid-19 Global Jumlah Kasus Tembus Angka 4,5 Juta
Pendemi Covid-19 terus menimbulkan gejolak di ratusan negara di dunia yang pada tanggal 15 Mei 2020 kasus global menembus angka 4.500.000
Covid-19 di Amerika Serikat Tembus Angka 1 Juta
Episentrum Covid-19 hanya sebentar di sumber awal yaitu China karena pandemi menyeberang ke Eropa dan Amerika Serikat yang sekarang jadi episentrum
Covid-19 Dunia Terancam Pandemi Gelombang Kedua
Otoritas Kota Wuhan, China, yang diperkirakan asal virus corona menjalankan tes massal terhadap 11 juta warga karena ditemukan kasus Covid-19 baru
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.